SEKALI LAGI AKU UDAH PERINGATIN INI ADA ADEGAN DEWASANYA. JANGAN DIBACA KALO MERASA JIJIK ATAU BELUM 20+ DEMI KENYAMANAN BERSAMA 😊
.
.
.
.
.
.
Malam hari tiba, sesuai janjiku pada Chanyeol, aku ingin memberi sesuatu padanya. Chanyeol sedang duduk santai sambil meminum segelas air"DOORRR!!!"
Chanyeol terkejut dan bangun dari tempat duduknya.
"R..Raquella, a..apa yang kau??"
"Kita main malam ini. Chanyeol! My nerdy boys" Chanyeol tersenyum miring, mengambil pisau di meja
"Kita mulai darimana?" Masih dengan smirk Chanyeol.
.
.
.
.
.
Chanyeol menghampiriku, merobek bajuku dengan pisau di tangannya, hingga bajuku terlepas dan aku hanya mengenakan bra dan cd.Chanyeol menggendongku masih dengan pisau di tangannya, lalu Chanyeol membaringkanku di kasur dan menciumku panas hingga pistol di tanganku terlepas dan terjatuh
"hmmhh.." ujarku masih dalam ciuman itu
Chanyeol mengangkat kedua tanganku dan mengikatkan tanganku di kasur untuk menyandarkan kepala, semakin lama Chanyeol semakin turun mencium perutku, menyayat perutku dengan pisau yang di genggamnya.
Aku merintih sakit saat perutku tersobek diikuti oleh darah yang mengalir, kembali lagi keatas, Chanyeol menyayat pelipis mataku.
Seperti di mimpiku, Chanyeol menodongkan pisau itu pada dadaku dan menggeseknya hingga bra-ku terbelah menjadi dua.
Memperlihatkan kedua bola(?)ku
"Ahh Chanyeol.." Chanyeol tidak menjawab, dan masih melakukan kegiatannya
"Kau ingat mimpiku yang waktu aku ceritakan bahwa aku bermimpi tentangmu?" Smirk Chanyeol kembali.
"Aku ingin perut ini diisi oleh anakku. Tapi sepertinya lebih baik tidak perlu"
"C..Chanyeol-ah!?? Maksudmu?" Aku kembali khawatir
"Kau milikku seutuhnya. Ra..que..lla.. hahaha" Sial! Ternyata Chanyeol tidak berubah.
Aku menggeliat kasar ingin pergi, tapi tidak bisa karena Chanyeol mengikatku
"Lepaskan aku! Kau benar-benar gila Park Chanyeol!"
"Apa? Kau menyukainya kan?? Ikuti saja.. atau balas aku."
Sekuat tenaga aku melepas kedua tanganku dari ikatan itu, tidak lama tali itu terputus meskipun tanganku terbeset dan berdarah, aku bangun dari kasur dan mencoba berlari.
"Kau mau kemana? Cantik? Ayo.. kita belum selesaikan permainanmu ini."
Balasnya menakutkan, aku tersadar pintu terkunci, aku terduduk di sisi kamar menatap takut Chanyeol
"Ini permainanmu bukan? Ayo kita selesaikan.." Chanyeol mengangkatku kasar.
Aku merintih ketakutan, nafasku mulai tidak teratur
"Lepaskan aku! KAU GILA!" Chanyeol tersenyum
PLTAAAKKK!!!
Chanyeol menamparku keras hingga pipiku terluka
"Kau melawan suamimu. Eoh?" Chanyeol melotot ke arahku, Chanyeol menyeretku kasar.
Tanpa obrolan apapun, Chanyeol menidurkanku di lantai dan melebarkan kedua kakiku paksa, Chanyeol menyayat kedua pahaku cukup panjang.
Aku hanya merintih kesakitan disana, sampai akhirnya dia mengeluarkan "senjatanya" dan langsung menusukkan-nya begitu saja pada lubang itu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
"DEMISE" (19+)
Fanfic"ketika dunia bilang padaku bahwa kehidupan itu hanya sementara. tujuannya hanya satu. membunuh atau dibunuh"