"Gua tau siapa yang nulis dikertas itu",ucap Alma serius.
Mereka bertiga langsung melihat Alma. Entah apa yang dibilang Alma itu benar atau tidak. Serly yang tidak jauh dari tempat mereka seketika ikut mendengar kan.
"Eh ada apaan sih?",tanya Serly.
"Kepo aja lo ini",ujar Anisa dari kejauhan.
"Bodo",sahut Serly seraya menjulurkan lidahnya.
Raut wajah Alma yang terlihat serius daritadi berubah seperti wajah kesal.
"Lanjut dong ma penasaran nih",ujar Sonia.
"Diem dulu. Jadi gak sengaja gua ngeliat tas Kaira ditoilet. Nah gua juga liat banyak kertas. Bisa jadi dia kan yang nulis?",ucap Alma.
"Tapi bukan berarti dia pelaku nya",kata Ayu.
"Bisa jadi lah. Kan Kaira gak suka sama Muklisin. Lagian juga cuma dia satu-satunya yang paling benci sama Muklisin",ujar Sonia menegaskan.
"Udah ah. Gak baik nuduh orang",Raina meninggalkan mereka.
"Dikasih kode mah gitu. Gak peka-peka",ucap Sonia kesal.
Keesokannya Muklisin mendapati buku-buku berserakan di kelas. Dan hari ini adalah hari ia piket. Sampah yang berserakan lumayan banyak.
Lagi - lagi yang piket pada hari itu datang agak terlambat."Sendirian lagi piket hari ini",gumam Muklisin sedih.
Tak berapa lama Ayon datang cukup pagi. Tanpa ia sadari, sampah yang sudah disapu oleh Muklisin berserakan lagi karena terkena kaki Ayon.
"Waduh. Maaf sin. Gua gak liat beneran",ujar Ayon sembari menaruh tas.
"Ngeliat gua aja gak pernah kan?",tanya Muklisin tiba - tiba.
Raina yang datang cukup pagi juga kaget mendengar ucapan Muklisin.
"Muklisin guy?",ucap Raina pelan seraya menaikkan salah satu alisnya.
"Siapa yang guy?",Anisa menepuk bahu Raina.
"Ehm. Bukan siapa - siapa kok Nis",jawab Raina gugup.
"Alah lo tadi ngomongiin Muklisin kan?",tanya Anisa lagi.
"Hah? Ya enggaklah. Masa iya gua ngomongiin dia yang bentuk nya aja kayak gitu?",jawab Raina.
"Ini anak. Gak boleh kayak gitu",ujar Anisa menepuk jidat Raina pelan.
"Gua kan bercanda Nis"
"Hahaha iya bawel"
Tanpa terlintas dipikiran Raina. Ia langsung memukul kepala Muklisin.
"Aduh. ",ucap Muklisin kesakitan sambil memegang kepalanya.
"Eh maaf Sin. Tadi ada serangga dikepala lo"
"Makasih"
"Iya"
Jangan lupa vote nya guys ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Muklisin (END)
Teen FictionIa hanya berkeluh kesah tanpa berkata sedikit pun pada manusia. Rumit bisa dibilang jika menjadi dia. Mampu tapi bagaikan tak mampu. Akankah Muklisin bisa melewati hari-harinya? Baca dulu saja jika ingin tau suara hati nya .. {untuk muklisin ini...