[Omegaverse content]
Jihoon tidak suka dengan tetangga barunya, bukan hanya berisik, tetangganya itu juga selalu mabuk-mabukan di tengah malam. Jihoon yang merupakan mahasiswa semester akhir tentu saja butuh ketenangan untuk mengerjakan tugas-tuga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruangan itu dipenuhi oleh aroma dupa yang dibakar dan rangkaian bunga krisan putih yang ada membuat suasana semakin diselimuti oleh aura gelap yang begitu kental. Semua orang yang datang tidak bisa menahan tangisnya, tidak mampu menampung kesedihan akan kehilangan dua sosok yang berarti bagi mereka dalam waktu yang bersamaan. Di sana, di altar kematian itu foto Jihoon dan Daniel yang sedang tersenyum lebar kini membuat semua orang yang melihatnya merasakan ada begitu banyak sayatan yang diberikan tanpa henti.
Daehwi duduk di sana sambil menggendong Seongwu kecil yang terus menangis tanpa henti, seolah menyadari bahwa kedua orangtuanya tidak akan pernah kembali lagi. Membuatnya menjadi sebatang kara di dunia, semuanya berkumpul di tempat itu dengan perasaan yang sama―mereka semua kehilangan dan mereka semua tidak bisa menghentikan airmatanya.
Jinyoung yang berada di bagian depan untuk menerima tamu berusaha sekuat tenaga menghentikan airmatanya. Dirinya sudah tidak sanggup menangis lagi, airmatanya telah habis terkuras saat melihat dua sosok orang yang dipikirnya akan memiliki sebuah kesempatan untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang menyenangkan, dirinya mengira kalau kedua sosok yang telah terbaring di dalam peti kematian itu masih akan bercanda dengannya dan mengejeknya yang tidak kunjung menikahi Daehwi―namun keduanya tidak akan kembali, tidak akan pernah bisa melihat sosok Seongwu kecil yang akan tumbuh dewasa.
Tubuh Daniel yang hampir tidak bisa dikenali karena terhimpit oleh besi yang jatuh menimpa tubuhnya dalam kecelakan di elevator itu yang memakan empat nyawa termasuk Daniel, sementara itu Jihoon yang mengalami patah tulang hebat yang mengakibatkan tulang rusuknya patah dan menusuk paru-paru dan lambungnya hingga nyawanya tidak tertolong lagi. Keduanya meninggal pada waktu yang sama, dalam kecelakaan dan hal itu seolah membuat para pelayat yang datang menyadari kalau ada banyak definisi dari sesuatu yang dinamakan jodoh.
"Mencintaimu selamanya itu, termasuk mencintaimu sampai mati bukan?"
Pasang-pasang mata dari para pelayat itu hanya bisa menatap penuh rasa kehilangan juga prihatin mengenai nasib pasangan yang baru saja dikaruniai sosok malaikat kecil yang akhirnya tenang dalam dekapan Daehwi, orangtua Daniel dan Jihoon hanya bisa saling menguatkan saat mereka kehilangan menantu dan anak mereka di saat yang bersamaan. Namun takdir tidak akan bisa mereka lawan, yang bisa mereka berikan saat ini adalah sebuah penghormatan terakhir untuk jiwa muda yang telah ditakdirkan untuk bertemu dan pergi bersama.
"Terima kasih telah datang dan mau pergi bersamaku, wahai kekasih."
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
Terima kasih untuk semua orang yang sudah menunggu dan membaca cerita Because We're Not In Love sampai selesai, aku ingin mengucapkan terima kasih atas setiap komentar yang membawa semangat dan senyum setiap aku membacanya. Terima kasih juga untuk orang-orang yang aku kenali di dunia menulis dalam waktu lama yang selalu membuatku tetap bertahan pada prinsip menulis yang coba aku pegang, terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan yang suka aku recoki dengan banyak hal-hal yang kurang aku pahami di dunia menulis. Terima kasih banyak, aku merasa selama menulis cerita ini ada banyak sisi baru yang aku temukan dalam diri seorang Ariski.
Sesungguhnya aku cukup puas dengan akhir seperti ini, sebab prinsipku tentang "Akhir bahagia itu tidak pernah ada benar-benar terwujud, semuanya akan berakhir saat maut menjemput." Untukku sendiri, Jihoon dan Daniel berbahagia, mereka tidak terpisah, mereka pergi bersama ke akhirat. Mereka tidak pergi karena terpaksa, tapi karena memang takdir yang mereka tanggung benar begitu adanya, karena itu―aku harap kalian semua yang membaca cerita ini paham dengan maksud yang aku ingin sampaikan dalam cerita yang kalian baca, bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya akhir bahagia. Tidak ada namanya dicintai selamanya, yang ada adalah mencintai hingga kematian datang menjemput dan menurutku―Daniel dan Jihoon sudah berbahagia dalam cerita ini. Daniel bisa bertemu dengan Seongwu lagi dan ada Jihoon di sisinya.
Akhir kata, aku juga ingin minta maaf untuk kalian yang masih tidak bisa menerima akhir seperti ini. Aku rasa kalian harus berdamai dengan hal itu, karena hidup tidak soal seberapa banyak hal baik yang terjadi pada hidup saat kita mulai bercerita dan tidak juga untuk hal buruk yang ada, ini semua tentang menjalani hidup dengan baik sampai akhirnya kita berada di ujung jalan waktu yang telah ditentukan. Maaf dan terima kasih atas segalanya, sampai ketemu di cerita lain!