34. New beginning🐊

3K 418 26
                                    

"Mungkin lu udah dengar spoiler entah dari Dahye, Guanlin atau Seonho. Kalau mereka bilang gue anak brokenhome, emang benar. Gue brokenhome entah sejak kapan. Dari kecil gue terbiasa sama bibi, pak lee dan Guanlin. Mommy Daddy sibuk dengan kerjaannya.

Daddy yang ngajarin dan ngenalin gue basket waktu gue kecil, mungkin kelas 3sd. Kalau gue ngerasa rindu sama Daddy gue pasti main basket. Waktu itu Mommy juga suka ngomel, katanya anak cewek kenapa diajarin basket? Setelahnya Daddy pasti ngegendong gue sambil lari ngehindarin cubitan mommy.

Tapi semua berubah ketika mereka makin sibuk sama kerjaannya. Jadi sering bertengkar. Dan gue jadi banyak ngabisin waktu diluar.

Puncaknya waktu gue kelas 2smp, mereka mutusin buat cerai. Gue gak bisa deskripsikan gimana hancurnya gue saat itu. Itu juga pertama kalinya gue nyoba alkohol dan ngetrack. Sebenarnya Daddy juga yang ngenalin gue sama mobil. Dia hanya ngasih tau gue dasarnya. Dia kadang ngajak gue test drive. Tanpa sepengetahuannya, gue banyak berlatih dibelakang dia.

Papanya Dahye yang emang pengacara ngurus semua berkas perceraian mommy daddy, itu juga awal gue kenal sama Dahye.

Pas hari putusan sidang gue dipaksa datang sama mommy. Gue dipaksa buat dengerin putusan kalau mereka resmi bercerai. Gue gak sanggup!

Lu ingat gak kak waktu nolongin gue sakit? Hari itu tepat 2tahun mommy sama daddy cerai dan gue masih belum nerima itu semua.

Setelah pembacaan hasil sidang gue kabur. Gue pulang nangis sesenggukan dipelukan bibi. Saat itu Daddy gak pulang. Entah apa yang gue pikirin, gue ngeambil kunci mobil sport Daddy dan gue mulai ngemudiin.

Gue gak fokus nyetir karena masih nangis, sampai gue gak nyadar kalau nabrak pembatas jalan.

Singkatnya, gue koma hampir seminggu. Saat gue sadar, yang gue dengar malah pertengkaran kedua orang tua gue yang saling nyalahin.

Dan sampai sekarang gue masih berpikir.... Kenapa gue harus ngelanjutin hidup? Toh mereka gak pernah peduli"

Yuna menunduk menyembunyikan tangisnya.



Daniel menarik Yuna dalam pelukannya. Pertanyaan yang salama ini berkecamuk dikepalanya terjawab sudah.










Sementara didepan pintu, Jaejoong berusaha menahan tangisnya mendengar pengakuan putrinya.







Daniel mengusap punggung Yuna, "Puasin nangis sekarang, keluarin semuanya. Besok aku gak mau lihat ada airmata yang menetes dari matamu."















Daniel menutup pintu kamar Yuna pelan, pemilik kamarnya sudah tertidur.

"Bisa ngobrol bentar?" Tanya Jaejoong, Daniel agak terkejut tapi dia menyetujui ajakan Jaejoong.














"Kamu temennya Yuna? Kenal dimana?" Tanya Jaejoong, mereka bicara dibalkon

"Saya teman sekolahnya Yuna, maunya lebih dari teman tapi kayanya Yuna gak mau sama saya" jelas Daniel sambil terkekeh kecil, Jaejoong tersenyum

"Yuna udah cerita semuanya yah? Menurut kamu, om masih pantes jadi orang tua buat Yuna?"

"Menurut saya gak ada istilah 'gak pantas' buat jadi orang tua, selagi mau memperbaiki dan jadi lebih baik lagi semua bisa jadi 'pantas' "jelas Daniel

"Om kalau saya boleh kasih saran. Mungkin sebaiknya om agak lebih ngeluangin waktu buat Yuna, kasian dia kesepian dan butuh perhatian dari om. Apalagi diusia kaya Yuna emang agak rawan"









Buaya🐊 | Daniel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang