Class Meeting

43 7 0
                                    

***
Kamu pagi-pagi sudah berada disekolah, termasuk anggota osis lainnya. Hari ini memang ada kegiatan class meeting yang di rundingkan kemaren.

Sedari tadi kamu sengaja ngehindarin dyo, pasti dyo mau cerita tentang kekasih barunya itu. Dari pada kamu gondhok sendiri, lebih baik kan kamu menghindar.

"Jiho, coba dong lo kekelas XII D, minta rekapan orang yang mau ikut lomba siapa aja" suruh bang chen yang menghampiri kamu.

"Siapa bos! Tapi ntar selesai acara ada acara makan-makan kan ya?" goda mu yang lansung mendapat respon ketawa dari bang chen, "Jangan ditanya lagi udah".

"Kalau gitu gue pergi dulu bang, jangan kangen" tiba-tiba bang chen nyeret gue buat berdiri dan kamu cuma ketawa aja.

"Ngegodain ketos mulu kerjaannya" pekik nami di pojok ruangan.

"Kan ketos gak ada yang ngegodain, jadi gue berinisiatif buat---"

"Bosen hidup lo?" tanya bang chen.

"Peace abang chen"

Kamu pun berjalan meninggalkan ruang osis sambil ketawa. Gimana gak ketawa, bang chen kalau digodain kek tadi tuh lucu banget!

Kamu aja heran kenapa bang chen belum punya pacar sampe sekarang, padahal tuh kan ya banyak banget cewek naksir dia. Kalau ditanya pasti jawabannya, 'Ntar kalau gue udah kerja, baru deh gue punya pacar. Uang jajan dari orang tua itu buat gue nikmatin sendiri, bukan buat dibagi dua sama pacar'.

Bener juga sih kata bang chen. Idola banget deh bang chen!

"Permisi ketua kelas XII D ada gak?" kamu bertanya pada salah satu anak kelas XII D.

Kamu menunggu diluar kelas dan laki-laki datang menghampirimu membawa kertas rekapan daftar orang yang ikut lomba.

Kamu membuka lembaran itu dan kamu merasa janggal sama datanya,"Kok futsal cuma 3 orang aja?" tanyamu.

"Masa sih?" ketua kelas itu ikut mengamati kertasnya.

"Jinyoung, nama gue ada gak?" tanya seorang laki-laki yang gak kamu kenal baru aja dateng dan ikut mengamati kertas.

"Gak ada baek" jawab ketua kelas yang baru kamu tau namanya bernama jinyoung.

"Lah bangke banget nama gue gak ditulis! Lo ada pulpen gak?" tanya baekhyun kearahmu. Kamu pun mengeluarkan pulen dan diambil oleh baekhyun.

"Loh umin juga ikut?"

"Iya lah, si lay kan ikut lomba catur. Si lay tuh kek otaknya encer aja, padahal leletnya minta ampun! Gegayaan ikut lomba catur!" dumel baekhyun.

Tanpa sadar kamu memperhatikan gerak-gerik baekhyun yang menurut kamu sangat unik. Laki-laki nyerocos kek emak-emak.

"Kenapa liatin gue sampe segitunya? Naksir lho entar" ujar baekhyun sambil ngasih pulpenmu. Kamu cuma tersenyum.

"Makasih. Gue balik dulu" saat kamu ingin berbalik, tiba-tiba baekhyun mencekal tanganmu. Otomatis kamu diam dan menatap baekhyun.

"Anak osis?" kamu mengangguk sambil mencoba melepaskan tangannya, "Sorry. Nama lo siapa?"

"Kim Jiho. Gue balik"

Kamu pun berjalan dengan langkah tergesa-gesa meninggalkan dua lelaki itu.

"Sok cakep nanyain nama!" jinyoung balik kekelas dan baekhyun menatap jinyoung, "Emang gue cakep!"

-----

Chanyeol dkk duduk dipinggir lapangan menunggu giliran timnya main. Tiba-tiba pandangan chanyeol tertuju pada kamu yang lagi berdiri ditenda osis lomba futsal.

Saat itu kamu duduk bersama nami yang sedang asik selfie, sedangkan kamu cuma diem nonton pertandingan bola.

Pas chanyeol mau jalan kearah tenda, tiba-tiba salah satu anggota osis dateng ngehampiri kamu. Kamu yang dikasih tau buat pergantian tim nanti, langsung beranjak dari tempat duduk dan menghampiri anggota osis lainnya.

"Lo mau kemana? Bentar lagi kita main nih!" seru sehun. Chanyeol langsung duduk sambil mengamati gerak-gerikmu.

"Lo liat apaan sih?" tanya jongin sambil menepuk pundak chanyeol. Alhasil chanyeol terkejut, "Ngagetin banget sih!" sentak chanyeol.

"Lo ngeliatin apaan? Kita bentar lagi main ini, gak siap-siap lo?"

"Iya deh" pasrah chanyeol.

Gak lama selesai pertandingan, kamu langsung membacakan pertandingan tim selanjutnya. Kamu agak terkejut bahwa chanyeol yang baru kamu kenali namanya dan yang hobinya berantem, dia ikut futsal.

Kamu natap tim futsal yang berada ditengah lapangan melihat siapa saja pemainnya. Tetapi, kamu malah menatap chanyeol yang sedari tadi menatapmu.

Tampang chanyeol menunjukan dia penasaran sama kamu. Sedetik kemudian dia ngedipin mata kearahmu, tapi kamu b aja dengan nunjukin muka datar.

"Itu chanyeol ngedipin elo, ho?" bisik nami.

"Cacingan kali matanya!" jawabmu spontan, lalu kamu duduk kembali melihat pertandingan. Nami juga ikut duduk disamping kamu, "Lo kenapa jauhin dyo?"

Kamu menatap nami sekilas, "Gak kok" jawabmu. Nami megang pundakmu dan menyuruhmu untuk menantapnya, "Dia bingung kenapa lo tiba-tiba jauhin dia. Kemaren dia nungguin lo di parkiran, katanya mau ke pecel lele. Emang sih lo pasti sakit hati banget dyo udah punya pacar, tapi lo harus sadar juga dia sahabat kita" kamu terdiam mendengar perkataan nami.

"Lo juga harus move on. Come on, laki-laki bukan cuma dyo doang! Lo udah tau kan resiko dari friendzone gimana?" kamu mengangguk.

Nami tersenyum simpul sambil mengelus punggungmu, "Meskipun lo gak pernah mau cerita keluh kesal lo, tapi gue tau kalau lo lagi mendem sesuatu! Seharusnya lo beruntung punya sahabat cem gue!" kamu tiba-tiba menatap tajam kearah nami, "Untung gue tahan punya sahabat cem lo" kalian pun tertawa bersama.

Beberapa menit kemudian pertandingan selesai. Dan kamu saat itu juga disuruh bang chen bagiin minuman kearah pemain yang baru aja selesai main.

Kamu sama baro membagikan minuman untuk para pemain. Pas kamu ngasih minuman terakhir kesalah satu pemain, bukan minuman yang diambil, tetapi tangan kamu dipegang sama dia. Kamu kaget banget dan natap orang itu.

"Apaan sih?! Lepas!" ternyata chanyeol megangin tangan kamu. Kamu udah berontak, tapi genggaman tangan dia kuat banget.

"Santay aja kali! Harus nya elo bersyukur dipengang sama tangan orang tampan!" kamu mendecih, "Gue b aja! Lepasin!" teriak kamu.

Dengan terpaksa chanyeol ngelepasin tangan kamu, "Itu mulut atau toa?" kamu acuh banget sama chanyeol dan pergi ninggalin dia.

"Kok itu cewek reaksinya beda ya?" gumam chanyeol.

"Lo kenapa sih teriak-teriak sama chanyeol?" bisik nami. Kamu menatap chanyeol dengan tatapan tajam, sedangkan chanyeol menatapmu bingung, "Dasar tukang modus!" ucapmu dengan nada penuh penekanan.

Kamu berjalan meninggalkan lapangan diikuti oleh nami. Di sepanjang jalan kamu ngedumel tentang chanyeol. Kamu menghujat chanyeol habis-habisan.

"Ho, kenapa lo ngedumel?" tanya bang chen yang baru saja melihatmu masuk keruang osis.

"Auuu ahh gelap!"

"Nam, kenapa tuh kembaran elo?" nami membulatkan matanya, "Kembaran? Minus mata lo!"

"Serah lo aja deh!"

-----

Cey! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang