Sebuah Perkenalan

155 8 1
                                    


           Tidak terasa ternyata pesawat sudah mendarat dan masih memarkirnya, tak lama para pramugari datang untuk menertibkan turunnya para penumpang.

           "Maaf boleh aku mengambil tas ku?" Dia mulai bersiap berdiri untuk turun

           Aku berdiri dan sedikit menyingkir agar dia bisa mengambil tas nya, kulihat dia berusaha untuk mengambil tas nya yang ternyata terpojok sehingga sulit untuk diraih, sambil meloncat dia meraih tali tas nya.

           "Maaf, boleh aku bantu?"

           "Oh tidak apa, aku bisa sendiri kok" sambil terus meloncat

           "Krek..." Akhirnya dia dapat meraih tali dari tas nya, namun ada bagian dari tas nya yang menyangkut, lalu aku langsung permisi kepadanya untuk mengambilkan tas nya.

           "Maaf merepotkan ya Andhika" dia agak merasa malu

           "Santai aja Es, tidak salah juga kan saling membantu" sambil membenarkan bagian tas nya yang tersangkut dan mengambilnya.

           "..." dia terdiam

           "Ini Es tas mu" sambil kuberikan senyumku padanya

           "Hmmm... te.. terima kasih ya.. a.. Andhika" dia terlihat gugup sambil menundukan kepalanya.

           "Haha santai aja kali Es, eh btw kamu ke Jakarta ngapain? Ada saudara ya? Atau cuma main aja?" tanyaku penasaran

           "Hehe engga kok, aku mau ke Bogor"

           "Oh mau ngapain ke Bogor?" lanjutku lebih penasaran lagi

           "Ini, kebetulan kampusku libur, rencananya sih aku mau main sama pacarku di Bogor, Cuma dia belum libur jadi ya cuma cari waktu luang dia aja" sambil tersenyum kecil

           Deg... Hatiku perlahan berjatuhan bagai daun di musim gugur

           "Dia sudah punya pacar?" meyakinkan dalam hatiku

           "Oh pasti seru tuh, berapa lama di Bogor?"

           "Haha mungkin aja lah, karena kan..."

"kepada para penumpang yang terhormat, pesawat telah sampai di bandara Soekarno Hatta, penumpang sekalian sudah diperbolehkan turun dari pesawat"

                                                       ***

           Penumpang pesawat terlihat tidak tertib turun dari pesawat.

           "Huh, masih kaya biasanya, untung aja pesawat ini ga penuh, jadi ga terlalu ribet juga" gerutuku dalam hati

           Tiba tiba aku melihat seorang pria yang belum terlalu tua tak ku kenal tetapi mencurigakan, seolah mencari mangsa.

           "Eh dhik, aku duluan ya" kata Ester mengganggu fokusku.

           "Oh iya Es" sambil kembali menolehkan pandanganku ke pria tadi.

           "Lho, kemana dia? Oh itu dia!"

           Ku buntuti dia turun dari pesawat, sesampainya di tempat pengambilan koper, sembari aku menunggu koperku datang, kulihat Ester yang sedang berjalan berlalu, mungkin karena dia hanya mengunjungi pacarnya tidak lama, jadi dia tidak membawa koper, namun ku lihat sedikit aneh, pria yang kucurigakan tadi seperti membuntuti Ester dari samping belakang.

           "Brak!" seseorang menyenggol Ester dari samping depan, tas selempang Ester terjatuh disusul jatuhnya HP dia yang ikut terbawa, mungkin karena dia kaget.

           "Settt" tangan pria itu menyambar hp dan tas Ester.

           "Jambret! Jambret!" Ester berteriak

           Namun pria tadi langsung berlari dan berbelok entah kemana, sontak aku pun mengejarnya dan akhirnya dia menjatuhkan tas Ester di depan lorong kamar mandi bandara, aku segera berlari menuju gerbang utama untuk menghampiri petugas kemanan.

           "Pak gimana sih, masa di bandara internasional seperti ini masih ada jambret?!" aku agak ngotot karena gadis yang dijambret itu adalah dia yang memberikanku senyuman indah, seolah hanya diberikan padaku, menurutku...

           "Tenang mas tenang, ada apa ini?"

           "Bapak gimana sih? Saya kan tadi udah bilang, temen saya dijambret pak!" aku langsung meninggalkannya dan kembali menuju tempat tas Ester dijatuhkan.

           "Lah?! Tas Ester juga hilang?!" aku semakin panik.

           "Hiks... Hiks..." kudengar suara tangis dari lorong toilet wanita, tak lama, Ester keluar dari toilet sambil masih mengusap air matanya.

           "Ester!" panggilku

           "Andhika..." menyautku lemas

           "Oh syukurlah, dia sudah membawa tas dia yang tadi dijambret itu" ucapku dalam hati.

           "Gimana Es? Apa yang hilang?" aku penasaran.

           "HP, dompet dan aksesorisku" sambil masih agak terisak.

           "Huh... dasar jambret, awas saja kalau masih sempat tertagkap, aku tidak segan melaporkannya" hatiku terasa ikut terbawa suasana dengan kejadian yang menimpa Ester.

           "Terus sekarang kamu gimana Es?" tuturku lembut mengalur pada suasana.

           "..." dia diam dan tiba tiba

           "Aldo..." ucapnya lirih dengan air mata yang terjatuh.

kamu ada dimanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang