JIHOON menatap takjub ke ruang kerja Daniel di kantornya. Ruangan yang di dominasi oleh warna krem dan putih itu terlihat seperti ruang biskuit bagi Jihoon, ada sebuah meja khusus baru yang baru diletakkan oleh pegawai Daniel dua hari yang lalu, sebuah meja dengan bentuk setengah lingkaran, dengan sebuah unit komputer berwarna putih, tiga rak meja berwarna senada dengan komputer milik Jihoon, kursinya pun berwarna putih da nada sebuah vas berisi rangkaian bunga berwarna pink dan putih.
"Bagaimana mejamu? Kau menyukainya?" tanya Daniel yang baru masuk ke dalam ruang kerjanya yang kini menjadi ruang kerja Jihoon pula.
"Apa ini tidak terlalu feminim untukku?"
"Tapi ini terlihat cantik, apalagi kalau kau duduk di baliknya dan serius dengan pekerjaanmu."
Wajah Jihoon merona saat Daniel mengatakan hal itu. Jihoon melepaskan sweeter berwarna kuning yang dipakainya. Dirinya sedikit merasa tidak nyaman dengan banyaknya orang yang sengaja berlalu-lalang untuk sekedar mencuri-curi lihat ke arah Jihoon yang notabene adalah istri dari atasan mereka. Mengingat bagaimana seluk-beluk kehidupan Daniel yang menyendiri sejak beberapa tahun lalu sukses membuat para pekerjanya merasa heran sekaligus takjub, jika Jihoon memiliki peranan sebesar yang mereka pikirkan, maka Jihoon adalah orang yang mengembalikan Daniel yang dahulu dikenal oleh semua orang.
Tipe bos yang jahil dan begitu dekat dengan para bawahannya. Jisung yang dikenal sebagai orang terdekat Daniel di kantor hanya mengedikkan bahu saat ada orang-orang yang begitu penasaran memberanikan diri untuk bertanya kepadanya. Jisung tidak ingin membagi rahasia dari pernikahan Jihoon dan Daniel, pernikahan Daniel dan Jihoon dirahasiakan dan hanya dihadiri oleh para petinggi perusahaan sebagai salah satu formalitas yang ingin Ayah Daniel jaga.
"Jihoon-ssi? Selamat datang di kantor kami, perkenalkan nama saya Haknyeon. Saya sekretaris Daniel-sajangnim yang sudah bekerja dengannya selama enam tahun terakhir, saya merasa sangat beruntung bisa bekerjasama dengan Jihoon-ssi mulai saat ini."
"Ah iya, salam kenal Haknyeon... mohon bantuannya."
"Haknyeon-ssi, tolong bantu istri saya yah... saya tidak ingin dia terlalu bekerja keras," ucap Daniel sambil tersenyum kepada Haknyeon.
"Tentu saja Daniel-ssi, saya juga sudah diberikan perintah langsung oleh Ayah anda untuk memastikan saya membantu Jihoon-ssi tidak memaksakan diri."
Jihoon menatap sebal ke arah Daniel, wajahnya ditekuk karena sadar kalau Jihoon tidak akan bisa bekerja sekeras dan segiat yang diimpikannya. Namun akhirnya Jihoon sadar kalau dirinya harus menjaga diri juga anak yang sedang dikandungnya saat ini, kandungan Jihoon lemah dan hal itu seharusnya membuat Jihoon tidak boleh melakukan banyak aktivitas, namun berkat rayuannya Jihoon berhasil membujuk Daniel untuk tetap membiarkannya bekerja.
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi dan Jihoon sudah duduk di balik layar komputernya dan memeriksa beberapa data tahunan perusahaan. Daniel yang juga sibuk dengan setumpuk dokumen yang diberikan oleh Haknyeon sejam yang lalu, Daniel melirik Jihoon dari ujung matanya dan menemukan kalau Jihoon benar-benar sedang tenggelam dengan laporannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]Because We're Not In Love [NielWink][√]
Fiksi Penggemar[Omegaverse content] Jihoon tidak suka dengan tetangga barunya, bukan hanya berisik, tetangganya itu juga selalu mabuk-mabukan di tengah malam. Jihoon yang merupakan mahasiswa semester akhir tentu saja butuh ketenangan untuk mengerjakan tugas-tuga...