Februari, 27

87 6 4
                                    

Menanti hadirnya kau di notifikasi ponselku, kuketik tulisan-tulisan tangan yang muncul di benakku. Biar sekalian alam mengetahui aku sedang tengah menunggu. Biarkanlah detik-detik jam dinding memperhatikanku amat pelan, tatapannya nanar. Seolah bergumam, "berapa lamakah kau akan menunggunya?".

Ingin kujawab rasanya, "aku tak peduli berapa lama aku harus menunggunya, tak peduli seberapa kesal aku akan sikapnya, dialah sosok yang membuatku mengerti bahwa cinta itu tentang kesabaran. Tentang penantian yang kerap dijadikan pisau pemutus jalinan. Tapi aku sedang tak ingin menggunakannya. Aku ingin menunggunya. Aku hanya ingin mencintai tiap-tiap detik penantian akan kabarnya, itu saja".

Tinta PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang