B aja

54 5 0
                                    

***

Kelas kamu sekarang lagi pada heboh gegara hari ini  ternyata ada tugas matematika. Yang pasti sekian banyak dari makhluk penghuni kelas ini, cuma kamu sama Dyo yang sudah ngerjain tugasnya. Jadi anak-anak pada ngerengek ke kalian berdua, kecuali Nami, dia udah stand by duluan dipojokan. Ngapain lagi kalau bukan nyalin punya kamu?

"Elo bedua mah pilih kasih!"

"Wahai kalian berdua yang baik hatinya, berikan kami rakjel sebuah buku kramat kalian"

"Weyy dah pada ngopi belom? Diem diem bae, kasih buku napa!"

"Bukunya pinjem dong"

Seperti itulah suara teman-temanmu saat ngerengek minta bukumu. Kalian berdua sepakat untuk biasa aja, seolah olah suara nyamuk yang lagi cari mangsa.

"Pacarnya pentolan sekolah pelit amat" seru Nayeon. Kamu yang denger sindiran itu langsung natap Nayeon yang  lagi bersender di mejanya sendiri, "Weh ngepek mulu lo kerjaannya. Pacar lo noh juga pelit kali! Dari pada lo kerjaannya ngepek orang yang gak berfaedah, mending lu ambil pulpen sama buku, kerjain noh tugas matematika!"

Itu bukan balasanmu, tapi Nami. Nami tuh gitu orangnya, setiap ada orang yang ngejelekin kamu ataupun mau ngejatuhin kamu, dia orang pertama yang ngelindungin kamu. Seperti saat ini.

"Sorry, gue udah ngerjain!" cetus Nayeon. Nami tertawa garing dan tersenyum mengejek, "Lo bisa bedain mana ngerjain sendiri sama nyalin?" muka Nayeon sekarang mukanya merah banget.

"Nam, udah ihh" kamu megang tangan Nami, sedangkan Dyo memegang tangan Nayeon, "Jangan berantem!" bisik Dyo. Nayeon langsung melepaskan kaita tangan Dyo, "Kenapa sih kamu tuh belain dua cewek itu!" sentak Nayeon.

"Aku gak belain siapa-siapa dan mereka berdua sahabat aku, yeon!" balas Dyo dengan nada tinggi, "Gitu aja terus, yo! Aku capek tau gak sama sifat temen kamu itu dan juga---"

"Aku?" pertanyaan Dyo mampu membuat Nayeon mematung. Ekspresi Dyo sekarang gak bisa ditebak, intinya datar, "Kalau kamu capek, kita sampai disini aja" kamu terbelalak mendengar ucapan Dyo, begitu juga Nayeon.

"Ka..kamu ngomong apaan sih?"

"Kita sampai disini aja" ujar Dyo dengan nada penuh menekanan, "Kalian mau liat buku gue kan? Ambil aja dilaci meja guru" awalnya anak-anak pada fokus ngeliat dramanya Dyo sama Nayeon, tapi pas denger perintah Dyo semua pada ngacir kemeja guru.

"Yo, lo ngomong apa sih?" tanyamu sambil mendekati Dyo, "Gue ngomong ini karena sudah seharusnya" desis Dyo.


_______________

"Tiang, lo gila banget!" pekik Baekhyun sambil ngegebrak meja Chanyeol, "Bisa-bisanya nama gue setiap hari jadi alasan kebohongan lo!" sambung Baekhyun.

"Ya abisnya, gue gak punya alasan lain selain itu" ujar Chanyeol sambil ngacak rambutnya sendiri, "Lo masih gak berubah, apa cewek satu gak cukup buat lo?" tanya Kai yang berhasil membuat Chanyeol terdiam.

"Kasihan loh itu anak orang lo selingkuhin mulu" ujar Sehun.

"Anoa, gue gak selingkuh ya! Gue gak pacaran sama mereka" tegas Chanyeol.

"Terserah apapun itu, yeol. Gue gak suka cara lo begini, Jiho udah gue anggep sebagai adek gue sendiri, kalau sampai kenapa-kenapa dan itu gara-gara lo, gue pastikan muka lo gak berbentuk lagi" ancam Chen dengan nada santay, namun sangat menakutkan untuk Chanyeol.

"Dan kalau lo gak bisa setia sama Jiho, mending Jiho sama gue aja, gue setia kok" ujar Lay yang mendapatkan tatapan tajam dari Chanyeol, "Ngomong apa lo barusan?" tanya Chanyeol.

"Ehh, enggak kok" Lay nyengir kuda.

"Pikirin deh, yeol. Kebohongan lo akan berakibat fatal"  Kai menepuk pundak Chanyeol.

"Gue cabut dulu, mau rapat" Chen bernjak dari tempat duduknya, "Chen, bilangin Jiho dapat salam rindu dari Ceye" pekik Chanyeol, Chen hanya mengacungkan jempolnya.

"Permisi, ada Chanyeol?"


__________________

Sekarang anak osis lagi pada rapat diruang osis, ngebahas osis baru. Tumben-tumbenan banget kamu suntuk banget ngedengerin Chen ngomong, padahal kamu gak kek gini biasanya.

"Lo kenapa?" bisik Nami, "Gue gak papa kok" jawabmu pelan.

"Yang dibelakang ngapain?" tegur bang Chen kearah kalian berdua, "Gak papa kok bang, gue ijin ke toilet" kamu berdiri dan diikuti oleh Nami.

Pas dikoridor sekolahan, gak sengaja kamu ngeliat Chanyeol lagi ngobrol sama cewek di pinggir lapangan basket. Entah kenapa tiba-tiba langkahmu terhenti dan matamu fokus kearah Chanyeol yang lagi ketawa.

"Itu Chanyeol?" ujar Nami sedikit teriak.

"Milea!" kamu tersentak dan noleh kesumber suara. Kamu ngeliat ada Baekhyun yang lagi jalan kearahmu, "Baekhyun" desismu saat Baekhyun sudah berdiri dihadapanmu.

Baekhyun ngelirik kearah lapangan basket dan kamu ikut ngelirik. Chanyeol udah berdiri dan dia natap kamu. Kamu cuma diem, bingung mau ngerespon apa.

"Lo ngapain disini?" kamu semakin gak ngerti apa maksud Baekhyun.

"Hai aku Dilan, pasti kamu Milea?" nah kenapa nih juga si Sehun datang ngaku-ngaku jadi Dilan? Ini ada apaan sih?

"Eh unta, ngapain lo ngaku-ngaku jadi Dilan? Harusnya kan---"

"Sehun!" tegas Sehun.

"Itu bedua kenapa sih?" bisik Nami yang kamu balas dengan mengkatkan bahumu, gak tau. Sehun ngedipin mata kearahmu, begitu juga Baekhyun sambil ngelirik kearah lapangan. Sekarang kamu mulai mengerti.

"Ehh Dilan" ujar mu agak ragu, karena takut salah.

"Bagus" desis Baekhyun sambil senyum kemenangan.

"Milea, kita kesana yuk" ajak Sehun kearah lapangan. Tanpa menunggu jawaban dari kamu, Sehun udah narik tangan kamu duluan.

"Ehh ada Chanyeol" sapa Sehun pura-pura kaget. Muka Chanyeol udah asem banget sambil natap kamu. Tebak siapa cewek yang lagi ngobrol sama Chanyeol.

"Nayeon!" pekik Nami sambil nunjuk Nayeon, sedangkan Nayeon mukanya angkuh banget. Rasanya pengen kamu cakar.

"Kamu mau kemana?" tanya Chanyeol.

"Tadi sih pengen ke toilet, terus ketemu sama Dilan dan diajak ke sini deh" jawabmu sambil ngelirik Sehun yang lagi nahan ketawanya, "Milea mau ke toilet? Yaudah gih sana,  jangan salah jalan, ntar malah jalannya ke hati aku lagi"

Nayeon mendecih.

Sedangkan kamu ketawa denger gombalan Sehun, "Gembel lo, hun!" ujar Chanyeol sarkastik, "Masalah?" tanya Sehun enteng.

"Gue ke toilet dulu. Kuy, nam!"


____________

"Apaan coba maksud Dilan-Milea? Mana Dilannya si Bihun lagi!" sekarang kamu sama Chanyeol lagi nunggu pesenan. Kamu sengaja ngajak Chanyeol mampir ke warung yang jualan mie ayam langganan kalian. Chanyeol sedari tadi nyerocos tentang kejadian tadi siang.

"Kamu kenapa sih?" tanyamu yang mendapat tatapan tajam dari Chanyeol.

"Jadi, kamu gak dengerin aku tadi ngomong apa? Harus ya kita tukaran telinga biar kamu bisa denger?" kamu terkekeh, "Aku mau coba dong tukeran sama telinga kamu" ujarmu yang semakin membuat Chanyeol menahan emosinya, untuk kesekian kalinya.

"Kalau bukan ditempat umum, udah aku gigit itu telinga kamu, tau gak!"

Kamu  malah semakin tertawa ngeliat muka Chanyeol yang lagi Badmood itu, mana bibirnya dimanyunin lagi, kan kamu makin gemes.

"Lain kali kalau ada aku ataupun gak ada aku di depan mata kamu, kamu jangan terlalu care sama cowok lain, kecuali sama aku" ujar Chanyeol sambil ngelus puncak kepalamu.

"Kamu bisa gak kalau dibelakang aku gak usah jalan sama cewek lain tiap malem?"


***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cey! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang