0. Star Wars dan Alley by The Lake

303 12 9
                                    

"Kamu tahu Han Solo?"

SUASANA ruang kelas sudah sunyi hari ini. Suasana temaram akibat mendung jam empat sore menambah suasana hening semakin pekat. Desember duduk di salah satu bangku yang menghadap langsung ke deretan jendela yang semua vitrasenya terbuka. Di sebelah kanan, temannya duduk di atas meja. Membuatnya terlihat lebih tinggi dari Desember.

Desember meletakkan pensil ke atas meja, membiarkan gambar di buku sketsa besarnya yang belum selesai di sana. Dia menghela nafas dengan alis berkerut heran. Wajahnya terangkat menatap temannya yang memasang wajah serius.

Siapa lagi yang dimaksud temannya? Tokoh dalam drama, film, novel atau drama musikal klasik?

"Siapa?" dia memutuskan bertanya saja, tidak memiliki banyak referensi ataupun ingatan bagus tentang tokoh-tokoh fiksi. Dia memang kurang menyukai seni peran, jenis apapun itu. Desember cuma suka menggambar.

"Han Solo," ulang temannya tanpa memerdulikan intonasi tidak tertarik dari Desember, "Tokoh fiksi di film Star wars. Aku jelasin siapa dia kamu juga gak paham. Dan gak mau paham juga. Tapi kata orang, dia romantis. Kutipan penuh kesombongan romansanya terkenal."

"Oh ya? Kutipan apa?" Desember bertanya betul-betul hanya untuk sopan santun. Dia tidak tertarik sama sekali. Tapi, yang berbicara saat ini adalah teman sekelasnya yang akan jadi menyebalkan jika tidak didengar. Desember tidak mau mengambil resiko.

"I love you, I know."

"What?" Desember menyipitkan matanya curiga, "kamu ngerjain aku, ya?"

Angin menerbangkan vitrase kelas dan menyapu rambut temannya yang panjang menutupi wajah. Desember bisa melihat samar matanya yang dibingkai kacamata semi hitam sekilas, dan yakin bahwa temannya tidak bercanda. Orang itu tidak pernah berbohong kalau berhubungan dengan tokoh fiksi kesukaannya. Temannya menyeringai geli, tapi menggeleng dengan tegas.

"Enggak, ini serius. Jadi, Han Solo ini udah ditangkap sama penjahat dalam film dan mau dibekukan sewaktu Putri Leia bilang kalau dia cinta sama Han Solo. Dan Han Solo cuma bilang I Know. Laki-laki sombong, tapi banyak penonton suka sama adegan itu."

Desember mengerutkan kening, tangannya mulai mengetuk-ketuk meja, tanda dia mulai tertarik dengan pembicaraan yang sebetulnya tidak terlalu ia mengerti ini.

Desember pelan-pelan mulai membayangkan seorang laki-laki yang memakai borgol di seluruh badannya, mau dimasukkan ke dalam alat semacam lemari pendingin untuk dibekukan. Lemari pendingin? Desember menertawakan dirinya sendiri. Dalam Star Wars ada lemari pendingin buat membekukan manusia? Ini sebabnya dia tidak menyukai film dan sejenisnya. Desember punya daya imajinasinya yang cetek kalau berhubungan dengan film.

"Dia enggak bilang I Love You Too, gitu?"

"Siapa?"

"Ya, Han Solo."

Temannya menggeleng, "Enggak. Dia cuma bilang I Know. Semacam

'I Love You'

'I Know'

End of story."

Desember terperangah, "Si Han Solo ini gila?"

Alis temannya bertaut seakan berpikir keras. Ekspresi yang biasanya akan membuat Desember tertawa karena temannya akan terlihat begitu lucu jika memakai ekspresi itu.

"Dia gila dalam artian waras. Kayak yang, dia gila. Kita tahu dia gila, tapi secara bersamaan ya dia waras. Ngerti, kan?"

"Dia gak suka sama si Putri Lena itu?"

AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang