"Ini kartunya siapa yang mau diisi ulang?" tanya Hyunjin.
"Sini, punya gue aja," jawab Han. "Patungan tapi ya."
Gak ngerti lagi padahal waktu Siyeon mau inten nebeng sama Han yang katanya ada urusan, eh sekarang kenapa ada di sini sama mereka.
"Pinteran," protes Felix.
"Udah sini gue aja yang isi," Chan langsung ngeluarin uang dua ratus ribu buat isi ulang kartunya.
Han ketawa bahagia, "Nah, gitu dong!"
"Mau main apa?" tanya Siyeon.
"Dance aja yuk, lawan gue," kata Hyunjin.
Siyeon ketawa, padahal omongannya biasa aja cuma kerasa kayak menyombongkan diri.
"Gak usah, Siyeon gak bisa dance," kata Felix.
Siyeon langsung dorong pundak Felix, "Sembarangan!"
Felix ketawa, lalu langsung jalan ke mesin permainan diikuti Hyunjin dan Minho.
"Sapa dulu nih?" tanya Minho.
"Gue sama Felix," jawab Hyunjin. "Buruan pilih."
Felix sibuk pilih lagu yang akan dijadikan bahan battle dance sama Hyunjin dari permainan itu.
Siyeon gak ngerti kenapa dia diajak ke timezone gini, mana dicuekin lagi. Mending tidur di apartemen lah kalo gini.
"Gak ikut main?"
Siyeon nengok ke suara yang ngomong ke dia, "Gak tau mau main apaan," jawabnya.
"Lo mau boneka gak?" tanya Han. "Gue jago buat dapetin boneka kayak gituan."
Siyeon pusing, kenapa temennya Felix pada menyombongkan diri semua?
"Gak begitu tertarik sih, but let's go. I will looks your ability," kata Siyeon.
"Of course, Ms. Park. My ability is not unquestioned, you can look it," jawab Han.
"Okay, let's go Mr. Han,"
Siyeon dan Han jalan ke mesin permainan yang kalo dapet poin banyak bisa dapet boneka.
Han mulai pencet tombol yang membuat panah berputar cukup lama. Buat dapet boneka panahnya harus berhenti di angka 376, kalo kurang dari itu gak dapet apa-apa. Tapi kalo lebih, Han bisa dapet boneka sama hadiah yang lain.
Sampe arah panahnya berhenti di angka 385, Han langsung ketawa seneng sampe gak sadar mau peluk Siyeon. Hadeh kardus bener.
"You look it? You don't doubtful my ability!" kata Han bangga.
Siyeon ketawa, "Oke, sekarang gue percaya,"
Han ngambil boneka yang kepalanya udah keluar dari mesin, karena arah panahnya berhenti lebih dari angka 376, Han dapet jam tangan juga warna putih.
"Nih," Han ngasih boneka sama jam tangan itu ke Siyeon.
"Lah buat gue?" tanya Siyeon.
Han ngangguk, "Of course, this is gift for you because you don't doubtful my ability. Thank you," katanya sambil ketawa.
"Gak usah kali, gue cuma bercanda lagian," balas Siyeon. "Buat pacar lo aja, gue gak suka ginian."
"Yah, ditolak dong? Padahal udah susah-susah pencet tombolnya biar sampe angka 376 eh malah ditolak," kata Han pura-pura sedih.
Siyeon ketawa, "Sumpah gue gak ada maksud nolak, cuma iya gue tuh gak suka ginian,"
"Yaudah simpen aja di kamar, gue bingung mau dikasih ke siapa," kata Han.
"Lo gak punya adek?" tanya Siyeon.
Han menggeleng.
"Kakak?"
"Ada, tapi kakak gue cowok."
"Kakak lo punya pacar?"
"Punya," kata Han. "Cuma gak yakin sih kalo gue ngasih ginian ke dia, takut di tolak juga. Lagian kakak gue pasti overprotective banget sama pacarnya."
Siyeon ketawa.
"Makanya cari pacar dong," ledeknya.
Han ikutan ketawa.
"Lo aja gimana deh jadi pacar gue?" tanya Han.
"Oh, lo mau pebinor ceritanya?"
__
maap kalo skill englesh ku masih acak acakan
KAMU SEDANG MEMBACA
for you ft. lee felix
Fanfic[fin.] i'll be yours for a thousand lives. ©𝐭𝐚𝐞𝐯𝐚𝐥𝐢𝐞𝐬, 𝟐𝟎𝟏𝟖