Sudah hampir seharian Sophia berada di dalam kamarnya. Sibuk membuat sebuah explosion box untuk Brandon.
Ia mencoba menjadi orang yang romantis untuk pacarnya. Dan membuat hadiah sendiri merupakan hal romantis bagi Sophia. Menurutnya hadiah paling indah adalah waktu. Karena jika seseorang memeberikan waktunya untuk orang lain. Maka orang itu memberikan bagian dari hidupnya yang tidak bisa di ambil kembali.
Dan Sophia memberikan waktunya untuk membuat hadiah spesial untuk Brandon.
Setelah explosion box itu selesai. Sophia membuka tiap bagian explosion box itu dan mengenang tiap moment pada setiap foto yang di tempel di sana.
Dia merasa sangat jahat kemarin. Sudah menuduh Brandon tidak peduli padanya dan juga malah memberikan hadiah anniversary nya kepada Nick.
Tapi Sophia yakin explosion box ini dapat membuat Brandon sangat senang dan terkesan.
Mendadak, ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Sophia yang panik langsung kembali menutup explosion box itu dan langsung berlari ke arah pintu.
"Eh Austin. Ada apa?" Sophia cengegesan.
Austin mendongak. Mencoba mencari tau apa yang di sembunyikan adiknya di dalam kamar.
"Eh apaan sih." Kata Sophia ketus sambil berusaha menghalangi pandangan Austin.
"Lo ngapain aja sih?"
"Ga ada di rumah salah. Sekarang gue diem di rumah juga salah?"
"Lo diem di kamar seharian ga keluar keluar."
"Lah emang sekarang jam-"
Sophia langsung melotot ketika Ia melihat jam tangan Austin yang menunjukan pukul enam sore.
Pantas saja tubuhnya gemetaran. Dia belum makan sejak bangun tidur tadi yang entah jam berapa.
"Tadi gue bangun jam berapa?"
Austin mengedikan bahu. "Ga tau. Tadi sih jam sepuluhan lo masih tidur kayaknya."
"Yaampun gue belom makan." Sophia berjalan melewati tubuh jangkung Austin. Namun Ia tiba-tiba berhenti ketika baru saja berjalan beberapa langkah.
"Eh tadi lo ngetuk pintu mau ngapain?" Tanya Sophia yang sudah balik badan kembali menghadap Austin.
"Ngajarin gerakan baru buat Cinder-"
"Nanti aja!" Sophia berlari ke arah dapur. Membuat Austin geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
"Seharian di dalem kamar ngapain?" Kata Tina begitu Sophia baru saja akan memulai sarapan sekaligus makan siang plus makan malamnya.
"Habis belajar." Jawab Sophia dengan santai sambil melahap makanan di piringnya.
"Kalo ga percaya tanya aja Austin." Lanjut Sophia karena Tina menatapnya dengan penuh selidik.
"Kalo belajar jangan sampe lupa waktu dan ga makan. Nanti sakit."
Kedua mata Sophia melebar. Tadi dia tidak salah dengarkan. Tina. Ibu nya berkata seperti itu kepadanya. Akhirnya setelah bertahun tahun mengomeli dirinya, Tina mengeluarkan kata kata indah juga. Sophia merasa terharu. Ternyata seperti ini rasanya menjadi Austin yang tidak di omeli.
"Kok malah bengong?" Tanya Tina dengan heran.
"Hah?"
Kemudian Sophia melanjutkan makannya sampai habis tak bersisa.
Setelah selesai menaruh alat makannya Sophia kembali ke kamar nya. Dan hal pertama yang Ia lakukan adalah menyalakan ponselnya. Melihat isi chat dirinya dan Brandon. Brandon masih belum juga membaca pesan darinya.