POV DARA
Hari ini Gue pertama kali belajar di sekolah baru di Bandung. Temen baru Gue dikelas namanya Sarah Dia anak mading, kebetulan Gue di Jakarta asalnya ekskul mading juga jadi kita cepet akrab. Dan akhirnya Gue mutusin untuk gabung ekstrakulikuler mading di sekolah baru. Kebetulan hari ini ada jadwal kumpul, jadi Gue langsung ikut. Setelah pulang dari sekolah Gue balik lagi kesana bareng Sarah. Suasananya gak jauh beda kalau siang, Jakarta dan Bandung sama-sama panas. Gue dan Sarah baru turun dari angkot menuju gerbang sekolah. Setelah masuk gerbang tiba-tiba...
"Tiddd tiddd."
Bunyi klakson motor yang keras banget tepat di belakang Gue dan Sarah. Karena kaget kita kompak balik badan. Ada dua orang cowok, satunya bawa motor dan bonceng temennya.
"Siapa itu?."
Tanya Gue bisik-bisik ke Sarah.
"Dias tuh Dias."
Jawab sarah menyebut satu nama yang baru pertama kali Gue dengar.
"Ohh ini Cewek Jakarta. kok barusan Gue liat lo turun dari angkot?. Kenapa gak pake payung kan lagi panas nanti kulitnya jadi item hahaha."
"Yoiii hahaha"
Mereka ngetawain Gue. Cowok nyebelin yang namanya Dias itu, ngira Gue cewek yang manja mentang-mentang Gue pindahan dari jakarta. Dan itu bikin Gue kesel banget.
"Gue gak punya urusan sama Lo! ngapain sih Lo iseng banget?."
"Gara-gara lo Gue gak bisa lewat."
"Liat dong jalannya masih lebar. "
"Jalannya emang masih lebar. Tapi kalau ada Cewek cantik masa di lewatin gitu aja."
Dias tersenyum entah apa yang Dia fikirkan setelah ngejelekin terus gombalin Gue , pokonya semua hal konyol yang baru aja Dia lakukan ke Gue Bikin Gue kesel banget.
"Lo bahagia bikin Gue kesel?"
"Udahlah ra."
Sarah coba buat tenangin Gue, yang akhirnya Gue dan sarah pergi meninggalkan Dias yang masih tersenyum lebar saat itu.
Sampai di ruang mading ternyata belum banyak yang datang. Gue dan Sarah duduk berdampingan.
"Masih kesal yah? hahaha."
Tanya Sarah di iringi tawa melihat Gue yang masih cemberut kesal dengan cowok yang namanya Dias itu.
"Lama-lama Lo akan terbiasa ko, Diasma emang gitu. Hampir semua orang di sekolah ini tau anak itu selalu bikin ulah yang aneh-aneh, ada... aja pokoknya. Kadang iseng, jail, nyebelin."
Pengalaman pertama ikut kumpul mading tidak begitu membosankan, jadi gak kerasa udah selesai lagi. Aris adalah salah satu anggota mading juga, yang gak sekelas dengan Gue dan Sarah tapi Dia suka ke Sarah makanya ngajak Sarah untuk pulang bareng, Gue membiarkan mereka pulang bersama meskipun Sarah sempat menolak mungkin gaenak karena Gue jadi pulang sendiri.
Gue akhirnya memutuskan untuk gak langsung pulang karena masih siang. Ibu juga sebelumnya bilang kalau Beliau mau ke rumah temen lamanya di Bandung, di rumah pasti gak ada siapa-siapa. Akhirnya gue pun duduk di kursi pinggir lapangan, sekilas terlihat anak-anak basket yang baru selesai latihan dan satu-persatu anggotnya mulai meninggalkan lapangan. Karena suasana udah lumayan sepi Gue langsung baca buku disitu.
"Baca buku aja dipinggir lapang basket. Niatnya baca apa cari perhatian."
Gue menghiraukan ucapan salah satu anggota basket yang tersisa di lapangan dan Dia adalah cowok nyebelin tadi, Gue hanya menatapnya sinis dan kembali membaca. Gue berfikir masih untung enggak sekelas sama cowok yang namanya Dias itu, Gue lagi anteng baca buku aja di kira cari perhatian. Sarah sempat cerita ke Gue, Dias itu akan melakukan apapun yang dia inginkan. Bisa positif atau negatif, semua tergantung yang Dia mau. Kaya ngumpetin sepatu temennya setelah ikutan kegiatan shalat jum'at di sekolah. Aneh dan macem-macem ulahnya. Tapi karena kelakuannya itu yang kadang kocak, ceritanya bisa menyebar keseluruh penjuru sekolah. Tak heran banyak yang kenal Dias.
Jam 4 sore, udah waktunya Gue pulang. Tadi gak kerasa keasikan baca buku. Tapi pas Gue mau nunggu angkot malah hujan. Jadi Gue berteduh dulu di pos satpam. Tiba-tiba Dias yang bonceng Beno berhenti di depan Gue.
Oh iyah kata Sarah Beno itu paling sering bareng Dias, mereka temenan udah sejak smp. Sarah tau karena Dia juga dulu satu SMP dengan mereka."Lo nunggu di jemput?."
Tanya Dias ke Gue.
"Enggak. Bukan urusan Lo, pergi sana!."
Jawab Gue jutek yang langsung berfikir kalau Dias akan bikin Gue kesel lagi.
"Iyah cepetan Bro, hujan."
"Lu lagi Beno! Lu bawa nih motor Gue."
"lah lu gimana?."
"Udah bawa sana gak usah banyak tanya. Hati-hati lu...bawa motor warisan bokap Gua nih."
"Iya...iya ah lebay lu."
Dias menghampiri Gue.
"Udah hampir jam setengah lima nih, sekolah udah sepi banget. Jemputan lo jam berapa datengnnya?."
"Mana Gue tau."
"Gue tanya baik-baik juga."
"Ya iya mana Gue tau angkot dateng jam berapa."
"Ohh nunggu angkot. Angkot jam segini jarang, apalagi hujan."
Entah apa maksud Dias yang sekarang masih berdiri di samping Gue. Dias memang sulit di tebak.
"Bandung emang dingin, apalagi kalau hujan sore-sore."
Ujarnya Sambil membuka jaket dan ia pakaikan dipundak Gue.
"Eh?."
Gue spontan kaget.
"Udah pake aja. Nitip-nitip."
Kata Dias yang buat Gue tambah bingung gak bisa berkata lagi. Apa yang dilakukannya barusan pastinya membuat Gue terkejut, karena sikapnya yang tiba-tiba baik.
"Kayanya ada angkot dateng tuh, Lo diem aja disini biar Gue yang berhentiin."
"Gausah repot-repot."
Dias menghiraukan perkataan Gue dan langsung lari ke depan gerbang sekolah. Berhentiin angkot dan nyuruh Gue buat dateng menghampiri Dia.
"Lo Naik angkot juga?."
Tanya Gue sebelum naik angkot.
"Enggak Gue baru nyadar uang jajan Gue abis hehe."
Ungkapnya nyengir entah benar atau enggak.
"Maaf yah Lo gak bisa bareng Gue jadinya kesepian."
"Idih!."
perkataannya barusan buat Gue lansung naik ke dalam angkot meninggalkan ekspresi jijik yang Dias balas dengan senyuman.
Cerita pertama nih semoga pada suka😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAS
Teen Fiction"Terkadang tanpa disadari, salah satu cowok di SMA lo...yang suka gangguin lo itu... sebenernya suka sama lo." yoo langsung baca aja? @18 febuari 2018