Konspirasi Dengan Langit

919 25 2
                                    


Jalan tempat kita bersanding dibasahi hujan, kelabu yang menyelimuti kota waktu itu membuat suasana semakin luang. Di tengah itu, kau berkata

"Langit sedang menangis, tunggu sebentar saja."

Aku tertawa, "memang kapan langit bahagia?"


Esoknya, biru menyelimuti kota membuat suasana ramai, jalan dikunjungi manusia berwajah ramah. Di tengah itu, kau berkata

"Nah, sekarang langit sedang bahagia."

Lagi-lagi aku tertawa, "yang benar saja!"


Esoknya, langit memperlihatkan wajahnya yang merah merona, membuat jalan seketika menjadi hangat untuk dilihat. Di tengah itu, kau berkata

"Kamu tahu? Sekarang langit sedang jatuh hati."

Aku semakin tertawa, sambil memutar bola mata.


Sampai suatu hari, aku tidak tahu bagaimana perasaan langit. Di bawah payung hitam tempatku berdiri, aku tidak berani melihat wajah langit, dan memperlihatkan wajah pada langit.


Mataku berair, kemudian berusaha tertawa,

"Ayah, sepertinya kemarin kau dan langit tengah berkonspirasi
untuk membuatku bahagia."


Hari itu, kau kembali ke langit, dan langit pun enggan untuk tersenyum.


Bandung, 19 Februari 2018

sajak;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang