I

1.1K 127 9
                                    

"Kim Namjoon?"

"Dan Jung Hoseok. Mereka berdua yang akan menjadi model untuk pemotretanmu besok."

"Bukankah mereka berdua adalah model yang terkenal itu?"

"Ya, Jung Hoseok sedang terikat kontrak runway di Seoul Fashion Week tahun ini dan Kim Namjoon menjadi cover untuk majalah BigHit yang ke-4 kalinya."

"Baiklah. Terima kasih, Hyung."

"Yoongi-ah?"

"Hm?"

"Don't push yourself too hard."

Yoongi hanya menyeringai tanpa perlu repot membalas lawan bicaranya. Lelaki muda yang malam ini tengah disibukan untuk memilah hasil huntingnya siang tadi baru saja menerima telepon dari rekan kerja sekaligus sahabatnya yang tengah bekerja di BigHit Magazine di bagian publikasi, Kim Seokjin.

Seokjin sudah bekerja selama 7 tahun bersama BigHit dan ialah yang mengenalkan Yoongi pada CEO Bang untuk kerja sama pemotretan dikarenakan fotografer tetap mereka, Jeon Jungkook, tengah disibukan untuk perilisan majalah BigHit versi Jepang di Tokyo.

"Aku pamit dulu. Sampai bertemu besok pagi."

Seokjin memutus telepon setelah mengirimkan berkas berisi portopolio kedua model.

Sejujurnya, Yoongi sedikit gugup. Besok akan menjadi kali pertama baginya untuk menjadi seorang model fotografer, mengingat selama ini ia hanya memotret untuk kesenangan dan hobi sendiri. Ia tidak pernah bekerja dalam suatu perusahaan sebagai pekerja tetap, tapi ia sering mengumpulkan foto-foto perjalanannya dan menjual kepada majalah majalah travel, seperti National Geography.

Namun berkat Seokjin, ia dengan mudah diminta langsung oleh CEO Bang untuk membantu pekerjaan mereka hingga Jungkook kembali. Bahkan CEO Bang langsung turun untuk menghubungi Yoongi dan menawarkan pekerjaan tetap baginya.

Hanya saja, Yoongi masih membutuhkan waktu untuk berpikir.

Tidakkah membosankan jika hidupmu hanya didedikasikan untuk memotret manusia dan fashion?

"Selamat datang di Gloomy Kafe! Omo! Hoseok Oppa!"

Lelaki yang dipanggil Hoseok itu hanya membalas sapaan pegawai kafe itu dengan tersenyum. Ia tidak berencana untuk menghabiskan waktu lama disini mengingat ada seseorang yang menunggunya di apartemen.

"Aku pesan yang biasa, make it quick."

Pegawai itu mengangguk dan segera mengerjakan apa yang diminta Hoseok. Lain dengan banyak pasang mata yang memperhatikan Hoseok, justru seorang pria yang duduk di pojok ruangan sama sekali tidak menunjukan rasa peduli padanya. Ia bahkan terus sibuk dengan laptop di depannya, tanpa menoleh ke sumber kebisingan sedikitpun.

Yang menjadi sebuah kebetulan adalah, tempat yang di duduki oleh Yoongi adalah tempat duduk favorit Hoseok dan kekasihnya saat mereka sedang beristirahat di kafe ini. Tentu saja karena alasan klasik yaitu ketenangan dan tidak terlihat dari luar sehingga mereka bisa menghindari fans yang terkadang tidak bisa mengontrol diri untuk tidak berfoto.

"Ah, sayang sekali sudah ditempati."

Sekalipun ia mengenakan masker dan pakaian hitam, di malam minggu ini seluruh kafe di Seoul akan penuh baik oleh keluarga atau pasangan. Jika Hoseok tidak cepat duduk, ia akan menjadi sasaran empuk bagi para fansnya. Terutama fans-fans yang anarkis.

"Aku harap ia tidak keberatan."

Hoseok mau tak mau mendekati Yoongi yang masih sibuk di pojok ruangan. Bahkan hingga jarak mereka hanya terpaut dua meter, Yoongi masih tidak mempedulikan Hoseok.

Forbidden Kiss || NAM-GI-SEOK [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang