seventeen

28 15 1
                                    


Hari demi hari dilalui.
Muklisin belum juga menghubungi Raina seperti dulu.
Entah mengapa Raina cemas dan khawatir dengan keadaan Muklisin.
Sudah seminggu Muklisin tidak masuk sekolah.

"Sebenarnya Muklisin kenapa ya?",gumam Raina.

"Hei.Lo bengong terus kayaknya dari tadi gua perhatiin",ujar Alma dari kejauhan.

"Gua juga bingung ma.Akhir-akhir ini gua suka ngelamun gajelas gitu",jawab Raina seolah-olah memang bingung.

"Wah.Jangan-jangan lo lagi kangen sama Muklisin ya?",tanya Alma seraya senyum seperti menertawakan Raina.

"Enggak ah!
Gue kayak lagi gak enak badan aja,ma",jawab Raina datar.


Karena tidak ingin mengganggu Raina dengan pikirannya.Alma meninggalkan Raina.
Tanpa hitungan menit datang perempuan dari kejauhan yang mengganggu Raina.

"Kenapa Ra?",tanya Ayu sambil menepuk pundak Raina.

"A.p.a?
Sory yu gue baru nyadar lo disini"

"Lo kenapa sih Ra,akhir-akhir ini kayaknya suka ngelamun gitu.Asal lo tau ya ngelamun itu gak baik sama sekali.Dengerin guaa Ra.Lo denger gak si?",tanya Ayu kesal karena sudah menjelaskan panjang lebar.

"Oh.Maaf banget yu..
  Iyaiyaa gue denger kok.Makasih ya masukannya temanku yang baik",ujar Raina mencium pipi Ayu gemas.

"Malah cium-cium gua lagi.Udah ya bye!",Ayu meninggalkan Raina secepat mungkin.








"TING TING"

Bel berbunyi lebih cepat dari biasanya.
Dan lagi-lagi Muklisin belum memasuki kelas.

Rasa khawatir Raina makin bertambah.

Sebelum pelajaran dimulai,terdengar suara hentakan kaki yang mengarah ke kelas Raina.

Laki-laki bertubuh tinggi dengan model rambut yang baru.
Tas ransel yang terdapat dipunggung nya.Membuat Raina ternganga dengan penampilan sosok laki-laki itu.


"Muklisin ganti gaya kayak gini?",gumam Raina.

"Ciye.Jangan-jangan ganti gaya karena biar diliat sama lo Ra!",sahut Ridho.

"Apaan sih? Kalau gak tau itu mending diem aja. Kalau gak bisa diem juga. Sumpel pake kertas tuh",ujar Raina melempar kertas ke arah Ridho.

"Waduh. Karena lo yang ngelempar Ra. Jadi gua gak akan marah sama lo. Dan kertas ini bakal gua simpen baik-baik"

"Sebenernya apa sih yang mereka mau?",tanya Raina dalam hatinya.



Raina sangat terganggu dengan kejadiran Ridho karena baginya Ridho hanya bisa memanfaatkan perempuan saja.

Raina hanya mengabaikan kehadiran Ridho didekatnya.
Rasanya Raina ingin menghempaskan Ridho keluar dari kelas nya.

Ridho juga pernah memukuli Muklisin. Bukan karena masalah yang besar,tetapi masalah sepele yang bisa dibicarakan baik-baik.

Kali ini Raina hanya terpaku dan tertuju dengan penampilan Muklisin yang baru.


"Asli Muklisin hari ini mayan cakep haha",sahut Ayu keras.

"Jangan diliatin woy. Entar ada yang marah lagi?"

"Cukup liat Muklisin kayak gini aja udah bisa bikin gua gak berhenti untuk lihat dia"

"Jelalatan banget mata kalian!",ujar Raina kesal.


Raina langsung memukul pelan pundak mereka yang menatap Muklisin dengan kagum.

"Lo kenapa sih Ra? Lo gak suka ya?",tanya Ayu tertawa.

"Ngapain gua cemburu?",jawab Raina sambil meninggalkan Ayu dengan cepat.



Baru saja Raina menyadari apa yang telah dia katakan.
Sungguh Raina merasa malu terhadap dirinya.


"Kenapa gua bisa sampe bilang kayak gitu sih?",gumam Raina kesal.

"Masa gua suka sama Muklisin? Ya dia emang baik,tulus,apalagi enggak pernah marah sekalipun sama perempuan"

"tapi gua khawatir kalau gua sama Muklisin pacaran.apa Muklisin bakal baik-baik aja?"








To:Muklisin

Indah bagaikan langit.
Sama seperti wajah yang tertera setiap harinya.
Tak hanya sedikit yang akan berkata..














Jangan lupa tinggalkan komentar dan vote cerita ini terus ❤
Untuk Muklisin bakal segera tamat.Jadi tetap stay tune ya!

Untuk Muklisin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang