VIII

424 71 3
                                    

Waktu menunjukan pukul 7 malam, saat Yoongi menerima e-mail dari fotografer yang memotretnya dengan Namjoon saat di Jepang kemarin. 

"Hyung, kau sudah menerimanya?"

Namjoon yang rupanya juga mendapat notifikasi langsung bertanya pada Yoongi. 

"Coba ku lihat?"

Hoseok yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung duduk diantara mereka dan membuka file foto yang ada di e-mail Namjoon.

Hoseok yang baru saja keluar dari kamar mandi, langsung duduk diantara mereka dan membuka file foto yang ada di e-mail Namjoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woah, kau yakin tidak ingin jadi model saja, hyung?" Hoseok menepuk bahu Yoongi. Namjoon pun sebenarnya setuju, Yoongi sepertinya memiliki bakat untuk jadi model.

Saat ini baik ketiganya sudah berada di apartemen Hoseok dan Namjoon setelah kejadi siang tadi. Mungkin Yoongi akan menginap, mengingat fans fanatik Hoseok bisa berada dimana saja, dan kurang aman untuk Yoongi berada di luar sana seorang diri.

"Ngomong-ngomong, Hyung. Hoseok. Kalian berhutang penjelasan padaku. Dari mana kalian berdua bisa bertemu? Apakaha kalian saling mengenal sejak lama?"

Kali ini, keduanya hanya saling melirik sebelm akhirnya memberi gestur canggung satu sama lain. 

"Aku menunggu."

"Kami pernah bertemu di kafe, tempat favorit kita, Namjoon. Lalu dia berada di tempat duduk kita di pojok ruangan, dan aku meminta untuk bergabung."

"Namun aku tidak mengenalinya," Tambah Yoongi.

"Hingga akhirnya ia menyadari aku adalah klien nya."

"Dan aku pergi menggantikan Jimin."

Namjoon memperhatikan keduanya. Tidak ada tanda-tanda kebohongan dari keduanya, namun yang ia tidak mengerti mengapa keduanya sangat canggung, dan seperti menyembunyikan satu sama lain. Otak jenius nya yakin masih ada yang kedua orang di depannya sembunyikan. Namun ia akan tetap diam untuk saat ini.

"Lalu apa kalian mengatur pertemuan di luar urusan pekerjaan? Bagaimana kalian bisa terlihat bersama?"

Yoongi hanya menatap Hoseok, menuntut agar dirinya yang menjawab. 

"Aku penasaran apa benar ia Suga yang sudah pernah bertemu denganku. Jadi aku ketempatnya."

"Hanya itu?"

"Hanya itu."

"Baiklah. Aku percaya dengan kalian. Namun bagaimana kalian akan menyembunyikan ini ke publik? Kulihat di twitter namamu sedang trending topic, Hoseok."

"Aku tidak begitu peduli dengan itu, karena wajah Yoongi hyung tidak terlihat. Aku bisa sampaikan pada mereka jika ia fotograferku."

"Kau yakin mereka akan percaya? Minggu depan wajahku dan wajahnya akan terekspos di cover majalah Jepang."

"Mudah-mudahan tidak ada yang menyadari."

Benar saja, beberapa saat kemudian pihak agensi menghubungi ponsel Hoseok, yang disambut dengan tatapan penasaran dari Namjoon maupun Yoongi.

"Halo?"

"Apa yang kau lakukan, Hoseok. Siapa lelaki yang bersamamu?"

"Dia adalah seorang fotografer yang bekerja dengan BigHit beberapa waktu lalu, Sejin Hyung. Bukan masalah apa-apa."

"Bagaimana kami kan menjelaskan pada publik?"

"Gunakan saja alasan klasik sebagai staff atau apa."

"Bukankah ia yang mengantikan park Jimin?"

"Ya."

"Biar aku bicara dengannya."

Hoseok menaikan sebelah alisnya, namun ia segera memberikan ponselnya pada Yoongi tanpa bertanya lebih lanjut pada CEO-nya.

"Halo?"

"Selamat malam, Min Yoongi-ssi? Saya CEO Park, dari HOPE Ent. Apa kau bersedia membantuku?"

---

"Ada apa hyung? Ini sudah tengah malam..." Pukul 12 malam lebih 3 menit, sebuah panggilan masuk dan menganggu tidur Jungkook yang damai.

Tidak ada yang berani menganggunya semalam ini selain hyung-hyungnya. Bahkan CEO Bang tidak pernah melakukannya.

"Aku butuh bantuanmu," Sebuah suara di sebrang sana terdengar lemas sekali.

"Ada apa hyung? Bisa kulakukan dari sini tidak?"

"Tidak. Kau harus kesini sekarang juga. Aku mohon."

"Tidak terima kasih. Besok pagi saja hyung, selamat ma-"

"Jungkook, bisa kau kesini? Aku butuh bantuanmu." Lain dengan suara yang tadi, kali ini suara tegas dan manly khas Namjoon memanggil Jungkook yang sudah siap masuk kembali ke dalam selimut.

"Apa sangat penting?"

"Sangat. Penting. Tolong bangunkan Jimin dan Taehyung dan cepat kesini."

"Baiklah."

Jungkook yang tidak pernah bisa menolak permintaan Namjoon segera pergi ke kamar sebelah, dan membangunkan dua sejoli yang masih tertidur pulas. Dalama waktu 30 menit, ketiganya segera berangkat menuju apartemen Namjoon yang terletak 15 menit dari apartement mereka.

Dalam perjalanan, Jimin yang sedang menyetir bertemu dengan Jin yang terlihat berjalan kaki menuju apartemen Namjoon.

"Jin Hyung!"

"Oh! Kalian kemari juga?"

"Ayo naik Hyung!"

Akhirnya Jin turut serta dengan Jungkook, Taehyung dan Jimin dan segera melesat menuju apartemen Namjoon.

Hingga akhirnya mereka sampai di apartemen, Namjoon sama sekali tidak menunjukan senyumnya. Jelas sekali ada raut wajah gelisah terpancar dari wajah tampannya.

"Ada apa?"

"HOPE Ent."

"Biar aku yang menjelaskan."

Dari belakang Namjoon, Yoongi bangkit dari sofa dan melangkah mendekati keempat orang yang tidak mengerti situasi apa yang terjadi saat ini.

"Kita semua akan berangkat ke Hawaii besok pagi."

"Untuk?"

Yoongi hanya tersenyum masam, "Untuk menyelamatkan karir kedua teman kalian."

TBC

Forbidden Kiss || NAM-GI-SEOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang