thirteen

29 17 1
                                    





"Muklisin barusan bilang Raina cantik?",ujar Anissa dari belakang punggung Muklisin.


Sontak Muklisin kaget. Bingung dan gelisah juga takut. Muklisin menganggap dirinya bodoh karena mengucapkan kalimat itu tanpa melihat keadaan sekitar di UKS.

"Mampus lah gua. Kalo Anissa kasih tau ke Raina gua bisa gila kayak gini!!",batin Muklisin geram akan dirinya.

Mendengar ucapan tadi. Anissa mencoba mengganggu Muklisin.
"Ciye. Rainaaaaa!!!",teriak Anissa pelan.

Muklisin langsung mendaratkan tangannya ke mulut Anissa. Hati Muklisin tambah gelisah, walaupun hanya Anissa yang mengetahuinya tapi ini seperti aib bagi Muklisin.

"Nis. Lo bisa jaga rahasia kan?",tanya Muklisin serius.

"Eii. Tenang aja. Gua kan sebagai tempat rahasia orang - orang",jawab Anissa sambil melepas tangan Muklisin.



Tidak terlalu percaya Muklisin dengan ucapan Anissa barusan. Baginya semua perempuan hampir sama. Karena perempuan suka mengatakan hal yang sebenarnya walaupun terasa sakit sepertinya.

"Lo janji ya sama gua?",tanya Muklisin seraya mengangkat jari kelingkingnya.

"Siyapp bos!! Udah gua bilang gua kan tempat rahasia. Pasti lah gak bakal gua kasih tau .You understand?",ujar Anissa sambil menggoda Muklisin.

Dengan mengaitkan jari Anissa ke jari Muklisin tadi. Itu sudah dicap sebagai perjanjian untuk tidak memberitahu siapa pun.

"Oke lah. Awas aja lo bohong!"

"Iyaa bos. Siyapp 86!!",teriak Anissa cukup cempreng.

Membalikkan badan seperti pasukan paskibra. Muklisin melangkahkan kaki dan pergi begitu saja meninggalkan Anissa.

"Waduh. Kalo Raina tau karena Anissa denger ucapan gua tadi bisa bahaya. Bego banget si gua!",gumam Muklisin marah pada dirinya sendiri.

Tanpa terasa bel berbunyi yang pertandakan pulang. Tapi tiba - tiba saja lampu diruangan kelas mati.
Hampir semua kelas sangat gelap.
Banyak murid yang pergi kesana kemari dengan suara teriakan semua murid.

Memang tidak sangat gelap. Hanya saja Raina terjebak diruangan UKS yang memang ruangan itu dikenal ruangan tergelap.

Raina yang baru saja meraih kotak P3K langsung terjatuh saat Raina menyadari lampu mati secara tiba-tiba.

"Ha? Kenapa tiba-tiba lampunya mati? Mana saklar nya di luar ruangan ini lagi",ujar Raina yang ketakutan.

Raina mencoba menyusuri jalan menuju pintu. Tapi sungguh UKS benar-benar gelap. Semua yang dilihat hanya warna hitam. Dan itu membuat Raina makin ketakutan. Raina akhirnya mencoba untuk berteriak berharap akan ada yang mendengar suaranya.


"Woii. Tolong yang ada di luar bukain pintu UKS ini!! Please!!!",teriak Raina cemas.

Sementara Muklisin sendiri bergegas menuju kelas nya. Sesampai di kelas pun, murid-murid lainnya ada yang seperti sedang mengkhayal,mendengarkan musik,bahkan mengerjakan pr dengan menggunakan light dari handphonenya masing-masing. Malah ada yang bersantai.

Tampak dari mereka seperti tidak mau pulang kerumah mereka sendiri.
Padahal jam sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB.

"Kalian gak mau pulang?",tanya Muklisin bingung.

"Males dirumah pasti disuruh ngerjain pekerjaan dirumah",sahut Ayu.

"Hahaha kerja apa lo ?",teriak Anissa sembari tertawa.

"Banyak lah. Namanya juga perempuan kan hahha",ujar Ayu yang ikut tertawa juga.




Ruangan yang tampak terasa dingin juga gelap masih menyelimuti tubuh Raina. Sekeras apapun Raina berteriak tak ada yang mendengarnya. UKS terletak ditempat yang salah karena terlalu pojok  sehingga sulit suara terdengar.

Murid - murid SMA Harapan sudah mulai meninggalkan sekolah. Ditambah rintikan hujan . Cuaca yang tadinya cukup panas sekarang menjadi dingin.

"Dingin banget. Gua kedinginan nih!",ujar siswa yang melewati koridor kelas.

"Iyaa dingin banget. Tumben banget hari ini ujan ya"

Haruskah Raina berteriak lebih keras lagi?
Karena keadaan dan cuaca saat ini membuat Raina takut. Raina mencoba membuka pintu tetapi sama saja hasilnya.

Tanpa sengaja, Raina seperti menginjak sesuatu di UKS. Ia pun melihat nya dengan menggunakan light dari handphonenya.


"Aapaan sih ini?"

"Huaaaaa!!!"














Jangan lupa tinggalkan vote kalian ya
Thank you for reading ❤

Untuk Muklisin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang