Tak Terduga

78 4 1
                                    

ANDHIKA

          "Beruntungnya Aldo, punya pacar secantik dan sebaik Ester" pergiku sambil menghembuskan nafas.

          "Wah tadi aku sudah ketiduran, sekalian deh lanjut tidur dulu di bandara" aku berjalan menuju Mushola Bandara dan meminta izin petugas untuk tidur dulu di mushola, karena hari sudah terlanjur hampir pagi.

           Namun ada satu yang kuingat "tunggu tunggu, ada yang kurang dari apa yang kubawa" aku berjalan mondar mandir di sekitar toilet, karena kebetulan musholanya dekat dengan toilet.

           "Argghhh... Kenapa aku tidak bisa mengingat apa yang kurang itu" gerutuku sambil membanting tangan ke tembok dan seketika datang petugas kebersihan menghampiriku dan bertanya "masnya ada apa mas? Ada yang lagi dipikirin? Hmmm pasti mikirin pacarnya ya..." canda seorang petugas itu.

           "Hmmm... tunggu pak" aku masih terus mencoba mengingat

           "Jangan terlalu dipikirin mas, nanti gila loh hehe" dia masih mencoba membuat candaan untukku, namun bukan terhibur, aku malah agak sedikit kesal karena dia malah mengacaukan apa yang sedang kuingat.

           "Ngomong ngomong, mas nya mau jemput siapa mas? Kok ga bawa tas? Lagi santai ya?" petugas itu malah bertanya.

           "Nah cakeeppp, mantap mantap pak, makasih ya" aku langsung bergegas berlari ke tempat pengambilan koper.

           "Lah, kok aneh banget, huh, lanjut ah" racau petugas kebersihan itu melanjutkan perkerjaannya.

           "Waduh, ini udah 2 jam lebih ditinggal, masih ada engga ya kira kira?" aku menanya sendiri dalam hatiku.

           "Nah, alhamdulillah, ternyata masih ada walaupun udah kecampur sama barang orang yang datang baru baru ini" aku segera mengambil tas dan koperku, karena kebetulan kemarin aku habis dari Padang untuk menjenguk nenekku yang sakit sekalian tinggal sedikit lama disana, kemudian aku pun kembali ke mushola untuk tidur.

           "Pak makasih ya pak, karena bapak bertanya tadi, saya jadi ingat kalau saya bawa tas dan koper, kalo engga mah udah kemana kali ini tas sama koper saya" aku berterima kasih kepada petugas kebersihan tadi.

            "Tuh kan... Makanya jangan terlalu dipikirin mas, engga pasangan engga barang, kalo udah jodoh mah pasti ketemu lagi mas..."

             Wah, kupikir ini adalah petugas yang sangat ramah, tadi saat aku bingung dia membuat candaan dan sekarang dia mendadak seperti romantis, "haha" aku hanya tertawa kecil dan segera menuju mushola.

             Aku mengambil wudhu dan masuk ke mushola, tapi aku melihat ada yang aneh di tasku, di saku tempat botol minum kutemukan secarik kertas.

             'Terima kasih udah mau ngambilin tasku, -Ester'

             Aku tertawa kecil saat membaca tulisan itu, kemudian aku masukan kedalam tasku dan mencoba untuk tidur, saat aku hendak membaca doa, aku melihat seseorang yang familiar, namun "siapa?" tanyaku dalam hati, seperti barusan kenal dan membuatku sedikit teringat, di tas kecilnya yang agak terbuka itu aku melihat case hp yang membuatku teringat Ester.

             "Hmmm, sudahlah, Ester juga sudah punya pacar, ngapain juga aku berharap sama dia" aku melanjutkan doaku dan memejamkan mataku.

             Deg... Aku teringat sesuatu sekarang, kucoba untuk melihat lebih jelas wajah orang yang tidur di sebelahku ini.

             "Ini kan pria yang menjambret Ester tadi, nekat banget dia udah ngejambret ga langsung pergi" racauku dalam hati, dan aku berpikir.

             "Apa aku ambil aja ya pelan-pelan?" pikirku resah.

             Aku mencoba membuka tas kecil itu, dan benar saja... Dia jambret yang tadi itu, dalam tas itu ada hp milik Ester yang kuingat case nya, dompet warna cream dan kalung hati yang tertulis 'Ester' , aku langsung saja mengambil ketiga barang tersebut dan langsung pergi.

             Aku kembali bertemu dengan petugas tadi, mungkin karena dia belum selesai membersihkan di bagian depan toilet dan sekitar mushola.

             "Mari pak, saya pulang dulu" sambil tersenyum padanya.

             "Loh katanya mau tidur dulu?" tanya nya heran.

             "Tidak lah pak, kangen keluarga, mari pak" sambil berjalan berlalu.

             "Oh iya mas hati hati, jakarta sadis, kaya janji janjinya dia mas" lagi lagi dia menjawab sapaanku dengan candaan.

             "Hahaha, bapak bisa aja nih" aku sengaja langsung memesan taksi online karena menurutku taksi online jauh lebih murah daripada harus naik on the spot.

             Tak lama taksiku datang, aku segera naik dan mencoba mengecek isi dompet warna cream itu, kulihat KTP bernama 'Ester Putri Maharani'

             "Hmmm, Ester Putri Maharani" aku memandang wajah dari foto KTP tersebut, kulihat wajahnya yang indah.

             "Ester Putri Maharani, nama yang indah".

kamu ada dimanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang