kembali

112 48 25
                                    


"Sudahi jika tak mampu"




Keadaan Raina mulai membaik dengan adanya Muklisin didekatnya.

"Lo dah baikan, jadi gua ke kelas sekarang.",ujar Muklisin sambil menengok sedikit ke arah Raina dengan langkahan kaki menuju keluar pintu.

Raina hanya menyunggingkan senyuman di wajahnya. Ia berharap Muklisin akan selalu menemani nya di kala ia kesepian. Baginya Muklisin adalah orang yang paling baik, karena Raina ingat sekali dia tidak pernah membalas orang yang sudah melukainya. Terkadang dia malah tidak bisa melawan orang itu. Raina akan sedih jika melihat kejadian itu lagi.Kesabaran dia yang seperti tidak ada batasnya itu yang membuat Raina mengagumi Muklisin. Dan harapan Raina hanyalah Muklisin tetap menjadi laki-laki yang bisa menjaga dirinya sendiri dan orang yang ia sayangi.

"Muklisin lo gak boleh lemah kayak dulu lagi. ",batin Raina.

Tanpa menunggu lama, Oly, Ayu, Anissa dan Alma memasuki ruang UKS secepat kilat seperti ibu-ibu yang mengambil sembako.

"Ra,
Lo gak kenapa-kenapa kan? Apa perlu gua telpon dokter lagi? ",tanya Ayu.

"Yu, jangan kasih pertanyaan dulu. Kesian tuh mukanya Raina",jawab Oly diikuti gelengan kepala seperti menyepelekan.

Tangan Alma menyenggol tangan Anissa seperti sebuah ajakan untuk menertawakan Ayu. 1 2 3!!!

"Hahahahaha"

Suara tawa yang mengisi ruangan UKS ini terdengar sampai ke ruang guru. Sampai-sampai guru datang menghampiri ruang UKS.

"Stttttt, jangan ribut. Kesian guru-guru lagi pada istirahat juga. Tolong ya nak, jangan berisik ",ucap bu Estin.

"Iya buuuu ",jawab serentak dari mereka disertai tundukan kepala.


Ting Ting Ting

Suara bel kini terdengar. Segera mereka berempat bergegas ke kelas. Hanya tinggal Raina yang ada di UKS. Tanpa pikir panjang, Raina ikut serta pergi ke kelas. Ia muak mencium bau obat-obatan di UKS.

Tunggu!!!

Yang tadinya Oly, Anissa ,Alma dan Ayu cepat-cepat melangkahkan kaki ke kelas beralih menengok ke arah suara dari belakang.

"Etdah, lo istirahat dulu aja Ra di UKS ",teriak Oly dengan wajah khawatir melihat keadaan Raina sekarang.

Masih saja Raina tidak memperdulikan. Ia malah berjalan ke arah mereka berempat. Tanpa memperhatikan kondisi tubuhnya Raina memaksakan keinginannya untuk ke kelas. Mereka berempat akhirnya membopong tubuh kecil Raina.

"Ra, lo sekarang berat ya? " tanya Alma.

"Iyalah masa mau kurus mulu. Namanya kurang gizi berarti ",jawaban yang dipertegas Ayu.

"Masih marah tah yu sama gua ? ",tanya Alma yang kebingungan akan sikap Ayu.


Ayu terdiam saat Alma melontarkan kata-kata itu. Untuk mengalihkan pembicaraan, Ayu berpura - pura melihat ke sekeliling kelas. Oly dan Anisaa yang sedari tadi melihat kelakuan mereka berdua cukup menggelengkan kepala. Setiba di kelas, Kevin sesekali melihat Raina. Saat itu pun Kevin tertangkap oleh Raina sendiri. Tatapan kebencianlah yang dibalaskan Raina. Mengembalikan badan semula yang hanya dilakulan Kevin akan balasan itu.

"Mau muntah gua liat muka dia lagi ",gumam Raina.

Sebelum pelajaran dimulai, Oly beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah papan tulis berada. Tundukan kepala dan wajah sedih ditunjukan Oly pada saat itu. Memainkan tangan nya seperti ada rasa gugup dan rasa ingin menangis. Ia pun mulai menegakkan kepalanya. Menarik nafas terlebih dahulu.

"Emm, sebe...lum...nya gua minta maaf kalo ada salah ",ucap Oly terbata-bata.

"Untuk apaaaa? ",tanya murid dari belakang.

Wajah kebingungan terpoles pada Alma, Anissa dan Ayu juga murid-murid kelas XI IPS 1. Pertanyaan itu membuat Oly tidak dapat menahan air mata yang ingin menetes.

"I..yaa. Tapi dengerin gua dulu sebelumnya. Nanti kalian pada tau kok..
Jadi gua ucapin makasih banyakk buat kalian yang udah sayang sama gua dan selalu temenin gua kalo lagi susah maupun senang.
Sebenernya guaaa gak m..a..u  ",ucapan Oly berenti karena tidak sanggup lagi berkata.

Semua murid yang di kelas terenung dan merasa gelisah akan ucapan Oly. Anissa berlari kecil menghampiri Oly disambut pelukan hangat. Tangan Oly ikut memeluk juga. Elusan lembut yang dirasakan Oly,Anissa mencoba menenangkan Oly.
"Oly, lanjutin apa yang mau lo omongin ",bisik Anissa.

Untuk Muklisin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang