Menghilang

204 5 0
                                    

     Ghian terus berlari entah kemana. Dia bingung, kenapa tubuhnya tidak mau di gerakkan, seakan dia telah dirasuki oleh setan
"Ya Allah, aku ini kenapa?" Dia bertanya - tanya dalam hati.
     Bahkan untuk menoleh kepalanya saja dia susah, yang dia lakukan hanyalah melihat kedepan dengan pandangan kosong

***

    Syahrul dan Rido berteriak memanggil nama Ghian, tapi tak ada jawaban darinya. Sementara di sisi Alda dan Rini, juga berteriak memanggil nama Ghian.
    Tak lama kemudian, hape Alda berbunyi.
"Kriingg... Kringgg...."
"Siapa tuh Da?" Tanya Rini penasaran
"Ntah, Gue gak tau" Alda menjawab pertanyaan Rini, dia kemudian mengambil hape yang ada di sakunya
"Oh si Syahrul rupanya, kirain tadi si Ghian" Alda menjawab dengan sedikit kecewa
"Oh, dia rupanya. Ya udah, jawablah panggilannya" Seru Rini, Alda kemudian menjawab panggilan dari Syahrul.
(Yang huruf tebal itu Syahrul yang ngomong)

"Da, lu dah jumpa sama Ghian?"
"Belum nih, elu gimana. Dah jumpa Ghian?"
"Belum nih, gue juga gak tau dia dimana"
"Ya udah lu cari gih sana, mumpung ini masih terang"
"Oke, seep"
  
    Sebelum Alda sempat mematikan teleponnya, dia mendengar teriakan Rido di hapenya
(Yang tebal itu percakapan dari hape)
"AAAAAAAAAARRRRGGGGHHHHH......"
"Rul itu siapa?" Alda mulai panik ketika mendengar suara teriakan itu
"Itu teriakan dari Rido, tiba - tiba dia....."
Percakapan terputus

"Halo, Rul. Syahrul, dah mati rupanya hape gue" Alda berkata sambil menahan paniknya
"Kenapa Da?" Rini penasaran
"Kayaknya, ada yang gak beres nih. Coba kita susul Syahrul dan Rido yuk" Seru Alda
"Ya udah ayo, emang ada apaan sebenarnya?" Rini bertanya dengan penuh penasaran
"Gue juga gak tau, tadi tiba - tiba hape gue terputus. Ya jadinya gini deh, cuma terakhir gue dengar ada suara teriakan dari Rido" Alda memberitahu
"HAH? Emang kenapa dengan Rido?" Tanya Alda sekali lagi
"Gue kan dah bilang , gue gak tau. Ya udah kita susul mereka yuk?" Alda mengajak lagi
"Ya udah ayolah kita pergi" Jawab Rini dengan singkat
     Mereka memutar arah menuju ke lokasi Syahrul dan Rido

***

     Disisi lainnya, terjadi percakapan di tempat perkemahan mereka
"Eh, bro. Gimana kalo mereka gak kembali lagi nih. Gue takut nih" Fadil membuka percakapan pertama
"Kita do'ain aja biar mereka cepat kembali nanti" Agung membela
"Ya nih, mereka dari tadi belum kembali lo. Apa harus kita susul aja mereka" Ajak Demet
"Ihh, gue takut Met kalau kesana. Kalian ajalah yang kesana, gue disini ajalah sama teman - teman disini" Hermanto berkata sambil ketakutan
"Yaelah Man. Segitu amat lu ketakutannya" Alma berkata sambil tolak pinggang
"Ntah nih, Hermanto. Ketakutannya kebangetan deh" Timpal Ayu
"Bukan gitu Yu, hanya saja gue takut kalo tuh hantu nyerang tiba - tiba dari belakang" Hermanto membela dirinya
"Ah lebay banget sih lu. Ya udah kalo lu gak berani kesana, mending gue, Alma, dan Afni aja yang nyusul, kalian disini aja. Jadi cowok kok penakut sih" Ayu berkata demikian sambil menyinggung mereka bertiga
"Entah tuh" Alma menimpal
"Hmm, kalau gak begini saja. Kalau 2 jam lagi mereka belum kembali, kita susul mereka bareng - bareng. Dan jangan ada yang berpisah dari tim" Agung memberi saran
"Emang ini dah jam berapa Gung?" Tanya Afni
  Agung melihat jam tangannya
"Jam 3 sore masih. Jadi kalo jam 5 sore nanti mereka belum kembali juga, kita susul mereka. Tapi sebelum itu kita melaksanakan sholat ashar terlebih dahulu. Biar perjalanan kita di lindungi oleh Allah SWT" Agung memberi nasehat pada teman- temannya
"BAIK" Jawab teman - temannya serempak
      Mereka menunggu di perkemahan selama 2 jam lagi

***

     Tanpa disadari, Ghian sudah berhenti berlari. Dia terkejut, ketika melihat apa yang ada di hadapannya. Ya, itu adalah sebuah pondok yang kecil, dan hanya ada satu di hutan itu
'Ini pondok siapa ya?' Ghian bertanya - tanya dalam hatinya

     Dia pun memeriksa pondok itu, dia berjalan dengan perlahan untuk mendekati pondok itu. Semakin dia mendekat, semakin kuat aura mistis yang berada di pondok itu. Tapi sebelum dia hampir mendekat, tiba - tiba ada yang menyentuh pundaknya. Sontak Ghian langsung terkejut, dan membalikkan kepalanya secara perlahan.
     Dia membalikkan kepalanya dan yang dia lihat hanyalah seorang pria dengan tubuh yang besar, dan dia bisa perkirakan kalo umur nya pria itu kemungkinan 40 tahun
   Dia bertanya kepada pria itu
"Maaf, om ini yang punya pondok ini ya" Tanya Ghian
   Pria itu hanya mengangguk, sambil menarik lengan Ghian untuk masuk kedalam pondoknya. Sontak Ghian langsung terkejut tapi dia berusaha untuk melepaskan dirinya, itu semua sia - sia. Dia seakan tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melepas dirinya. Ghian dan pria itu masuk kedalam pondok, pria itu menutup pintu pondok. Dan berjalan ke arah Ghian
"Nak, dengarkan aku. Namaku Surya, aku disini juru kunci hutan ini. Aku lah yang menarikmu kemari, aku memiliki kelebihan yang tak di ketahui semua orang. Memang wajahku seperti orang biasa tapi kau jangan salah menilaiku"
"Oh ya om Surya. Jadi kelebihannya apa yang om punya?" Tanya Ghian penasaran
"Kau gak perlu memanggilku om, panggil saja bapak. Dan kalau kau mau tau lebih tentang aku, kau harus merahasiakan ini kepada teman - temanmu. Kecuali teman terdekatmu"
"Teman terdekatku ada 7. Apa mereka boleh mengetahuinya?" Ghian bertanya lagi
"Kau hanya boleh kepada teman - temanmu hanya 4 orang selebihnya, jika mereka tau tentang aku. Mereka akan menghilang dari bumi ini hanya dengan seketika saja" Pak Surya memberi peringatan pada Ghian
"Baik kalau begitu pak" Ghian hanya menjawab dengan singkat
"Nah, sekarang. Kau tulis nama teman - temanmu yang mengetahui tentang kelebihanku. Dan mereka akan ku masukkan ke daftar ini" Pak Surya memperlihatkan buku dengan tulisan 'More Eyes'
"Gak usah takut, ini lihat lah" Pak Surya membuka lembar demi lembaran tentang buku itu. Ya, buku itu hanya buku kosong. Tapi, Pak Surya sudah memberi list 4 orang untuk dimasukkan kedalam buku itu
"Kau tau kan apa arti 'More Eyes' itu?" Pak Surya bertanya
Ghian hanya menangguk saja
"Benar, 'More Eyes' itu artinya 'Mata Yang Memiliki Kelebihan'. Jadi, teman - temanmu yang tidak bisa melihatku, akan ku buat mereka bisa melihatku. Dengan kekuatan yang aku miliki" Pak Surya menjelaskan
"Tapi, aku masih belum percaya sama Bapak" Ghian berkata sambil ketakutan, karena takut terjadi sesuatu pada teman - temannya
"Hmm, baik. Akan kutunjukkan bahwa aku ini jujur padamu" Pak Surya memperlihatkan teknik nya, dia membuat Ghian terkejut dan tak menyangka. Ya, teknik yang di kuasai Pak Surya, memang tidak ada satupun yang bisa melakukan itu. Pak Surya lalu bertanya lagi pada Ghian
"Nah sekarang, kau tulis nama teman - temanmu di buku ini. Supaya mereka bisa melihatku dan kekuatanku. Dan juga, aku akan memberikan sebagian kekuatanku pada mereka. Percayalah, aku tidak bohong padamu. Jika kau sudah menulis nama teman - temanmu, aku akan menunjukkan kekuatanku yang lebih padamu" Pak Surya kemudian memberikan pena kepada Ghian
"Sekarang tulis nama mereka" Pak Surya memberikan pena nya
    Ghian sepertinya sudah sedikit percaya dengan Pak Surya, Ghian kemudian menuliskan 4 orang temannya yang terdekat.

Nama 4 orang yang ditulis Ghian itu adalah......

Bersambung.....

KemahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang