4. Maaf

14 3 0
                                    

Fira membuka lembar demi lembaran buku LKS nya, padahal sudah dari tadi ia berusaha mencari rumus soal matematika yang ada di depan papan namun tidak kunjung menemukannya juga.

Akhir-akhir ini pikirannya sedikit kacau karena terus terusan memikirkan Alex. Benar kata Lisa semakin Fira sayang ke orang itu maka semakin menurun pula konsentrasi belajarnya.

"Ada gak?" tanya Lisa yang sedikit sebal karena Fira yang tak kunjung menemukan jawabannya.

"Gak," jawab Fira singkat.

Lisa mengambil paksa Lks itu sembari mendumel, "Gimana mau ada, orang lo mikirin Alex terus," cibirnya.

Fira melirik Lisa sinis "Apasi," ucapnya ketus

"Lupain atau lo gini terus!!! Orang dianya juga udah ngehindar jadi yaudah tinggalin aja," ucap Lisa dengan enteng tanpa pikir panjang bagaimana perasaan Fira.

Fira hanya bisa tersenyum kecut sambil membatin dalam hati 'Seandainya aja ngelakuin itu gampang'

Fira akhirnya memilih untuk keluar kelas, menjernihkan pikiran karena ucapan Lisa dan banyak tugas yang belum kelar. Ia mengambil langkah untuk menjauhi kelas, rasanya ia benar benar bosan untuk saat ini.

Fira mengedarkan arah pandangan ke seluruh koridor dan tidak sengaja melihat kehadiran Alex dan teman temannya sedang menongkrong di koridor depan kelasnya.

Melihat Alex tersenyum saja sudah membuat ia bahagia. Seorang secret admirer seperti dia hanya bisa menatap orang yang ia sayangi dari kejauhan, mungkin doa saja yang mendekatinya dan biarkan usaha yang mendapatkan hasilnya.

Semoga saja perjuangannya tidak berakhir sia-sia.

None

"Fir disuruh Bu Yeni ngambil buku di kelas XII-2" ucap Khofifah kepada Fira yang masih sibuk berkutat dengan ponselnya.

Fira melihat Khofifah sekilas lalu mengangguk dan berjalan ke ruang kelas XII-2. Entah mengapa ia merasa deg deg-an, atau mungkin karena XII-2 adalah kelasnya Alex

Waktu ia sudah berada di depan kelas XII-2, ia menyiapkan banyak oksigen terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok...

Tak berselang lama pintu itu terbuka, dengan cepat ia menunduk, ia berharap jika yang membukakan pintu itu adalah orang lain. Ia tidak bisa membayangkan jika yang membuka pintu itu adalah Alex.

"Hmm..." terdengar suara deheman yang begitu khas.

Fira mendongkak pelan untuk memastikan suara deheman yang terasa sangat familiar di telinganya. Ia merasa seperti de Javu dengan mimpinya. Perlahan terlihatlah wajah Alex.

Fira terdiam kikuk saat melihat Alex mengangkat satu alisnya seolah bertanya 'Ngapain?'.

"Ehm itu... Apa sih ehm... itu loh..." Fira merutuki dirinya sendiri yang terlihat salah tingkah didepan Alex. Ia menarik napasnya terlebih dahulu lalu menghembuskannya perlahan.

Alex melipat tangannya di depan dada menunggu jawaban yang jelas dari Fira. "Itu Lex gue mau ngambil buku Bahasa Indonesianya temen- temen lo disuruh Bu Yeni," jelas Fira.

Alex menatap Fira sebentar sebelum akhirnya berbalik mengambil tumpukan buku Bahasa Indonesia. Alex mengangkat buku itu dan berjalan kearahnya.

"Ayo!" ajak Alex saat sampai di depan Fira.

Bodohnya, Fira malah tetap berdiri di depan pintu masuk kelas orang. Ia hanya melihat Alex berjalan sambil mengangkat tumpukan buku itu. Mungkin Alex merasa ia berjalan sendirian akhirnya dia memutar badannya, ia berdecih pelan.

Alex menatap tajam kemudian berkata "Cepet!"

Fira mengangguk, ia buru buru mensejajarkan langkah. Suasana hening hanya ada suara 2 pasang sepatu yang mengenai lantai.

Fira menoleh kearah Alex yang lurus memandang ke depan. Apa ia harus minta maaf ya agar suasana nya menjadi tidak canggung?.

"Lex," panggil Fira sembari memainkan jari-jarinya.

Alex hanya melirik Fira sekilas, tapi Fira meyakinkan dirinya agar ia tidak menyerah untuk meminta maaf padanya. "Maafin gue ya kemarin, gue gak sengaja tiba-tiba aja tubuh gue kek gitu. Emang sih kebiasaan gue gak bisa ngendaliin tubuh gue sendiri mianhae" sesal Fira dengan muka memelas

"Ya, gak papa," jawab Alex yang terkesan dingin.

Alex memberikan tumpukan buku itu ke Fira. Untung saja ia dengan sigap menerima buku itu jika tidak buku itu akan berjatuhan di lantai. "Lex...," belum selesai ia berbicara Alex sudah keburu pergi. "... Makasih" lanjutnya yang entah didengar atau tidak.

None

Jika satu kesalahan yang tak ku sengaja bisa membuatmu pergi menjauh bagaimana bisa aku mengenalmu lebih jauh? Tolong beri aku kesempatan kedua dan aku tidak akan melakukan kesalahan kecil namun fatal itu

Fira menutup buku coret coretannya. Pikirannya masih sama, masih di kejadian kemarin dimana ia dengan mudahnya merusak semuanya.

Mungkin gara-gara kemarin Alex berfikir bahwa ia adalah cewek murahan, tapi bukan itu yang dia takutkan.

"Fir lo ngapain diem aja bantuin gue nyari jawabannya nomer 34 cepet!" Lisa melemparkan satu buku paket kearah Fira.

Fira memutar bola matanya malas. Gimana ia tidak malas coba, tadi ia sudah mengerjakan soal matematika sekarang Ipa, untung aja dia sabar.

"Lo boleh kok mikirin cinta lo itu tapi inget jangan lupain pelajaran juga! Pelajaran ini lebih penting dari dia," celoteh Lisa yang sudah agak muak dengan perubahan Fira.

"Iyain,"

"Lo itu ya Fir, gue bilangin malah kek gitu! Gini ya Fir cowok itu dibagi menjadi 3; ada yang cuma mandang fisik atau bahasa kasarnya muka sama bodynya, ada juga yang cari pinternya atau milih hatinya dan ada juga yang menerima kita apa adanya. Lah dari tiga itu kalo lo gabisa jadi tiga-tiganya seenggaknya lo bisa jadi 2 diantara itu, ets iya kurang satu yang satu ini sih mungkin jarang ya, yang satu ini tipe cowok yang suka sama uangnya atau matre" jelas Lisa yang masih tidak ia mengerti.

"Jadi gue harus gimana?" tanya Fira dengan wajah polosnya.

"Jadi diri lo sendiri ajalah biarin dia suka atau gak karena cowok yang tulus itu pasti bakalan nerima lo apa adanya" jawab Lisa.

none

Bulan sudah menampakkan dirinya tetapi lagi lagi Fira hanya bisa menatap bulan dan bintang yang saling menemani satu sama lain.

Fira ingin pergi nongkrong dengan teman temannya tetapi besok hari pertamanya ulangan. Ia jadi ingat kata katanya Alex kemarin tentang ulangan.

"Kertas itu gak usah dipikir! Ngapain coba lo mikirin kertas toh kertas juga gak mikirin elo. Kalo gue sih enak gak pake mikir tinggal bilang 'Gak ada yang mau ngasih jawaban?' langsung tuh banyak cewek yang ngasih lembar jawabannya ke gue" ucap Alex

"Ya lo enak lah gue? Dapet contekan aja kagak!"

"Firaa ngapain sih lo belajar toh nilainya sama aja. Kayak gue nih gak pernah belajar karena dulu gue pernah serius banget eh ternyata nilai gue sama aja" ujar Alex

Fira cuma bisa mengangguk sok ngerti apa yang Alex bicarakan padahal mah dia kagak ngerti sama jalan pikiran Alex.

Fira mengambil ponsel dan buku latihan soal kemudian menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

"Ma, aku belajar bareng di rumahnya Elisa!!" setelah pamit Fira langsung berlari menjauhi perkarangan rumahnya karena tidak mau mendengar penolakan dari mulut Mamanya.

Saat ia berlari tiba tiba saja ponselnya bunyi dan saat itu juga jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.






Mianhae: Maaf

Hai cuma mau bilang semoga suka.

Jan lupa vote dan saran ya makasih.

Nothing without youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang