DIAS PART 6

59 5 2
                                    

Setelah Dias berlalu dari pandangan Gue. Kaki berlari menuju rumah arah kamar. Gue merebahkan badan diatas kasur, Tersenyum sendiri jadi salah tingkah. Gue kira selama ini Dia hanya sekedar mempermainkan Gue.

"Tok tok tok. Ra...cepet mandi gih abis ini siap-siap makan."

"Iyah Bu."

Rasanya dengan sekejap perkataan Dias tadi mampu membuat Gue menjadi lebih bersemangat. Segera Gue ambil handuk langsung mandi. Setelah selesai Gue keluar kamar tapi ibu tiba-tiba nyuruh Gue masuk kamar lagi.

"Kenapa si Bu?."

"Ituh ada tamu..ganti bajunya."

Gue saat itu memang hanya pakai baju santai kaos dan celana jeans selutut.

"Tamu siapa sih Bu, ko Aku harus ganti baju segala?."

"Ituh om Bara dari Jakarta temennya Ayah kamu yang waktu itu anaknya satu SMP sama kamu..siapa sih itu namanya..ko..Niko!. Niko Ra.."

Haduh dalam hati Gue saat itu udah langsung males denger nama Niko. Cowok so itu..ah kenapa sih ketemu tuh orang lagi.

"Yaudah Ibu tunggu diluar."

"Pakai baju buat jalan aja, Niko minta anter jalan-jalan di Bandung sebentar katanya."

"Kan Dara laper bu..mau makan."

"Iyah sekalian makan diluar aja gapapa ko..disuruh Ayah ini."

"Ya bukannya gapapa, Dara gamau ah."

"Nanti Ayah kamu gaenak sama om Bara. Cuma sekali kan Niko udah itu langsung pulang ke Jakarta lagi."

"Ck, yaudah deh bu."

Segera setelah itu dengan sedikit keterpaksaan Gue berusaha tersenyum di depan om Bara. Gue lihat Niko udah tebar pesona ke Gue. Males.

"Yaudah hati-hati yah jangan terlalu malem soalnya kita kan langsung pulang lagi ke Jakarta Nik."

"Iyah Pah baru juga dateng, Niko kan masih kangen sama Dara."

Jijay Gue dengernya. Gue akhirnya pergi dengan Niko. Dalam mobil Gue hanya memerhatikan jalan raya.

"Ra."

Panggil Niko.

"Apa?."

"Kita kemana sekarang."

"Jalan aja terus."

"Kita kemana dulu nih?."

"Gue mau beli batagor."

"Bukannya Lo mau makan yah?."

"Batagor juga makanan kali."

"Jutek amat Ra."

Gue kesel. Rasanya ingin cepat-cepat pulang lagi.

"Eh Ra Gue sekarang di sekolah jadi kapten basket sama ketua osis, makanya Gue sibuk banget."

Denger Niko yang ngebanggain dirinya sendiri Gue malah ingat Dias. Dias yang waktu itu mengaku ketua osis untuk boongin nenek-nenek. Ah Dias, Gue mening jalan sama Lo yang kadang nyebelin dari pada Niko yang super ngeselin. Gue menunjukan Niko kearah jalan rumah makan mang ujang. Gue kira disana akan sepi atau malah takut tutup padahal setelah mendekat hampir sampai disana banyak anak muda seumuran Gue yang lagi pada nongkrong didominasi anak-anak cowok. Gue masuk ke dalam menyapa mang Ujang, Niko hanya melihat-lihat sekitar seperti gak yakin mau makan. Setelah duduk beberapa orang disana entah kenapa seperti merhatiin Gue dan Niko. Mungkin mereka orang yang biasa nongkrong disini dan melihat Gue dan Niko seperti wajah asing bagi mereka.

"Ra, makan disini?."

"Iyah. Kenapa lo gamau?."

"Yah mening kita ke restoran aja gimana?."

"Gue maunya jajan makanan disini, kalau lo gamau pergi ke restoran aja sana sendiri."

"Lo pernah makan disini?."

"Pernah lah."

Mang ujang menyodorkan menu tapi hanya di berikan pada Niko.

"Mang ujang tau Neng cantik mau pesen apa...pesen batagor kan?."

"Iyah mang."

Mang ujang terlihat lebih aneh melihat Gue bersama Niko.

"Ini menu nya gini aja nih?."

Tanya Niko  dengan judes ke mang ujang.

"Muhun, iyah kang yang ada di menu ajah."

Jawab mang ujang dengan senyumnya yang ramah.

"Gak ada yang menarik."

Ucap Niko menyodorkan kembali kertas menu itu. Asli Gue nyesel banget ngajak Niko ke sini. Bikin Gue malu dengan sikapnya itu. Gue malu ke mang ujang beliau baik ke Gue, ramah ke Gue.

"ah iyah gapapa kang. Jadi batagornya satu porsi, dibungkus apa makan disini aja neng?."

"Dibungkus aja mang ujang. Lain kali bisa lebih lama disini, kalau sekarang pengen cepet pulang kerumah. "

Jawab Gue denga ramah ke mang ujang yang hanya tersenyum karena mungkin beliau juga ngerti maksud Gue yang gak nyaman dengan Niko. Mang ujang segera pergi membuat pesanan.

"Gue laper Ra, tapi makanannya gak ada yang enak kayanya."

"Nyoba aja belum."

"Gak yakin."

"Yaudah abis ini langsung pulang aja, Gue juga udah bt pengen pulang."

"Gue tuh kangen banget Ra sama Lo. "

Gue hanya Diam gak menanggapi Niko. Suasana yang sangat beda dari tempat yang sama saat Gue dengan Dias dan saat Gue dengan Niko. Dari situ sekilas Gue menyadari kalau Gue mulai suka dengan candaan Dias, dengan sikap nyebelinnyanya, dengan apapun yang dia lakukan dan sangat menyenangkan bagi Gue.

"Neng udah siap pesanannya."

Mang ujang memberikan pesanan itu ke Gue, setelah bayar Gue dan Niko langsung meninggalkan meja tapi di luar tiba-tiba ada Dias. Gue kaget.

"Dias?!."

"Eh Dara."

Terlihat Dias melirik Niko sesaat lalu tersenyum ke Gue. Niko hanya melihat Dias dengan tatapan sinis. Terlihat Dias datang bersama teman-teman cowok nya salah satu dari mereka Gue kenal, Dia Beni teman Dias yang paling dekat dengannya.

"Abis beli batagor yah?."

Tanya Dias.

"Iyah."

Gue jadi sedikit canggung karena gaenak sama Dias yang dengan tidak sengaja melihat Gue dengan Niko. Saat itu juga Gue takut Dias berfikir yang tidak-tidak antara Gue dan Niko.

"Oy bos!."

Panggil mang Ujang pada Dias seperti biasa.

"Yaudah Gue masuk dulu yah."

Ujar Dias langsung masuk ke dalam sambil melirik kembali Niko.

"Oh Iyah."

Jawab Gue singkat.

Benar-benar malam yang kacau. Dimobil Gue hanya Diam semakin membeku dengan udara dingin kota Bandung dimalam hari. gelapnya seakan mencekam hanya sedikit bantuan lampu-lampu dari bangunan sepajang jalan seakan mendukung suasana hati Gue yang tengah kecewa.

Jangan lupa tinggalkan jejak, Voment :)

DIASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang