9K 827 10
                                    

Aku membuka mataku perlahan. Pemandangan yang pertama kali kutemukan adalah sosok Taehyung yang berbaring tepat di sebelahku.

"Sudah bangun?" Tanya Taehyung. Aku mengangguk membenarkan.

"Apa masih sakit?" Tanya Taehyung khawatir. Dengan segera aku menggelengkan kepalaku.

"Syukurlah. Aku khawatir saat kau pingsan," kata Taehyung sembari mengusap kepalaku.

Lagi. Taehyung sepertinya suka mengusap kepalaku.

"Maafkan aku,"

Aku tertegun mendengar pernyataan maaf Taehyung. Harusnya aku yang minta maaf, bukan dia.

"Aku yang harusnya meminta maaf. Aku salah. Aku terlalu mengabaikanmu," bantahku.

"Sepertinya kita berdua sama-sama salah," kekeh Taehyung.

Aku tertawa.

"Bagaimana rasanya berpacaran dengan Irene? Menarik?" Tanyaku.

Taehyung terdiam sebentar, memikirkan jawaban.

"Kurasa biasa saja. Dia bersifat mengikat. Aku pusing jika bersama dengannya," ungkap Taehyung.

"Itulah alasanku kenapa aku bersikap seolah-olah tak peduli padamu," sambarku cepat.

"Tapi kau sangat kelewatan. Kau bersikap seolah aku ini tak penting," kata Taehyung.

Wajahnya terlihat lucu saat ia mengatakan kalimat itu.

"Walaupun aku bertingkah seperti itu, tapi aku mencintaimu,"

"Selama 3 tahun kita pacaran, baru kali ini kau bilang kalimat 'aku mencintaimu'," ucap Taehyung girang.

"Benarkah?" Aku kaget. Sebegitu parahkan hubungan kami?

"Katakan sekali lagi. Aku ingin merekamnya dalam memori otakku," pinta Taehyung bersemangat.

"Tidak ada pengulangan," kataku sembari terkekeh pelan.

"Ayolah. Kalimat itu langka bagiku. Mungkin hanya sekali aku bisa mendengarnya," rengek Taehyung.

"Aku mencintaimu,"

"Aku juga mencintaimu,"

Kini aku sadar jika mengikat itu salah dan mengabaikan itu juga salah.




End

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang