Dialog 3

1.1K 129 26
                                    

Pertanyaan 3:
Adakah yang peduli padaku?

*

“Tolong sampaikan pada teman-teman sekelasmu ya.”

Tita tersenyum, ia mengangguk dan berpamitan pada Ibu Nuri, dosen mata kuliah wajib PKN yang menitipkan tugas padanya.

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya, ia tidak berhenti tersenyum dan menyapa orang-orang yang mengenalnya. Senyum itu luntur sebentar di depan pintu kelasnya, ia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Ada Laila di dalam, yang juga mengambil jadwal mata kuliah PKN sama dengannya.

Tita membuka kelasnya, saatnya kembali memakai topeng dan menjadi aktris profesional.

*

Tita berjalan celingukan di koridor lantai 4, gedung RKB-F. Selama ini, hanya di tempat inilah dirinya mampu menjadi dirinya sendiri, melepas topengnya. Ia memilih tempat ini, karena hanya di sinilah dirinya tidak mengenal siapapun—hingga kemarin tiba-tiba saja ia bertemu dengan Raka. Selain itu, hanya di gedung ini jugalah dirinya akan terlihat sama dengan mahasiswa lainnya di gedung ini, tidak akan terlihat seperti penyusup, karena sebagian mahasiswa yang lain memakai pakaian yang sama dengannya.

Sistem perkuliahan di kampusnya sangat teratur, rapi dan sistematis. Tiap-tiap fakultas mendapat jatah di gedung masing-masing serta dresscode—jika Tita tidak menyebutnya sebagai seragam, yang berbeda pula. Ada delapan Fakultas di kampus ini, tetapi yang paling mencolok dari segi dresscode hanyalah fakultas Pendidikan, Keislaman dan Hukum, kadang-kadang juga FISIB (Fakultas Ilmus Sosial dan Budaya) yang sering sekali mengadakan kirab budaya.

Fakultas Pendidikan terkenal dengan dresscode batiknya tiap hari Kamis. Selama perkuliahan berlangung, mahasiswa dari semua program studi di fakultas ini tidak boleh mengenakan celana jins dan harus memakai baju seperti kemeja, bersepatu dan berkaos kaki. Boleh memakai baju berjenis kaos, hanya saja diharuskan yang berkerah, juga boleh memakai celana, hanya saja harus berbahan dasar kain. Selain itu, selama ujian baik UTS maupun UAS, para mahasiswanya harus mengenakan dresscode yang berbeda lagi, yaitu atasan putih dan bawahan hitam. Alasannya simpel, mereka adalah calon guru, sudah sepatutnya menjadi panutan khususnya dalam hal berpakaian. Makanya, akan sangat riskan menyusup di gedung RKB D, karena semua orang akan tahu bahwa ia bukanlah bagian dari mahasiswa fakultas ini.

Di fakultas Keislaman peraturan dresscode jauh lebih ketat. Sesuai dengan nama fakultasnya yang mengandung unsur keislaman, maka selama perkuliahan berlangsung, mahasiswa di fakultas ini harus mengenakan pakaian bernuansa islami. Tidak boleh mengenakan celana jins dan diharuskan mengenakan rok panjang. Sebagian besar mahasiswanya berkerudung dan berpakaian sopan. Bahkan, ada sebuah hari di mana semua mahasiswa beserta dosen-dosennya diwajibkan mengenakan pakai syar’i. Perempuan dengan pakaian berjenis long dress—jika tidak ingin disebut jubah, dan pria dengan baju koko, celana cingkrang. Fakultas ini juga merupakan satu-satunya fakultas yang membuat peraturan bahwa semua perkuliahan diharuskan berhenti saat adzan. Jadi, jarang sekali RKB C ramai jika saat dhuhur maupun ashar dan maghrib, karena semua mahasiswa dan dosennya melaksanakan sholat berjamaah di masjid kampus. Mereka adalah tipekal calon menantu idaman.

Fakultas Hukum, dikenal sebagai fakultas paling elite. Penuh dengan anak-anak bonafit yang sebagian besar kendaraannya adalah mobil. Mahasiswa di fakultas ini berpenampilan layaknya para eksekutif dengan baju selalu licin, rapi dan bersih. Mereka bahkan sering sekali mengadakan seminar dengan budget besar di Gedung Utama, mengundang narasumber yang sebagian besar orang-orang penting di negeri ini. Keuntungan menjadi mahasiswa di fakultas ini adalah bahwa kamu tidak perlu repot-repot bersaing mengenai dana dengan jurusan lain dalam satu fakultas, karena fakultas Hukum hanya memiliki satu program studi, yaitu Hukum tanpa ada anak program studi yang lain. RKB G adalah sarang orang-orang ahli hukum.

Dialog HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang