Pesawat terbang itu lepas landas dari sebuah bandara Internasional yang terletak di Kota Padang menuju DKI Jakarta, aku melihat jam "Huft... jam 10 malam, melelahkan sekali rasanya ketika harus menemani dan mengantarnya sampai pesawat" racaunya dalam mobil.
ANDHIKA
Gadis berkerudung pink yang duduk di kursi A itu terlihat resah, seakan senang namun dia hanya terpaku dalam lamunan sambil melihat keluar kaca pesawat, dia hanya melamun dan sesekali membuka gadgetnya.
Kulihat kursi B atau di sebelahnya kebetulan tidak terisi, mungkin karena ini bukan hari libur dan memang tidak ada tanggal merah pada hari ini.
"Boleh saya ikut duduk di sebelahmu? Kursi yang saya pakai sedang digunakan ibu itu untuk menidurkan anaknya yang masih bayi".
"..." Dia hanya menoleh dan tersenyum kemudian mengangguk seakan mengiyakan perizinanku, aku menyandar ke belakang kursi, sambil sesekali aku mencuri pandang kearahnya yang sedang melamun, dia masih sesekali melihat kearah gadgetnya itu, lalu setelah beberapa kali dia mengeceknya, dia sadar bahwa aku sedang sesekali mencuri pandangannya, lalu kuberanikan saja untuk menyapa dan mencoba berknelan dengannya.
"Hai, namaku Andhika, kamu asli dari Padang ya?" sambil menyodorkan tangan kananku untuk berjabat tangan.
Namun dia hanya kembali tersenyum dan menyebutkan "Ester"
"Ester, nama yang indah" sambil kulontarkan senyumanku kepadanya, dalam hatiku, aku merasa agak kesal karena dia hanya menjawab tanpa menyambut sodoran tanganku tadi.
"Huft... tidak apalah, setidaknya dia masih menganggapku walau tidak menyambut sodoran tanganku" racauku kecil dalam hati.
"Ester, akan kuingat nama indah itu"
Tak lama, terdengar pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat dan tiba di bandara Soekarno hatta
"Hey! Pesawat akan segera mendarat"
"Huh" Dia sedikit kaget, mungkin karena aku sedikit menyenggol tangannya.
"Maaf, apa aku membuatmu kaget?"
"Engga kok, santai aja, terima kasih ya" sambil tersenyum malu kepadaku
Senyuman yang benar benar indah, hingga sekarang malah aku yang melamun sambil masih melihat kearahnya.
"Maaf, ada yang salah?" Dia mengerutkan keningnya seakan bingung apa yang terjadi padaku.
"Tidak ada, maaf, aku hanya terpesona oleh senyumanmu" pipi dan wajahku mulai memerah karena malu bercakap seperti itu.
"Oh iya terima kasih" Dia tersipu malu.