Aku benci malam.
Kelam. Bercampur rindu yang temaram.
Detik detik jam dinding menyiksaku yang selalu menanti fajar.Kamu tau? Aku memeluk diriku sendiri disini.
Aku kuat, kamu tidak perlu beriba.
Tapi jika kamu masih memiliki jiwa dalam dada.
Di bibir yang menyatakan kau cinta.
Kau kan memelukku dari jauh.
Dibawah tabur bintang menghangatkan tubuh.
Menyapu peluh, menenangkan segala yang rusuh.Aku hanya meminta agar kau tahu. Bahwa perasaan ini biar aku yang simpan.
Biar aku yang merasakan, kamu jangan.Kamu hanya kan lebih membenci malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Pena
PoetryTulisan tangan ini tentang rindu berlandas perasaan, beratapkan lembayung fajar, dengan dinding-dinding rapuh lapuk yang sering patah. Merindulah dengan sabar, akhir cinta akan indah, bersamanya, ataupun bersama cinta yang lain. -Cinta Nurhafidzah...