Perhatian.

1.2K 166 76
                                    

VotMentnyaa~
Warning! Tingkat kegajean dan kerecehan yang sangat anjlok!
.
.
.

"Gue rela ngelakuin apapun kalau itu demi lo."

Hari sudah berganti, kecemasan Jisoo malah semakin kuat. Untungnya Jisoo tinggal sendiri di Apartemennya, tak ada yang tau kalau ia memecahkan gelas tadi pagi.

Readers tau tuh. -Can.

YA KAN INI CERITA BUAT DIBACA! -Samwan.

Punten:") Maap:") -Can.

Dengan langkah ragu, Jisoo memasuki kelasnya. Masih sepi, karena ia datang terlalu pagi.

"Jisoo? Datengnya pagi banget? Ini masih jam tujuh, kuliah kita mulai jam sembilan." Sapa seorang Mahasiswa yang satu jurusan dengan Jisoo.

Jisoo menoleh, tersenyum ramah pada yang menyapanya, tanpa sadar bahwa itu membuat si penyapa terpana. "Firasatku aneh, semoga aja ini gak kejadian."

Si penyapa gelagapan, entah apa yang membuatnya seperti ini, mendengar suara merdu Jisoo membuat hatinya hangat. "F-firasat apa?"

Pertanyaannya membuat Jisoo berfikir, bahkan ia tak tau firasat apa yang ia rasakan. Jadi ia hanya menggeleng pasrah.

"MAHASISWA PSIKOLOG YANG UDAH DATENG! DIPANGGIL DOSEN PARK DI DEPAN KELAS MUSIK!"

Jisoo segera berlari menemui Dosen Park, karena Dosen Park ini orangnya tidak jelas. Ngajar di Musik sama Psikolog tapi kok bawa-bawa MTK? Gak jelas kan.

"Eh! Jisoo tunggu!" Teriak penyapa Jisoo tadi dan berlari menyusul Jisoo.

---

Sebenarnya, sehabis mengantarkan Jisoo kemarin, Seokmin sakit demam, tapi karena sifat keras kepalanya, ia memaksa masuk kelas.

"Hatchu!"

"LEE SEOKMIN KALAU SAKIT YA PULANG AJA!" Teriak si pemilik suara delapan oktaf, Boo Seungkwan.

"GAK! GUA GAK MAU KETINGGALAN NILAI DOSEN PARK!" Balas Seokmin tak kalah kencang, bedanya, suaranya serak karena sakitnya.

"LO BERDUA DUDUK SEBELAHAN TAPI TERIAK-TERIAK! KUPING GUE PENGANG TAU GAK SIH?!"

Seokmin dan Seungkwan terdiam. Baru sadar kalau suaranya terlalu keras sampai membuat satu kelas menoleh.

"Pst! Kenapa lo sampe sakit gitu, Seok?" Tanya Seungkwan berbisik, daripada disalahkan lagi, pikirnya.

"Hatchu! Kehujanan kemarin pas nganter Jisoo-hyung..ha..ha..hatchu!" Jawab Seokmin juga berbisik, bahkan suara bersinnya dikecilkan.

"YA GAK BISIK-BISIK JUGA KALI!"

"IH GUANLIN BACOT DEH! KAK JIHOON KARUNGIN DULU DONG ANAK AYAMNYA! ANAK BISNIS KOK NYASAR DISINI!" Balas Seungkwan sewot, membuat seisi kelas tertawa termasuk Guanlin sendiri.

"YAUDAH GUE PERGI! KAK JIHOON SARANGHAE! AYO WOOJIN-HYUNG JANGAN NGALUS SAMA KAK HYUNGSEOB MULU!" Setelahnya Guanlin pergi bersama Woojin tanpa rasa malu sedikit pun, padahal Jihoon--dan Hyungseob--sudah merona parah dengan kata-katanya.

Seungkwan lega karena Guanlin sudah pergi, rasanya mereka selalu adu bacot jika bertemu. Tapi belum puas merasa lega, Dosen Park sudah datang dengan beberapa anak Psikologi.

Alim ✧ SeokSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang