Bagian tiga

3K 214 12
                                    

Aku masih berdiri didepan pintu kamar Ara. Sahabat aku belum sadar dari koma nya. Sedih.. melihat Dia terbaring lemah tak berdaya. Dia tidak seharus nya berada disini. Jika saja Arya tidak melakukan hal bodoh seperti ini. Dan Aku sama bodoh nya. Masih terjerat cinta dengan Arya. Yang sudah memiliki kekasih.

" Syifa.." Suara Arya yang begitu kencang memanggil ku. Aku membalikkan badan untuk melihat nya. Dia berjalan dengan cepat dari arah ujung rumah sakit.

Aku menghambur dipelukannya. Menumpahkan kesedihan ku didada bidang nya. Air mata tak ada habis nya membasahi pipi ku. Mungkin jaket Arya basah terkena air mataku.

" Ara pasti baik-baik aja. Dia wanita yang kuat." Ucap Arya.

" Tapi Aku takut. Jika terjadi sesuatu sama Dia." Masih dengan terisak. Aku berusaha membujuk Arya untuk menerima permintaan Aku. " Kembalilah dengan Ara. Aku mohon sama Kamu."

Seketika Arya melepaskan pelukannya. Dia menatap ku dengan tajam. Mata nya terlihat panas. Lalu tangan nya mengusap Wajah nya dengan gusar. " Ahhhh..... Kenapa kamu masih terus memaksa Aku. Untuk kembali dengan nya." Ucap nya.

Ini pertama kalinya Syifa melihat Arya sedang Marah. Wajah nya menankutkan. Tangan nya mengepal seperti ingin memukul sesuatu.

" Ini semua tidak akan terjadi jika Kamu tidak memutuskan Ara begitu saja."

" Aku ngelakuin ini semua agar kita bisa menikah. Terus kamu mau kita selamanya sepeti ini. Mau umpet-umpetan dibelakang Dia."

" Dan sekarang Dia sedang koma didalma sana, Itu semua karna kamu. Jika kamu sabar sebentar, mungkin semua nya tidak akan seperti ini. Dan tidak seharus nya juga kita menjalin hubungan"

" Jadi kamu menyesal menjalin hubungan sama Aku.Ha.." Nada berbicara Arya semakin tinggi.

" Pelan kan suara kamu, Arya. Aku tidak mau ada yang mendengar pembicaraan Kita." Pinta ku. Lalu Arya menatap ku. Kedua Tangan nya terangkat dipundak ku. Tiba-tiba wajah nya mulai sendu.

" Aku akan kembali sama Ara. Dan hubungan kita berakhir sampai disini. Ini kan yang kamu mau."

Aku mengangguk dengan pelan. Mata ku tidak berani menatap nya. Hanya bisa menundukkan kepala. Lagi-lagi air mata ini mulai berjatuhan dipipi ku.

" Peluk Aku.. sebagai perpisahan kita. Setelah ini aku akan kembali dengan Ara. Dan mencoba mencintai nya."

Dengan ragu aku memeluk nya. Memeluk erat tubuh nya. Ini terkahir kalinya Aku merasakan kehangatan. Setelah ini mungkin aku tidak akan merasakan kehangatan lagi dari seseorang.

" Tetap lah menjadi teman ku. Meski kita tak lagi bersama. Dan Aku akan berusaha menhapus kenangan kita jika Aku bisa melakukan nya. "

Arya melepas kan pelukannya. Lalu mencium kening ku. Aku berusaha tersenyum menatap nya. Lelaki yang Aku cintai meneteskan Air matanya. Sesedih ini kah yang Dia rasain berpisah dengan ku. Dan Aku juga sedih kita berpisah. Tapi demi sahabat. Aku rela korban kan cinta.

Aku hapus Air matanya." Jangan sedih. Ini yang terbaik buat kita. Percayalah. Dan sekarang masuk lah. Temui Dia."

Arya mengangguk lalu masuk kedalam ruangan. Aku hanya bisa melihat dari balik pintu.

Semoga kamu cepat sadar,Ra dari koma. Ucap ku dalam hati.

****

Dada masih terasa sakit, melepaskan Arya demi sahabat ku. Seharus nya Aku sadar jika Arya memang bukan milik ku dari Awal. Ya.. Aku berusaha merebut Arya dari Ara. Dan semua menjadi rumit diluar dugaan ku.

Aku mencoba menerima kepergian Arya. Walaupun berat melepaskan Dia. Tapi Aku tetep berusaha dengan ikhlas menerimanya.

Siang ini Aku berada dirumah sakit. Menjenguk Ara yang belum sadar dari koma nya. Sudah dua hari Ara belum sadar. Kata tante Rina, Ara banyak kehabisan Darah hingga Dia koma dan belum sadar kan diri. Aku menarik kursi lalu duduk disebelah Ara yang masih terbaring diranjang. Melihat nya terbaring membuat Aku sedih. Tidak seharus nya Aku membuat Dia seperti ini.

Stupid LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang