07 (Nobunobu x Reader)

433 33 3
                                    

Dia sebenernya ganteng loh, sayang cuma sering kehilangan gigi/? Duh. Seriusan deh, susah nyari fanart dia, padahal kalo ada yg niat pasti bakal ganteng banget.

Sebenernya saya ide cerita ini muncul waktu ngebayangin Aone, cuma terlalu males untuk bikin buku Haikyuu. Tapi pengen bikin sebenernya, tapi males *plin-plan*

 Tapi pengen bikin sebenernya, tapi males *plin-plan*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Kau menatap jejeran rapi boneka-boneka yang berukuran melebihi tubuhmu. Dalam beberapa saat kau mulai berpikir bahwa saat ini kau sedang berada di surga. Surga yang dipenuhi barang-barang yang lucu juga lembut.

Dengan perlahan, kau menjulurkan tanganmu kepada salah satu permukaan boneka-boneka itu. Merasakan betapa halusnya bahan yang tak luput dari indera sentuhmu saat ini. Lalu, tanpa sadar kau mulai meremas pelan bagian ekor dari boneka lumba merah muda itu.

Kau tidak peduli ekspresi seperti apa yang kau tunjukkan saat ini, yang kau lakukan hanyalah memejamkan matamu serta merekahkan sedikit senyum kecil terhadap sensasi yang kau dapatkan. Kau sudah tidak menghiraukan sekitarmu.

Beberapa orang yang melewatimu menatap heran, bahkan ada pula yang tidak memberi atensi sama sekali. Tapi kau tidak ambil pusing, tidak ada yang bisa memecahkan perhatianmu dari lumba manis itu. Kecuali satu, tujuan awalmu datang ke pusat perbelanjaan ini.

Dalam sekejap kau membuka matamu, melihat ke arah benda yang hinggap di tanganmu. Sebuah sweater dan mantel untuk persiapan musim dingin. Penghujung musim gugur kali ini sangat dingin, mungkin salju pertama tahun ini akan turun lebih cepat dari biasanya.

Kau menatap boneka dan barang belanjaanmu bergantian dengan bimbang. Setelah lama menimbang, akhirnya kau memilih membayar barang belanjaanmu dan memberikan remasan perpisahan kepada ekor lumba itu.

Kau melangkahkan kaki dari pusat perbelanjaan itu dengan berat hati. Awalnya kau berpikir lebih baik membeli lumba itu dan menjadikannya teman penghangat tubuh di apartemen kecilmu, tapi kau baru saja mendapatkan pekerjaan baru dan tidak mungkin membawa-bawa lumba itu ke kantor barumu.

Kau mendenguskan nafas sekali lagi sambil menggenggam kantung belanjaanmu. Seandainya saja ada orang yang tidak sengaja membeli boneka itu dan memilih untuk memberikannya kepadamu. Lagi, kau mendenguskan nafas, kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Tiba-tiba saja kau merasa kesal dengan dirimu yang miskin ini.

"Hey kau," kau menoleh ke asal suara dengan garis mata yang berkerut.

Figur pria dengan rambut undercut menjamah lensa matamu, dengan boneka lumba yang menjadi incaranmu di tangannya. Bedanya yang kali ini berwarna biru muda.

"Aku sudah melihatmu sejak tadi."

Kau memiringkan kepalamu tiga puluh derajat. Dia ini stalker atau orang mesum sebenarnya? Namun entah bagaimana, kau merasa wajahnya familiar.

"Kau satu-satunya gadis yang dapat memaku pandanganku."

Pria ini berbahaya.

Kau dengan refleks mundur satu langkah ke belakang, terkejut dengan pernyataan pria tersebut yang menegakkan bulu roma.

"Ini untukmu." Pria itu menyerahkan boneka itu padamu. Kau tidak tahu sebulat apa matamu saat ini, kau menatapnya tidak percaya.

"Aku penasaran mengapa kau tidak jadi membeli ini. Tapi aku jadi punya kesempatan untuk mengenalmu."

Pria itu mengulurkan tangannya, "Hitotsubashi Nobu Nobu."

Kau masih termangu melihatnya. Dia ahli waris dari perusahaan ternama, wajar jika kau merasa dia sangat familiar.

Dia menarik tangan kananmu untuk bersalaman dengannya.

"Kau tidak boleh bersikap begitu kalau ada orang yang mengajak berkenalan."

"Maaf," akhirnya kau mendapatkan kembali suaramu, "aku tidak bisa mengambil sesuatu dari orang asing."

Kau mencoba mengambil kembali tanganmu, namun yang terjadi adalah tubuhmu bertabrakan dengannya dan kau dapat merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangmu.

"Aku menyukaimu. Dan aku ingin memiliki mu." Kau bisa merasakan suaranya sangat dekat dengan telingamu. "Asal kau tahu, aku selalu mendapatkan apapun yang kuinginkan."

Walau tidak lama, kau termangu dengan apa yang kau dengar sebelum mendorong pria itu agar melepaskanmu. Pria ini sangat mustahil, percaya dirinya terlalu tinggi.

Di saat kau sedang mengumpati sifat pria ini, tiba-tiba saja tanganmu ditarik olehnya. Kau melihat barang bawaanmu yang jatuh, akibat pelukan paksa beberapa saat lalu, sedang dibawa oleh beberapa orang berpakaian serba hitam yang kau yakini adalah pengawalnya.

"Oh iya, siapa namamu, cantik?"

Wajahmu menghangat mendengar pujiannya.

"Aku (Name). (Lastname) (Name)." Kau mengeratkan genggamanmu dan mengikuti langkahnya.

Well, mendapatkan teman spesial baru untuk menghangatkan Natal dinginmu tahun ini sepertinya tidak buruk juga. Kau punya yang lebih dari boneka itu untuk dipeluk nantinya.

Gintama Chara x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang