Chapter 24 : The War Of Lunar (2)

949 75 3
                                    

______________________________________

Setelah itu...

"alucard,  apa menurutmu kita bisa memenangkan perang ini?" tanya miya

"tentu saja" ucap alucard

"kenapa kau bisa begitu yakin?" tanya miya

"seperti apapun keadaannya yang akan menang di saat terakhir adalah pihak yang menjunjung tinggi keadilan" ucap alucard

"begitu...tumben kau benar" ucap miya

"maksudmu biasanya aku selalu salah, begitu?" tanya alucard kesal

"kalau iya memang kenapa?" ucap miya

"maaf, menganggu tapi yang mulia memanggil kalian" ucap seorang elf yang datang menghampiri

"yang mulia?" tanya miya

"kami akan segera kesana" ucap alucard

Setelah itu...

"seperti yang kalian tahu,  yang memimpin kaum orc adalah Axzel, dia seorang vampir..." dia tak bisa dibunuh kecuali dengan panah lunar,  panah legendaris yang hanya bisa di dapatkan di Gunung neraka di sebelah selatan negeri elf" ucap estes

"lalu,  anda ingin kami mengambil panah legendaris itu?" tanya miya

"tepat sekali,  tapi berhati-hatilah,  panah itu dijaga oleh roh iblis,  Fiery Guardian" ucap estes

"fiery guardian... " ucap alucard

"pergilah segera,  waktu kita tidak lama,  melihat dari keadaan...kaum orc akan segera menyerang lagi" ucap estes

"baiklah,  kami segera pergi" ucap miya yang kemudian pergi

"kami pergi dulu" ucap alucard menyusul miya

"berhati-hatilah kalian" ucap estes

Setelah itu...

Disebuah hutan...

"misi yang merepotkan" ucap alucard

"kau ini... Aku heran kenapa itu kenapa santai sekali padahal sebentar lagi perang" ucap miya

"karena kita akan dapat melindungi banyak orang jika kita memenangkan perang! Bersemangatlah!" ucap alucard

"...melindungi... " ucap miya

"kau bisa bilang dengan mudahnya kita dapat melindungi banyak orang.." ucap miya kesal

"miya?" tanya alucard

"perang belum dimulai... Dan aku bahkan telah gagal melindungi temanku sendiri!!!!" ucap miya dengan nada marah

"kau yang mengatakan hal itu dengan mudahnya...sangat kubenci!!!" teriak miya

"miya...kau gagal melindungi temanmu...tapi itu bukan alasan untuk menjadi putus asa..." ucap alucard

"memang kau tahu apa soal penderitaanku!?  Kau yang tak tahu rasanya kehilangan diam saja!!!!" tanya miya menarik kerah baju alucard

"miya... " ucap alucard

"sudahlah!!  Aku tak mau bicara denganmu lagi!  Pergilah!!" ucap miya melepaskan kerah baju alucard

"memang aku tidak mengenal temanmu itu dengan baik, tapi" ucap alucard

"kalau perasaan kehilangan karena kehilangan orang yang berharga,  aku sangat mengetahui perasaan itu" ucap alucard

"jangan bicara seolah kau mengerti!" ucap miya

"yah, sudahlah aku pergi" ucap alucard yang kemudian pergi

"ya!  Pergilah!  Lebih baik aku menjalankan misi ini sendirian ketimbang bersama denganmu!!!" ucap miya
.
.
.
.
Setelah itu...

"alucard... Aku tak menyangka dia orang yang seperti itu..." ucap miya kesal

"miya.... " ucap seseorang

"suara ini... Yang mulia!" ucap miya kaget

"miya,  aku menggunakan telepati untuk menghubungimu,  ada yang ingin kubicarakan...apa alucard ada denganmu?" tanya estes

"tidak,  tadi dia pergi sebentar" ucap miya

"begitu... Kalau begitu aku ingin sedikit cerita... Tentang masa lalu alucard" ucap estes

"masa lalu alucard?" tanya miya

"ya...ini tentang teman alucard..." ucap estes

"teman alucard.... ?" tanya miya

"Ya,  temannya alucard tewas..." ucap estes

"t-tewas!?" ucap miya terkejut

"ya... Alucard dan temannya itu selalu bersama dari kecil hingga besar,  mereka tak terpisahkan... Sama sepertimu dan aira...hingga kejadian itu..." ucap estes

"kejadian itu? " tanya miya terkejut

"kejadian dimana alucard membunuh temannya itu dengan kedua tangannya sendiri... " ucap estes

"apa!?  Alucard membunuh temannya sendiri!?" tanya miya kaget

"waktu itu..." ucap estes

Flashback...

"alucard... " ucap estes yang menghampiri alucard

"aku ini... Teman yang buruk ya...?  Aku gagal melindungi temanku sendiri,  terlebih lagi, aku telah membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri" ucap alucard

"alucard..." ucap estes

"dengan pedang terkutuk itu... Aku telah membuat tanganku berlumuran darahnya" ucap alucard melihat tangannya yang dipenuhi darah

"alucard...jangan menyalahkan dirimu sendiri... Temanmu itu pasti takkan mau kau menjadi seperti ini" ucap estes

"tapi aku..." ucap alucard

"janganlah berputus asa hanya karena gagal melindungi seseorang, tapi tetaplah berjuang karena masih ada banyak orang yang bisa kau lindungi... " ucap estes

"estes...ternyata kau memang raja yang bijak" ucap alucard

"kegagalan tak bisa dijadikan alasan untuk menyerah,  karena kegagalan itu adalah langkah awal untuk meraih keberhasilan" ucap alucard yang mengambil pedangnya

"alucard..." ucap estes

"dengan darah ini..." ucap alucard
Menyayat tangannya sendiri hingga mengeluarkan darah

"aku bersumpah,  aku akan menciptakan kedamaian untuk dunia ini... Sekaligus mewujudkan impian kita..." ucap alucard

"beristirahatlah dengan tenang... " ucap alucard

"Seira.... "
.
.
.
Flashback End

Jadi karena itu alucard... Kata-katanya tadi... 'batin miya

"dia juga memiliki penderitaan yang sama denganmu,  mungkin lebih, karena itu aku mengutus kalian dalam misi yang sama agar kalian bisa saling memahami satu sama lain" ucap estes

"yang mulia,  maaf,  aku pergi dulu" ucap miya memutus telepati dari estes

"miya?" tanya estes

Setelah itu....

"dimana si bodoh itu!?" ucap miya mencari alucard di tengah hutan

"memang salahku sih... Sudah membentaknya,  mungkin aku akan minta maaf ketika bertemu dengannya nanti" ucap miya yang tidak memperhatikan ada lubang besar di depannya

"KYAAAAA!!!!!!"

Tiba-tiba miya terpeleset dan terjatuh ke sebuah lubang besar di tengah hutan

Siapa saja... Tolong aku!!!  'batin miya
.
.
.
______________________________________

Bersambung...

Mobile Legend : The Darkness Is Coming (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang