Realita

6 0 0
                                    

"Apaan sih Lis baru aja kita maaf-an, lo udah buat gue marah lagi" omel Fira.

Lisa menoel pipi sahabatnya itu sembari berkata, "Biarin gue kangen sama lo wlek," Lisa menjulurkan lidahnya berniat mengejek membuat tangan Fira terulur mendorong lengannya pelan.

"Apaan si Lis," ujar Fira sembari tertawa kecil.

"Ada Erlindo, bentar ya," ucap Lisa lalu  berlari kecil menuju pintu dengan senyuman manisnya.

"Erlindo, ngapain lo disini?" tanya Lisa dengan wajah cerianya saat sudah berada di depan Erlindo

"Gue mau nyamperin Fira," jawab Erlindo ketus lalu melewati Lisa begitu saja.

Erlindo berjalan mendekati Fira dengan membawa kantong plastik ditangan. Sesampainya di samping Fira Erlindo tersenyum simpul, namun bukan respon baik yang ia dapat tapi malah usiran yang keluar dari mulut Fira.

"Ngapain lo di sini? Pergi! Gue lagi gak mood!" usir Fira yang takut Lisa berpikiran aneh aneh.

"Gue cuma mau ngasih ini aja kok," Erlindo menaruh kantong plastik di meja.

"Apaan nih, Gue gak mau! Bawa pergi aja!" tolak Fira sembari menggeser kantong plastik kearah Erlindo.

"Gak mau, itu buat lo. Yaudah gue balik dulu, dadah!" pamit Erlindo sembari mengedipkan satu matanya kemudian ia berjalan pergi.

Lisa memasang muka sinisnya lalu bertanya "Kok dia bisa ngasih lo ini?" tanya Lisa dengan nada curiga.

Fira menghela napasnya kasar, ia tak menggubris pertanyaan Lisa, ia malah ngambil kantong plastik itu dan membukanya. Terlihat 4 bungkus coklat kesukaannya, "Wah enak nih" ucapnya sambil tersenyum.

"Jangan bilang lo deket sama dia?!" tanya Lisa lagi kali ini dengan intonasi suara lebih keras.

Fira melirik Lisa sinis lalu melemparkan satu batang coklat kearahnya. "Makan tuh! Kesel lama-lama gue sama elo!"

"Yah kok lo sih yang marah!" Protes Lisa tidak terima, kan seharusnya ia yang berhak marah.

Fira memutar bola matanya malas, "Serah lu!" ucapnya lalu mengambil coklat yang ada di kantong plastik. Ia memasangkan earphone ke telinganya kemudian berjalan keluar.

Alunan lagu imagination milik shawn mendes. Ia berjalan mengelilingi koridor dengan memakan coklat pemberian Erlindo tadi. Mungkin memang lagu ini cocok untuknya tapi bedanya adalah bukan di imagination tapi di alam mimpi.

Matanya terfokuskan pada cowok dengan rambut berantakan, menyender pada dinding, mengangkat satu kakinya ke belakang dan memasukan satu tangannya ke dalam saku celana.

Fira menghentikan langkahnya mencoba mensyukuri nikmat tuhan yang ia lihat saat ini. Ia ingin lewat didepannya namun ia takut grogi.

Ia kembali melanjutkan perjalanannya sembari memakan coklat dengan wajah seolah tidak peduli, padahal harinya mah tidak.

"Loh Ra mau kemana?" tanya Adetya yang ada di sebelah Alex.

"Ke hatimu," jawabnya enteng yang sontak membuat tawa bagi sebagian orang di sana.

"Dadah!!" pamit Fira lalu pergi tetapi sebelum pergi, ia sempat melayangkan ciuman jarak jauh.

"Sakit lo ya?" ucap Aditya yang masih terdengar di telinga Fira.

Fira berbalik dan mengangkat jari tengah. Ia tidak sengaja melihat kearah Alex. Ia melihat Alex yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.

None

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nothing without youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang