Duduk di suatu taman menghirup udara segar pagi hari, melihat bunga-bunga mekar di pagi hari, warna-warna itu seakan menghipnotisku untuk tetap berada diantara mereka. Inilah hidup
Aku berjalan diantara bunga-bunga itu, menciumi mereka satu persatu, melihat kupu-kupu terbang menari kesana kemari menghisap hektar yg ada pada bunga-bunga
"Kenapa hidupku tidak pernah bisa seindah ini? Keindahan ini banyak terjadi disekitarku tapi aku selalu mengabaikannya dan mementingkan urusanku sendiri"
Aku bicara pada diriku sendiri, sedikit mengeluhkan tentang kehidupanku yang penuh dengan kriminal. Tidak sedikit aku melihat cerita kakekku "membunuh atau dibunuh" itu yang aku pelajari setelah mendiang kakekku seorang raja pergi meninggalkan kami selamanya akibat di curangi klan lain dan dia yang harus menjalani hukum pasung. Keparat itu!
"H..hey.."
Aku tersadar dari lamunanku akibat sapaan seseorang dibelakangku. Ya dia adalah Chanyeol.
"Kau sedang apa?" Tanya-nya sambil menunduk mendekatkan wajahnya beberapa cm dari pipiku.
"Haiisshh. Mengagetkan saja" aku mendorong wajahnya pelan
"Hehe.. kau sedang apa disini? Sampai aku menyapa-mu dari ujung sana kau tidak sadar juga."
Aku menarik nafas lalu membuangnya pelan "hmm.. bukan sesuatu hal yang penting"
"Kau suka bunga-bunga?"
"White rose atau red rose. Berbagai macam rose aku menyukainya"
"Apa itu termasuk black rose?"
"Hmm.. mungkin, karena black rose adalah bunga kesedihan dan bunga kematian. Tapi black rose begitu elegant, apalagi jika aku menambahkan darah seseorang di sekitar kelopaknya. Itu indah.."
Chanyeol terdiam dan sedikit menelan liur mengakibatkan dia bergidik ngeri karna kata-kataku tadi.
"Haha.. aniya aku hanya bercanda" aku tersenyum. Ini kali pertama aku tersenyum bukan karena bahagia telah membunuh seseorang, melainkan tersenyum karna aku memang bahagia sekarang semenjak pria itu memasang wajah yang benar-benar ketakutan sekaligus konyol di hadapanku
"Ohhehe.. eumm.. kau mau berjalan-jalan?" Ajaknya
"Aku lelah, aku sudah mengitari taman ini lebih dari 7x menunggumu datang"
"Hmm.." pria itu memutarkan bola matanya, melihat seseorang berjualan es krim dan membuat semua anak-anak berlari untuk memborong es krim itu. Chanyeol berlari menjauh dariku.
"Hey! Kau mau kemana??"
"Tunggu sebentar. Jangan pergi atau beranjak sedikitpun dari tempatmu sekarang" teriaknya teriaknya sambil berlari.
"Pria aneh" gerutuku diikuti senyum
Tidak lama, dia kembali membawa beberapa es krim ke hadapanku. Aku menatapnya, rasanya aku ingin benar-benar tertawa sekarang.
"Kkk~ aigooo, kau ini membawa apa? Banyak sekali"
"Aku ingin kau memakan ini. Aku tidak membawa cokelat untuk mengembalikan mood-mu. Jadi aku ganti dengan es krim ini. Kau harus memakannya"
"S..semuanya???" Mataku membelalak menatapnya dan menatap es krim yang banyak di hadapanku secara bergantian.
"Aiihh.. aniyaa.. makan saja semaumu.. Tidak perlu semuanya. Aku akan menemanimu memakannya juga"
"Jika aku tidak ingin memakannya?"
Dalam hitungan detik, Chanyeol duduk di hadapanku dan membuka beberapa bungkus es krim.
![](https://img.wattpad.com/cover/138676335-288-k581492.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEMISE" (19+)
Fanfiction"ketika dunia bilang padaku bahwa kehidupan itu hanya sementara. tujuannya hanya satu. membunuh atau dibunuh"