Seusai briefing dan memberikan semangat kepada semua orang yang berpartisipasi, Sophia pergi bersama Brandon ke tempat makan favorit mereka, McDonald's.
Dan seperti biasa, mereka selalu memesan Mc Spicy, Mc Nuggets, Fish & Fries, Mc Flurry, dan air putih. Dan juga mereka akan duduk di meja paling pojok. Meja di daerah pojok jarang peminat, mungkin karena jauh dari kasir sehingga orang-orang harus membawa nampan makanan mereka dengan usaha ekstra.
Namun bagi Sophia, ini adalah tempat favorite nya. Bukan hanya karena lebih privat, tetapi di meja paling pojok ini terdapat tempat untuk charger di temboknya.
Brandon menatap gadis di depannya yang tengah melahap Mc Spicy dengan penuh semangat itu sambil tersenyum. Sudah lama sejak terakhir kali mereka berdua datang ke tempat ini. Rasanya Brandon ingin menghabiskan waktu setiap harinya bersama pacarnya itu. Namun tentu saja tidak bisa karena mereka mempunyai aktifitasnya masing-masing.
"Brandon. Hari ini ga sibuk sama persiapan ospek?"
Brandon menggeleng. "Gue sengaja luangin waktu buat Lo."
"ih apaan sih." Sophia melempar wajah Brandon dengan kentang goreng miliknya.
Sedangkan Brandonhanya terkekeh. Sophia memang berbeda. Itulah mengapa Brandon memutuskan untuk menjadi pacar Sophia. Sophia yang terkenal cuek, tertutup, ketus kepada orang baru, dan sulit terbuka kepada orang lain membuatnya memiliki daya tarik tersendiri bagi Brandon.
Brandon jadi teringat dulu, ketika mendekati Sophia. Ia sampai membutuhkan waktu satu tahun untuk mengetahui Sophia yang sebenarnya. Dan ketika mereka jadian. Sophia bukan tipe cewe yang suka di rayu atau gampang diberi hadiah. Ya seperti ini lah Sophia. Cewe yang terlihat manis dan feminim, namun memiliki sifat cuek, gampang ngambek, dan keras kepala.
Meskipun begitu, Sophia selalu menjadi dirinya sendiri. Dan itu unik bagi Brandon. Meskipun mereka jarang melakukan date romantis dan tidak menggunakan panggilan Aku-Kamu. Tetapi hubungan keduanya berjalan baik.
"Brandon."
"iya?"
"emang ospek itu susah, repot, dan sibuk banget ya?"
"Tanya aja ke Kakak Lo yang lebih berpengalaman."
"ish, tau sendiri kan Gue ga begitu akrab sama Austin."
"oh iya lupa."
"jadi ospek itu gimana? Gue kan taun depan kuliah."
"ospek itu beda-beda tiap univ, fakultas, sama jurusan."
"gimana-gimana?"
"setiap universitas, ospeknya itu beda-beda. Ada yang susah, ada yang ribet, ada yang nyantai, bahkan ada yang ga pake acara ospek."
Sophia menganguk-anguk sambil memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya.
"eh, si Nick itu mayan juga ya jadi pangerannya."
"asalnya Gue mau nya Lo. Tapi kan waktu di telfon pas itu, Lo bilang sibuk. Jadi ya Gue cari orang lain."
"Dia cocok kok jadi pangeran."
"hmmm cemburu ya?" Goda Sophia dengan mata yang di sipitkan.
Brandon tertawa. "dih, geer. Siapa juga yang cemburu."
"cemburu juga ga apa-apa kok."
"dih, mau Lo sama si Nick sampe ada gerakan ciuman juga Gue ga cemburu."
Sophia cemberut dan melipat kedua tangannya di dada. "ga asik ah ga cemburu." Ucapnya yang kemudian tertawa. Begitupun dengan Brandon, Ia ikut tertawa.