Insiden

123 10 1
                                    

***
Setiap selesai ulangan sekolah, pasti disekolahmu mengadakan class meeting untuk seluruh siswa. Kamu sebagai anggota osis, pasti ikut dalam kegiatan ini.

Sekarang semua anggota osis pada ngumpul diaula membahas tentang acara apa saja yang terdapat di class meeting.

"Bakalan lembur deh ni" keluh nami. Kamu nengok sambil nepuk pundaknya pelan, "Nikmatin aja".

"Nikmatin palalu peyang!" kamu tertawa pelan.

Tiba-tiba dyo yang awalnya duduk paling depan, langsung pindah ke sampingmu, barisan paling belakang.

"Ngapain lo tak pindah segala?" tanya nami sambil cengengesan. Sama seperti biasa, dyo mengabaikan orang yang manggil dia dengan sebutan 'tak'.

"Jiho, ntar pulang mampir ke warung pecel lele yuk?" ajak dyo. Tanpa pikir panjang kamu langsung mengangguk.

"Idih, cuma jiho aja nih yang diajak?" sindir nami untuk dyo. Dyo langsung natap nami, "Lo siapa ya?"

"Kamvret! Masa lo gak tau sih, ini lho calon masa depan lo!" jawab nami lancang. Kamu cuma nutupin kuping kamu sambil nunduk.

"Dih, ngimpi ketinggian lo!" balas dyo sengit, "Ngarep banget sih!" imbuh dyo.

"Hellaw! Gue bercanda kali, masa iya jodoh gue pentol korek? Kan gak banget lha ya!" kamu tertawa mendengar ejekan nami dan hal itu membuat semua anggota tertuju kearah kalian bertiga.

"Itu yang dibelakang, ngapain sih ketawa?" tegur ketua osis, siapa lagi kalau bukan bang chen.

"Gak ada kok bang, lanjut lagi gih" kata kamu sambil cengengesan. Bang chen cuma bisa geleng-geleng aja.

"Elo sih banyak bacot!" bisik nami.

"Dih, lo tuh yang----"

"Diem deh!" sentak kamu.

-----

Lapangan bola basket sangat riuh ketika kedua tim berkelahi dilapangan. Siapa lagi kalau bukan chanyeol dan minho.

Itu sudah jadi tontonan untuk semua siswa, tiada hari tanpa perkelahian. Itu menjadi hal lumrah disekolah ini.

"Kurang kerjaan banget!" gumam kamu jauh dari krumunan para siswa. Kamu anti banget sama perkelahian.

"Sampe lebaran monyet dateng gak bakalan mereka baikan. Yakin banget gue!" ujar nami sambil ngegelengin kepalanya.

Kamu hanya diam sambil natap kearah lapangan hingga guru datang melerai mereka. Mata kamu tertuju sama lelaki jangkung bertelinga lebar.

"Itu siapa sih namanya? Hobi banget berantem sama minho!" tanya kamu sekaligus ngejek lelaki itu.

"Lo lahir jaman apa sih? Batu? Masa gak tau nama orang ganteng itu?" kamu mendecih pas denger nami muji laki-laki itu, "Ganteng kek pantat ayam iya!" ejek mu sambil ninggalin nami.

Nami pun berlari nyusul kamu dan langsung menyeimbangkan langkahnya, "Yang lo bilang 'ganteng kek pantat ayam' itu banyak cewek yang ngantri!" seru nami.

"Termasuk elo" tukasmu yang membuat nami terdiam.

"Tau udah gue, lo naksir cowok yang macem gitu? Bikin sakit hati!" ujar mu sambil membuka buku yang kamu pegang.

"Iya juga sih, tapi itu dulu kok, kalau sekarang udah enggak" elak nami yang membuat kamu tersenyum.

"Terserah lo aja deh"

Kalian berdua masuk kedalam kelas dan hal tak terduga ada didepan matamu. Kamu dan nami terdiam diambang pintu melihat adegan dimana dyo menembak nayeon.

Gak ada kata-kata yang dapat kamu ucapkan saat nayeon menjawab 'iya, aku mau jadi pacar kamu'. Nami sudah memegang tanganmu sambil menatapmu.

Tepuk tangan terdengar riuh saat dyo memeluk nayeon dihadapan teman-temannya. Gak sengaja dyo menatap kamu sambil tersenyum. Kamu pun membalas senyumannya dan pergi dari kelas, disusul nami.

Tempat yang paling enak untuk sendiri adalah atap sekolah. Itu tempat biasanya kamu, nami, dan dyo menghabiskan jam kosong.

Mengingat kejadian tadi membuat kamu hancur sehancur-hancurnya. Ya, kamu memang menyukai dyo sejak awal masuk sekolah. Kamu memendam perasaan kamu selama 3 tahun.

Hal yang kamu takutkan akhirnya datang juga, hal dimana dyo memilih perempuan untuk menjadi pacarnya yang jelas itu bukan kamu.

Yang bisa kamu lakukan adalah menangis diatap gedung. Kamu menumpahkan semua rasa kesedihanmu diatap ini. Nami yang sedari tadi berdiri dibelakang kamu, langsung berjalan kearahmu dan mencoba menenangkanmu dengan menepuk bahumu pelan.

-----

"Yeol, kamu tuh bisa gak sih berubah?" tanya seorang gadis bernama Lisa.

Chanyeol hanya menunduk sambil menatap sepatunya dengan kedua tangan di saku celananya dan tubuhnya bersender di dinding.

"Kamu tuh dengerin aku gak sih?!" sentak Lisa. Chanyeol langsung menatap Lisa, "Udah ngomongnya?"

Lisa terdiam dan chanyeol langsung berdiri tegap, "Sekarang gantian gue yang ngomong. Gue mau kita sampai disini"

Perkataan chanyeol mampu membuat lisa menganga dan menatap chanyeol tak percaya, "Kamu apa-apa'an sih yeol!" pekik lisa.

Tanpa sepatah kata apapun, chanyeol ninggalin lisa sendirian di belakang kelas. Diujung lorong sudah ada sehun dan jongin berdiri.

"Cewek keberapa yang udah lo bikin mewek?" tanya sehun. Chanyeol hanya mengangkat kedua bahunya, tanda tak tahu.

"Lo tuh ya yeol, ganteng murahan tau gak! Cewek satu sekolahan hampir lo pacarin semua" ujar jongin sambil terkekeh pelan.

"Bacot lo tem!"

Mereka bertiga kemudian berjalan kearah kelasnya. Sekedar info, mereka adalah cowok terhits satu sekolah. Mereka biasa dijuluki 'Trio Bangsadh' sama cewek-cewek.

"Besok ada class meeting, kita ikut lomba apa?" tanya jongin.

"Futsal aja" saran chanyeol.

"Terus siapa aja pemainnya?"

"Kita bertiga, terus lay sama baekhyun" jawab sehun.

"Baekhyun? Emang dia bisa main futsal?" tanya chanyeol sambil ketawa.

"Heh lo bertiga! Jangan pernah ngeremehin gue main futsal!" teriak baekhyun dari belakang.

"Ehh ada baekhyun" sapa jongin.

"Baekhyun gini-gini juara satu lomba tau gak!" bela lay.

"Lomba apaan?"

"Lomba balap karung" jawab lay sambil nyengir gak berdosa.

"Lo temen siapa sih?!" baekhyun kini meninggalkan lay sambil ngedumel. Terpaksa lay lari mengejar bakhyun.

"Temen siapa tuh?" tanya chanyeol sambil menunjuk baekhyun dan lay.

"Temen lo lah ogeb!"

'Brughh'

"Woey jalan pake mata!" pekik chanyeol.

Kamu gak sengaja ngegepak tubuh chanyeol dan kamu berbalik natep chanyeol.

"Siapa suruh ditengah jalan, emang ini jalan nenek moyang lo apa!" chanyeol tersenyum kecut sambil natap kamu. Tapi kamu gak perduli dan ninggalin chanyeol.

"Woey! Gak ngerasa bersalah banget lo sama gue, minta maaf dulu oeyy!" teriak chanyeol.

"Kelas berapa tuh, jutek amat!" gumam sehun sambil natep kamu.

"Cewek gila!" dengus chanyeol.

"Itu cewek kok beda ya?" chanyeol dan sehun natep jongin, "Buktinya dia gak histeris sama keberadaan kita" lanjut jongin.

"Kek nya cuma dia yang gak tertarik sama ketampanan lo ini yeol" sehun memegang dagu chanyeol, tapi langsung ditepis sama chanyeol.

"Gue gak peduli! Dia bukan tipe gue!" ujar chanyeol.

"Awas aja lo!" gumam chanyeol.

***

Cey! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang