Bumi yang kita bicarakan waktu itu,
tidaklah ia mengucapkan sepatah kata
tentang hatinya yang kelabu
dibakar sampai menjadi abu
Ia tidak juga mampu
untuk membuka mata lebar
sambil menahan perihnya luka
yang kian melahap asa
Namun dibalik itu,
manusia masih sibuk tertawa
mencari bahagia katanya
dengan menutup hati, mata, dan telinga
Bumi yang kita bicarakan waktu itu,
sedang menangis sejadi-jadinya
Bandung, 11 Februari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak;
PoesiaBaca darimana saja, sesukamu. #409 IN POETRY (7/21/2017) #124 IN POETRY (12/11/2017) #33 IN PUISI (11/02/2019) #31 IN PUISI (2/05/2019) copyright © 2013-2018 by Amal Keumala