Keajaiban

194 5 1
                                    

Setelah menulis nama ke 4 temannya, Pak Surya kemudian menutup bukunya
"Bagus Nak. Ke 4 temanmu ini akan bisa melihat keajaiban yang ada di dalam diriku" Pak Surya kemudian berjalan dan hendak menunjuk sesuatu pada Ghian
"Ayo kemarilah, ada sesuatu yang hendak ku tunjukkan padamu" Ghian pun mengikuti Pak Surya dari belakang

***

Sementara itu, teman - teman Ghian sedang menunggu di perkemahan.
"Masih ada satu jam lagi untuk menyusul mereka" Seru Agung sambil melihat jamnya
"Oke baiklah, aku sudah bersemangat dalam hal ini" Seru Tegar sambil menepuk tangannya
"Kalian aja lah yang pergi, gue takut nih" Hermanto berkata sambil gemetaran
"Ya nih, gue juga takut kesana. Apalagi kalo malam tuh kan gelap, gue jadi takut ada kenapa - kenapa nantinya" Timpal Demet gak mau kalah
"Ya, sama gue juga gitu" Fadil juga ikut timpal
"Gak setia kawan banget lu pada ya. Teman lagi kesusahan di luar sana, lu malah enak - enakan aja disini. Pokoknya gue gak mau tahu, lu ikut kita untuk mencari Syahrul dan teman lainnya" Alma berceloteh layaknya anak ayam yang kecarian induknya
"Ntah tuh, kampret banget ya lu bertiga. Jadi cowok kok...." Pembicaraan Ayu pun terpotong
"Sudahlah, jika kalian bertengkar terus permasalahan ini takkan selesai" Joko memberi nasehat pada mereka
"Oke gini ajalah, kita buat tim pencarian. Tim A mencari ke sana (menuju ke arah sungai) dan Tim B mencari bersamaku (menuju ke tengah hutan). Yang jadi Tim A bareng gue, angkat tangan" Seru Agung sambil mempersiapkan alat tulisnya

7 orang angkat tangan
"Baik, Afni dan 6 lainnya ikut bareng gue. Selebihnya jadi Tim B, sesuai kesepakatan. Tim A menuju ke arah sungai bareng gue, oke?" Seru Agung sambil bersemangat
"OKE" Jawab temannya serempak
"Gung, kami bertiga ikut lu ke sungai ya?" Tanya Demet
"Oke, tapi lu pada jangan buat kerusuhan ya sewaktu gue mencari ke arah sungai?" Tanya Agung kurang percaya
"Awas aja lu kalo buat rusuh disana, gue usir lu dari Tim A ntar" Kesal Alma
"Ya Ma, jangan marah mulu dong, ntar cepat tua loh" Goda Hermanto
"Biarin...." Jawab Alma singkat dan kemudian dia pergi meninggalkan mereka bertiga
"Yaelah segitunya amat marahnya" Hermanto sedikit kecewa
"Namanya juga cewek, emang selalu benar dan dia gak bisa di lawan" Mereka berdua hanya bisa menghela nafas melihat sifatnya si Alma

Mereka pun menunggu satu jam lagi untuk mencari Syahrul dan teman lainnya

***

Ghian terpana melihat kekuatan yang ada didalam diri Pak Surya. Dia juga terpana melihat ke ajaiban objek gubuk yang ada didalamnya, dia juga gak menyangka kalau gubuk ini terlihat kecil di luar tapi tidak di dalamnya.
Pak Surya terus menerangkan tentang keajaiban yang ada didalam dirinya. Setelah 5 menit, Pak Surya berhenti menunjukkan kekuatannya dan dia menuju ruang tamu. Dia mempersilahkan Ghian untuk duduk di ruang tamunya yang luas dan indah, kemudian dia pergi sebentar untuk mengambil minuman dingin. Ghian duduk sambil terus memperhatikan ruangan itu, antara takut, gembira, terpana semua dirasakan Ghian menjadi satu. Lamunan Ghian tersadar ketika melihat Pak Surya sudah kembali ke ruang tamu sambil membawa 2 buah soda dingin dan 2 gelas kosong. Pak Surya meletakkannya di atas meja, dan mulai bercerita lagi
"Ghian, sebutkan sifat ke 4 teman mu yang kau tulis di buku 'More Eyes' ku tadi" Pak Surya bertanya sambil menuangkan minuman soda itu ke dalam gelasnya
"Baik pak, pertama si Syahrul. Dia memiliki sifat yang pemberani, tegas, dan juga jujur dalam segala hal. Walau dia kadang ada penakutnya juga sih. Rido saya kurang tau sih, tapi dia itu orangnya rada penakut, soalnya kemarin dia menceritakan cerita seram sama saya" Ghian menjelaskan
"Cerita seram apa itu?" Tanya Pak Surya penasaran
"Dia menceritakan kalau dia melihat hantu dengan wajah yang menyeramkan, mukanya hancur sebelah dan organ dalamnya kelihatan" Ghian menjelaskan sambil meminum soda yang ada di hadapannya (penuangan soda ke dalam gelas gak usah di jelasin juga kan itu gak penting adegannya)
"Dia itu cewek ataukah cowok?" Pak Surya bertanya sekali lagi
"Cewek" Jawab Ghian singkat
"Oh gitu ya, nanti akan aku jelaskan semuanya setelah kau menjelaskan sifat ke 4 teman mu tadi" Kata Pak Surya dengan serius
"Lanjut...." Serunya
"Alda dan Rini, memiliki sifat yang sama yaitu gak mau kalah, tapi Rini memiliki ingatan yang tajam, sementara Alda memiliki penglihatan yang tajam. Jadi, walaupun orang itu jauh di matanya tapi dia tetap bisa melihatnya dengan baik" Ghian berhenti berbicara
"Sudah? Itu saja sifat yang dimiliki temanmu?" Tanya Pak Surya
Ghian mengangguk
"Oh, apa gak ada yang memiliki sifat yang egois?" Tanya Pak Surya lagi
"Menurut saya sih, Rido yang memiliki sifat yang begitu" Ghian berusaha mengingat
"Kalau ada yang memiliki sifat yang begitu, pasti dia akan menghilang. Dan takkan pernah kembali lagi" Pak Surya menjelaskan sambil meminum sodanya yang terakhir
"Kok Bapak bisa tahu?" Ghian bertanya penasaram
"Baiklah, kenapa aku tahu? Aku akan menceritakan kisah ku sedikit"
Pak Surya kemudian menceritakan kisahnya yang sedikit kepada Ghian, Ghian hanya mendengar dan mengangguk saja apa yang di ceritakan Pak Surya, soalnya Pak Surya menceritakan kisah yang belum pernah dia ketahui

**

Alda dan Rini berlari sekuat tenaga dan tak perduli halangan apa saja yang ada di hadapan mereka, tapi Alda berhenti sejenak dan dia penasaran dengan apa yang dia lihat
"Da, kenapa berhenti? Ayo cepat, sebelum Syahrul dan Rido ada kenapa - kenapa" Rini juga ikut berhenti berlari
"Tunggu dulu, apa kau tak lihat yang disana?" Tanya Alda sambil mengerutkan dahinya
"Emangnya kau lihat apa?" Rini bertanya dengan penasaran
"Lihat itu...." Alda menunjuk ke arah tengah hutan. Rini melihatnya, dia membesarkan matanya untuk melihat apa yang ada disana, sontak saja dia kaget. Apa yang dilihatnya adalah perempuan dengan wajah yang menyeramkan sedangn memperhatikan mereka dari kejauhan
"Da, gue takut nih" Rini mundur beberapa langkah
"Tenang Rin, gue ada disini. Lu gak perlu takut semua akan baik - baik saja"

Perempuan itu terus memperhatikan mereka berdua, Alda menatap ke arah perempuan itu. Dia terus memperhatikannya, begitu dia sadar dia ketakutan setengah mati. Perempuan yang jauh itu bukanlah menatap mereka dari kejauhan, melainkan menatap mereka dalam jarak yang sangat dekat. Ya, kira - kira ada 20 cm dari hadapan mereka.
Alda dan Rini hanya melihat perempuan itu dengan ketakutan, tubuh mereka tak bisa digerakkan. Mereka sangat ketakutan

Perempuan itu menatap mereka sambil menyeringai (kira - kira seperti inilah wajahnya)

Perempuan itu menatap mereka sambil menyeringai (kira - kira seperti inilah wajahnya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu semakin dekat dengan mereka, tetapi Alda dan Rini tetap diam ditempat. Tubuh mereka tak bisa digerakkan, seolah - olah, tubuh mereka sudah di paku sangat dalam dan tak bisa di keluarkan lagi. Perempuan itu berjarak 15 cm lagi di hadapan mereka.
10 cm
9 cm
7 cm
5 cm
3 cm
Dan perempuan itu sudah berjarak sangat dekat. Dengan jarak yang cukup dekat, perempuan itu menyerang mereka berdua dengan kuku nya yang tajam. Mereka berdua pun tersadar, tapi percuma dia sudah menyerang mereka jadi mereka hanya bisa berteriak saja
Tak berapa lama kemudian, sekelebat cahaya menyelamatkan mereka. Mereka terjatuh ke tanah. Sontak saja, Alda dan Rini kaget melihat cahaya itu. Tapi yang lebih terkejutnya lagi adalah, begitu tersadar mereka melihat seseorang yang tak terduga di hadapan mereka
"Ghian....." Kata Mereka serempak
Mereka seolah - olah tidak menyangka kalau yang dihadapan mereka sekarang adalah Ghian, orang yang telah berlari jauh ke tengah hutan sekarang muncul di hadapan mereka.

Bersambung.......

KemahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang