Lisa mengambil semua kotoran yang berserakan di sekitar mejanya, sedangkan Fira hanya melihat Lisa dengan tatapan datar. Malam ini ia memimpikan Alex lagi, mungkin saja mimpinya kali ini, untuk memperingatinya agar ia tidak mendekati Alex.
Sekarang ia tau apa arti mimpinya yang pertama. Mimpi itu bercerita tentang dimana Fira seperti mengejar Alex tetapi Alex malah seperti menjauh dan tidak suka dengannya dan dimimpi itu Alex menatap Fira dengan tatapan tajam. Ia masih mengingat itu semua, apalagi dimimpi itu ia seperti benar benar mencintai dan mengejar-ngejar Alex, tapi respon dia terkesan buruk dan cuek.
Dan semua itu terjadi, Alex selalu bersikap dingin pada Fira. Ia sangat bingung dengan mimpinya yang yang kedua ketiga dan seterusnya. Ia bersikeras akan mencari tau seiring dengan berjalannya waktu agar ia tau apa arti mimpi mimpinya yang lain.
"Ra!" panggil Lisa. Suara Lisa mampu membuat Fira terlonjak kaget.
"Apa sih Lis?" tanyanya
"Lo kenapa kok ngelamun?" tanya Lisa.
"Engga," jawabnya singkat
"Gak usah bohong! Gue gak suka,"
"Engga Lis, gue gak kenapa napa," jawab Fira yang tidak ingin menjelaskan apapun.
"Fira Bulan," ucapnya dengan penuh penegasan.
"Ok..., Gue udah tau arti mimpi gue yang pertama, tapi gue belum siap buat cerita, " kata Fira yang langsung beranjak ingin meninggalkan Lisa
Lisa mendengus pelan, "Yaelah Fir lo mah gitu,"
None"Aduhhh... Sakit banget!!!!!" rintih Fira agak keras saat ini ia sedang berada di dalam toilet.
"Aaargggh gak biasanya kek gini deh perasaan," ia memegangi perutnya yang terasa amat nyeri karena datang bulan.
Apakah kalian pernah merasakannya? Bagi Fira ini adalah pertama kalinya perutnya terasa begitu nyeri sampai tidak bisa dijelaskan melalui kata kata, padahal ia sudah mengalami menstruasi sejak kelas 5 sd.
Ia mencoba mengigit pensil yang ia bawa tadi, ia selalu melakukan itu dengan beralasan jika mengigit sesuatu bisa meredakan nyeri padahal tidak selalu seperti itu.
"Aaaaa.... Sakit!!!"
Untung saja toilet sekarang sedang sepi bahkan hanya ada ia didalam sini, jadi ia bisa leluasa berteriak menumpahkan segala rasa nyerinya.
Tiba tiba saja ia mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekat. Ia menahan suaranya agar tidak berteriak kan bisa malu ia jika ketahuan teriak teriak.
"Aduhhhh.... Sakit banget!" rintihnya dengan suara yang agak mengecil.
Bruak....
Fira membuka matanya lebar, bibirnya agak melongo, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini, Alex mendobrak pintu masuk toilet perempuan.
"Alex," ucapnya pelan.
Ia ingin berdiri tetapi rasanya tidak mungkin karena nyeri di perutnya itu jadi ia memutuskan untuk tetap duduk di lantai.
"Lo kenapa?" tanya Alex dengan nada sedikit khawatir.
"Perut gue sakit banget," jawab Fira dengan tangan yang masih meremas perut.
Alex berjalan medekat. Sekarang bukan hanya dilep saja yang Fira rasakan tetapi juga jantungnya yang serasa ingin copot saat tangan Alex menggendong tubuhnya keluar dari toilet. Dengan muka datarnya dia ngelewatin banyak murid yang berada di luar kelas, tanpa memperdulikan gosip yang akan beredar setelah ini.
Dia membawa Fira ke UKS. Saat sudah memasuki ruangan, Alex menaruh tubuh Fira dengan sangat hati-hati di ranjang UKS.
"Lo kenapa? Sakit apa?" tanya Alex yang membuat mulut Fira terbuka sedikit, ia menatap Alex seolah tak percaya jika laki laki di depannya ini bisa menghawatirkannya.
"Hei, gue ngomong kali!" ucap Alex sembari melambaikan tangannya di depan wajah Fira.
Fira mengerjapkan matanya lalu dengan cepat menjawab "Dilep"
"Lo lagi datang bulan?"
Fira mengangguk kaku sembari berkata "Iya"
Alex mengambil botol kecil berisi air minum yang ada di saku lalu menyodorkannya "Nih minum biar gak lemes"
Fira menerima air minum itu kemudian tersenyum manis, "makasih" ucapnya
Alex diam tak ada respon yang keluar dari mulutnya. "Gumawo and mianhae makasih buat hari ini dan maaf untuk kemarin" ucap Fira
Alex hanya melihat mengangkat satu alisnya lalu pergi meninggalkan Fira sendirian. Entah mengapa Fira merasa jika sikap Alex berubah ubah atau mungkin saja jika tadi Alex cuma kasian padanya? Entahlah hanya Alex sendiri yang tau.
Fira tersenyum tipis, rasa nyeri di perutnya sudah agak mendingan tapi sekarang malah berpindah jadi ke hati.
"Mungkin Alex bakalan gue inget sebagai Pahlawan dilepnya gue" ucap Fira dengan senyum yang merekah di bibirnya
None
Fira nenutup mata seraya mengambil nafas sebanyak-banyaknya, tadi Erlindo datang menemuinya mengucapkan kata kata yang berhasil membuat ia terdiam.
Flashback
"Ra, jangan pernah bilang ke Lisa tentang kita!" ucap Erlindo.
Fira tersenyum licik "kenapa lo takut?"
"Enggak juga. Gue cuma gak mau aja ada dua sahabat yang bakalan terpecah belah cuma gara gara gue, inget Ra, Lisa suka sama gue. Kalaupun lo kasih tau dia, lo taukan apa kosekuensinya" ujar Erlindo.
Flashback off
"Gue harus apa?!!" tanyanya ke diri sendiri
"Sial, Erlindo bang**t gue benci sama lo!! Dasar bocah! Cowok nyebelin! Orang teraneh di dunia!!! Erlindo gue benci, benci, benci sama lo!!" umpat Fira.
"Jan benci nanti jadi cinta" ucap Gilang yang tiba tiba datang.
"Loh Gilang? Sejak kapan?" tanya Fira bingung pasalnya dari tadi hanya ada dia yang berada di tempat ini.
"Barusan" jawab Gilang.
Fira mengangguk mengerti. Gilang duduk disampingnya, mereka berdua terdiam tidak ada yang memulai pembicaraan mereka sibuk dengan pikirannya masing masing.
Fira menutup matanya betapa sejuknya udara saat cuaca mendung. Ia mengangkat dua sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan yang indah.
"Kok bisa lo benci sama Erlindo?" tanya Gilang.
Seketika senyum itupun pudar dari wajah Fira. Ia membuka matanya, ia menatap Gilang dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan. Sepertinya ia melupakan sesuatu yaitu Erlindo adalah anggota geng yang Gilang dan teman temannya dirikan.
"Besok, atau kapanlah itu lo bakalan tau tapi gak sekarang" jawabnya lalu kembali fokus melihat murid yang sedang tes olahraga.
"Tapi gue mau taunya sekarang" ucap Gilang dengan nada mengintrogasi
Haloooo I back!!! Setelah sekian lama aku anggurin akhirnya aku publish juga, makasih buat yang mau baca apalagi vote cerita ini, jan bosen bosen ya nungguin dadah
Zhafffffr