25

437 26 0
                                    

"Nia-ssaem, aku ingin roti ini saja boleh ?"
"Boleh, Daeoh mau roti apa melon, madu atau stroberi"
"Hm..."

Nia sedang bersama Daeoh karena sebenarnya Daeoh tidak ingin pulang dengan ayahnya dan ingin bersama dengannya, sedangkan Hansol hanya bisa melihat mereka tapi dari jauh agar Nia bisa membujuk Daeoh untuk pulang. Nia juga sudah terbiasa dengan situasi seperti ini dimana anak didik nya tidak mau pulang tapi lebih suka di sekolah atau bersama Nia, Nia memberi pesan pada Hansol agar mendekat karena Daeoh ingin pulang karena Nia berhasil membujuk nya, Hansol mendekat dan Daeoh langsung memeluk kakinya.

"Kau sudah mengantuk?"
"Appa, aku mau pulang"
"Baiklah, berpamitan dulu pada Nia ssaem"

Daeoh langsung menuju Nia dan membungkuk 90 derajat walaupun dengan mata mengantuk lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.

"Ne Daeoh, hati hati di jalan"

Nia mensejajarkan tingginya lalu mengusap pipi dan rambut Daeo sambil tersenyum.

"Nia, terima kasih dan maaf merepotkan mu"
"Tak masalah Daeoh hanya ingin bermain bersama ku"
"Kau ingin pulang bersama kami?"
"Tidak usah aku sudah dijemput oleh temanku dan terima kasih tawarannya"

Nia bangun setelah itu langsung berpamittan juga karena Jun akan menjemput di cafe dekat dengan tempatnya sekarang. Nia memasuki Cafe yang bergaya korea klasik tempatnya janjian dengan Jun, Nia langsung melihat Jun yang ternyata membawa Minghao dan Tianai. Nia langsung berlari kecil kearah Tianai dan memeluk nya, Tianai juga membalas pelukan dari Nia.

"Aigo..., Tianay Jinja bogoshipta.."
"Nado bogoshipta..."

Nia melepaskan pelukannya dari Tiannay lalu tersenyum melihat keadaan gadis cilik ini baik - baik saja tanpa sadar air matanya sudah menetes lalu di hapua oleh Tiannay dengan jari kecilnya. Jun lansung menyuruh Mingahao dan Tiannay memesan makanan manis agar Jun bisa menceritakan semuanya pada Nia.

"Jun, aku senang Tiannay bisa pulang"
"Iya aku juga dan ternyata mereka memang mengalami gangguan jiwa, aku tak menyangkanya saja untung saja temanku sudah mengurusnya dan ahli warisnya berpindah kepadaku"
"Alhamdulillah aku turut senang Jun lalu dimana Tiannay akan bersekolah?"
"Itu dia masalahnya"
"Kenapa?"
"Aku belum tau dan juga aku pasti tidak bisa menjemputnya kau tahu sekarang Tiannay bersamaku gajiku kemungkinan kurang untuk kami berdua akhirnya aku mengambil pekerjaan tambahan sebagai guru les, aku bisa mengurus Tiannay tapi begitulah"

Jun langsung mengacak rambutnya sedangkan Nia hanya menatap Jun datar sambil menyiapkan kata - kata yang teratur karena Jun selalu seperti ini kekurangan rencana.

"Jun, aku tahu panti asuhan yang..."
"Kau gila apa aku tak mau"
"Hei dengarkan dulu aku berbicara tuan Wen"

Nia sudah menatap nya Jun dengan tatapan datar dan alis satu yang terngkat sedangkan Jun sudah cengengesan dan hanya tersenyum.

"Tiannay bisa sekolah di tempat yang sama dengan anak panti asuhan yang aku urus dan kau bisa menitipkannya disana setelah itu menjemputnya"
"Tap-"
"Disana ada banyak anak juga dan bayiku juga disana jadi kau bisa tenang"
"Baiklah"

L O V E ( Muslim EXO ) (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang