Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan club malam. Semua tepukan, sorak, dan pujian itu di tujukan kepada sekumpulan orang yang tengah berada di tengah-tengah ruangan.
Salah satu gadis yang berdiri di tengah-tengah kerumunan itu menatap tajam ke arah gadis berambut keriting di depannya dengan tatapan membunuh. Sementara orang yang di tatapnya tidak merasa takut samasekali. Ia malah tersenyum sinis sambil menatap tak kalah tajam.
Setelah mendengus kesal, lalu menghentakan kaki nya keras-keras, gadis berambut panjang itu, Sophia pergi keluar club yang langsung di susul oleh sahabatnya.
"Sophia!."
Sophia terus berjalan dengan penuh emosi menuju jalan raya dan hendak menghentikan sebuah taksi. Namun sahabatnya itu berlari semakin kencang dan berhasil meraih pergelangan tangan kiri Sophia. Dengan ketus Sophia langsung menghempaskan genggaman tangan sahabatnya itu.
"apaan sih Caro!" Sophia dan Caroline berdiri berhadapan di pinggir jalan.
"Lo ga harus se emosi ini."
"asal Lo tau, Gue benci banget sama si Yasmin itu."
"tapi Lo harus ngakuin kalo Dia dan antek-anteknya itu emang hebat."
Sophia memutar kedua bola matanya dengan hiperbola. "itu yang Gue ga suka. Semua perhatian tertuju buat si Yasmin itu." Telunjuk Sophia menunjuk ke arah club dengan emosi.
"Lo punya dendam pribadi?." Tanya Caroline yang dari tadi sabar menghadapi sahabatnya itu.
Sophia membuang nafas berat. "Gue cuma mau orang lain itu ngeliat Gue, cuma itu."
"Gue tau kok waktu tadi battle dance di club, Yasmin sama antek-antek nya itu keren. Tapi Kita juga, Kita juga ga kalah keren. Harus nya mereka semua lebih liat Gue, liat Kita." Tambah Sophia penuh emosi.
Caroline diam lalu menunduk. beberapa saat kemudian Ia kembali menatap Sophia yang tengah membuang pandangannya ke samping kanannya dengan mata yang berkaca-kaca dan juga kemerahan.
"Sophia....." ucap Caroline lembut.
Tiba-tiba Caroline melihat seorang laki-laki tengah berlari kecil menghampiri mereka. Laki-laki itu memberi kode kepada Caroline dan berkata tanpa suara. "Lo pulang, biar Gue yang urus." Caroline mengangguk kemudian kembali berusaha menatap Sophia yang masih membuang muka.
"Phi, Gue balik ya."
Kalimat Caroline barusan membuat Sophia terkejut dan buru-buru melihat Caroline yang mulai beranjak pergi.
"Caro!" Panggil Sophia, namun orang yang di panggil tidak mempedulikannya dan malah masuk ke mobil putih miliknya yang ter parkir tidak jauh dari situ.
"ah sial, Caro malah ninggalin Gue." Sophia menghentakan kakinya dengan kesal berkali-kali.
"Gue yang suruh."
Sophia menoleh, dan langsung memutar kedua bola matanya dengan sebal setelah mengetahui siapa orang yang baru saja berbicara kepadanya.
"pulang, anak cewe ga baik keluyuran tengah malem."
"ga usah so care."