Hanbin: ntr bisa ketemuan?
Pesan dari Hanbin membuat Jennie hampir menjerit ketika pelajaran sejarah. Siapa yang tidak kaget jika diminta ketemuan oleh mantan?
Jennie: bisa
°°°
"Hi, sumpah kok gue deg-degan gini ya," ujar Jennie.
Leehi terkekeh. "Santai aja kali. Dia ga bakal marah ke elo,"
Saat ini Jennie dan Leehi berada di kafe dekat sekolah mereka. Hanbin bilang, ia ada urusan tentang tim basketnya, karena itu Hanbin agak telat.
Tak lama, muncul lelaki berjaket jeans. Ia tampak mencari seseorang. Setelah ia melihat Jennie di pojok kafe, ia pun mendekati Jennie.
"Gue ke meja sana ya," Leehi pun berpindah meja, karena takut menggangu Hanbin dan Jennie.
"Udah lama?" tanya Hanbin basa-basi.
"Gak kok," jawab Jennie seadanya.
"Kok lo lemes? Sakit?" tanya Hanbin khawatir. Tak lupa tangannya menyentuh kening Jennie untuk memastikan Jennie baik-baik saja.
Jennie merasakan seluruh tubuhnya memanas. Tidak, ia tidak boleh terbawa perasaan karena sikap Hanbin.
"Engga kok," jawab Jennie. Jennie tersadar, Hanbin yang kemarin sudah hilang, kini Hanbin yang ceria dan bodoh sudah kembali.
"Kata Leehi kamu lemes gitu," ujar Hanbin.
Benar-benar mulut gadis itu. Memang sih, Hari ini Jennie malah yang lemas dan pendiam. Mungkin karena masalah kemarin, mood Jennie menjadi jelek.
"Daripada nanyain gue, mending gue tanya lo kenapa kemaren sikap lo gitu?"
Hanbin tampak berpikir mencari alasan. "Gapapa," jawabnya enteng.
Jennie memutar bola matanya malas. "Kalo gapapa, kenapa lo judesin gue, jadi pendiem, trus kasar?"
"Enggak kok," Hanbin terus mengelak.
"Gue tau semua dari Leehi, ok. Lo aja banting pintu, banting hp, banting buku, apa lagi yang mau dibanting?" sekarang Jennie malah tampak seperti orang marah. Omong-omong, semua laporan yang Jennie katakan itu, ia dapatkan dari Leehi, teman sekelas Hanbin.
Hanbin terkekeh. "Mood gue lagi jelek aja,"
Bohong. Jennie sudah mengenal lelaki itu hampir 5 tahun, dan baru kali ini melihat sikap Hanbin yang seperti kemarin.
"Pasti karna gue ya?" tebak Jennie.
"Enggak yaampun,"
"Sumpah?"
"Iya sumpah. Kok bisa elo coba?"
Jennie mengerucutkan bibirnya. "Lo aja kalo ketemu gue kayak orang ga kenal gitu," akhirnya gadis itu bisa mengeluarkan unek-uneknya.
"Gimana mau nyapa, elo mukanya judes gitu jadi takut guenya," balas Hanbin sambil berlagak pura-pura takut.
Bukannya marah, Jennie malah tertawa. "Gue emang gitu kan kalo misal lagi di publik? Mungkin gue juga ga liat elo," ujar Jennie, yang sedikit dibumbui kebohongan.
"Yaudah, sapa gue dong,"
"Gue malu,"
Astaga, ingin rasanya Hanbin mencubit pipi gadis itu karena gemas. Hanbin terkekeh mendengar jawaban gadis yang ada di depannya. "Malu kenapa?"
"Takutnya digoda sama temen-temen gue. 'Cieee' gitu," Jennie mengerucutkan bibirnya.
Lagi-lagi Hanbin tertawa. Tiba-tiba Hanbin merasa bangga karena dapat melihat sisi manis Jennie. "Ya gak usah didengerin lah,"
"Tetep aja malu," ucap Jennie. Gadis itu pura-pura sibuk mengaduk vanilla latte miliknya, karena tidak tahu harus berbicara apa lagi.
Sempat ada atmosfer kecanggungan di antara mereka berdua.
"Yaudah, jadi, ini cuma salah paham doang kan?" tanya Hanbin memastikan, memecah keheningan yang ada.
Jennie mengangguk. "Iya. Besok lo jangan sombong-sombong ya. Masa kalo ketemu kayak orang asing,"
"Iya iya. Pulang bareng siapa?"
"Sama Leehi. Mau mampir ke Gramed dulu soalnya,"
"Oh yaudah deh. Gue pulang ya?" Hanbin beranjak dari tempat duduknya, bersiap untuk pulang.
"Iya. Hati-hati ya. Dadah!" Jennie melambaikan tangannya pada Hanbin.
————————————
"Berarti Jennie masih peduli sapa gue dong ya?" -Hanbin
"Hanbin bad mood kenapa coba sampe segitunya?" -Jennie
"GEMESH BANGET IH SAMA JENBIN!! BALIKAN NAPA SIH??!1!" -Leehi
——— ex ———
(n) mantan.Exidied's present
[Published]
°°°
Vote+comment nya dong :">
Biar aku semangat nulis dan cepet update
Biar aku tau, seberapa banyak yang nungguin cerita ini update :'>
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex -hanbin, jennie
Short Story❝ kalian terlalu akrab untuk disebut mantan pacar. ❞