Meet again

14 1 6
                                    

Semenjak kejadian kemarin Vani pun lebih berhati-hati dalam berpergian. Dia pun meminta David untuk menjemputnya,tetapi sayang nasibnya kurang beruntung hari ini. Dan dia pun akhirnya menunggu Dito hingga selesai.

Lah Van, lo pulang dengan siapa?"tanya Juna

"Dito lah"

"Lo gak tau yah,Dito kan gak masuk. Dia kan sakit. Emang dia gak ngasih tau lo?" Tanya Juna

"Yah nggak. Habis tadi gue belum sempat buka hp.Terus gak sempat istirahat juga"

"Oh kalau gitu,mau nebeng gue gak?"tawar Juna

"Gak perlu lah Jun. Gue naik taksi aja. Gue duluan yah Jun"pamit Vani yang hanya di balas anggukan dari Juna

Akhirnya,Vani pun menunggu taksi yang lewat di dekat halte sekitar area sekolah tersebut. Sambil menunggu Vani pun mencoba WA Dito,untuk menanyakan keadaannya. Namun,dia lupa mencarger hpnya tadi. Tiba-tiba ada sebuah motor yang menghampirinya. Vani pun cuek saja.

Kok dia tahu gue ada di sini sih?batin Vani.

"Gue antar pulang" ucap cowok tersebut ke Vani

"GAK" tolak Vani

"Lo gak tau apa jam segini tuh susah taksi"

"Bacot"

30 menit berlalu...

"Mana sih taksi ni?"kesal Vani

"Wkwkkw. Gue bilang juga apa. Gak ada kan?"

"Sudah ayo naik"tawar cowok itu lagi

"Big No"

Tiba-tiba kakaknya Venessa pun datang menjemputnya. Beruntuglah Vani karena dia tidak di paksa untuk naik ke motor si cowok yang ia temui waktu itu di mall.

"Kak jalan"ucap Vani langsung

Lo beruntung cantik,ada yang datang. Gak papa Vig. Lo harus berjuang. Batin Vigo

Cowok yang bertemu dengan Vani waktu itu ialah Vigo. Lebih lengkapnya Vigo Ardista. Entah kenapa sejak pertama kali ia bertemu dengan cewek tersebut. Ia langsung jatuh cinta dengannya. Dia juga gak peduli walaupun cewek tersebut, telah memiliki kekasih. Dia akan berjuang untuk mendapatkannya. Karena ia berpikir cowok yang menolongnya waktu itu masih menjadi pacar bukan calon suaminya.

"Mama belum pulang kak?" Tanya Vani

"Belum lah"ucap Nessa

"Assalamualaikum"ucap Vani dan Nessa bersamaan,lalu masuk ke dalam rumah

"Orang salam jawab kek!"kesal Vani

"Udah di jawab"

"Pasti dalam hati kan. Kak David mah gitu dek,kalau udah dengan film actionnya"ucap Nessa juga lalu berjalan ke kamarnya

Sesampainya di kamar, Vani pun bergegas ke kamar mandi lalu bersiap pergi untuk menjenguk Dito.

"Kak antar gue dong"pinta Vani ke David

"Ke?"

"Rumahnya Dito,Jenguk dia lagi Sakit"

"Oke"ucap David lalu segera mengambil helmnya dan mengantar Vani pergi.

****

"Assalamualaikum"

"Walaikum salam"jawab pembantunya Dito

"Dito nya ada bi?"

"Ada neng. Ayo masuk aja. Tuan Dito nya ada di kamarnya"

"Iya bi. Makasih"

"Kalau gitu neng langsung masuk aja. Bibi masih ada kerjaan"kata pembantunya lalu pergi.

Tok tok tok

Setelah mengetuk pintu kamar Dito. Vani pun langsung masuk.

"Dito,kamu sakit apa?" Tanya Vani to the point

"Cuma agak demam doang kok sayang. Ciee perhatian"ucap Dito sambil mencubit pelan pipi Vani

"Kamu makan dulu yah. Aku tadi bawain soto ayam kesukaan kamu"ucap Vani

"Aku gak lapar sayang,kamu aja gih yang makan. Aku yakin kamu pasti belum makan"

"Hehehe Iya. Tapi,yang penting kamu juga harus makan. Tunggu aku ambilin piring dan mangkok dulu"ucap Vani lalu bergegas ke dapur

Setelah semuanya siap,Vani pun kembali dengan membawa nampan yang berisi soto tadi.

"Nah udah jadi ni,yuk kamu makan"

"Kamu makan aja dulu"ucap Dito lalu tersenyum

"Iya,nanti aku makan. Yuk makan dulu aku suapin"ucap Vani sambil menyuapi Dito

Setelah makan,Vani pun segera mengambil obat yang telah di sediakan oleh pembantunya tadi. Seolah-olah Vani ini perawat pribadinya Dito.

Sambil menunggu jemputan dari kakaknya. Dia pun duduk di samping Dito sambil menunggu David untuk menjemputnya. Tak lama ia melihat motor kakaknya sudah terparkir di halaman rumah Dito. Dia pun langsung keluar dan tak lupa ia pamit kepada pembantunya dulu. Sebelum keluar dari kamar Vani tersenyum melihat Dito yang telah tertidur pulas,dia pun mengecup punggung tangan Dito sambil mengucap "get well soon,dear.

****
"Kak masih ada tinta print gak. Gue punya habis?"tanya Vani

"Sama lah dek kakak punya juga "jawab Venessa

"Kalau gitu gue ke tempat print dulu yah kak sebentar" ucap Vani lalu pergi

Setelah selesai,Vani pun langsung pulang. Namun,tiba-tiba ada 2 orang preman yang mencegatnya.

"Malam-malam sendiri aja neng"

"Boleh abang temani gak"

"MINGGIR!" Bentak Vani

"Wuihhh cantik-cantik galak amat"ucap preman tersebut lalu berusaha menyentuh dagu Vani. Tetapi langsung di tepis oleh seseorang.

"Jangan berani nyentuh dia. Dia calon istri gue!"

"Owh. Lo kira kita percaya"

BUGH
BUGH
BUGH

Setelah mendapat beberapa pukulan dari Vigo. Yah orang itu adalah Vigo. Preman tersebut lalu lari tanpa arah.

"Lo gak papa?"tanya Vigo

"Gak. Permisi gue duluan"pamit Vani

Namun tiba-tiba tangan Vani pun di tahan oleh Vigo. Vani pun berusaha melepasnya tetapi tangan Vigo lebih kuat.

"Begitu yah langsung pergi aja gak bilang terima kasih kek"

"Terima kasih" ucap Vani lalu pergi. Tetapi

"Eits,nanti dulu. Kenalin gue Vigo. Nama lo?"

"Vania. Udah puas. Gue boleh pergi?"ucap Vani datar

"Oke. Silahkan!"ucap Vigo

Namun saat selangkah Vani jalan,Vigo pun menarik tangan Vani ke dekapannya. Vani pun refleks dan berusaha lepas dari dekapan Vigo.

"Lepasin!"bentak Vani

"Lain kali kalau ketemu gue senyum dong. Jangan cemberut terus"ucap Vigo tepat di depan wajah Vani. Hingga Vani pun bisa merasakan hembusan nafas Vigo

"Gak akan!"bentak Vani lagi. Lalu dia pun mencubit perut Vigo. Dan berhasil kabur dari hadapannya.

"Eh anjir. Perut gue"ucap Vigo sambil meringis kesakitan

Tak apalah kalau dia yang lakuin. Vania. Lo memang udah buat gue suka sama lo. Batin Vigo

Apa Kau Cinta Sejatiku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang