Tak lama pelayan datang membawa pesanan yang Aldo bisikan tadi dan aku kaget ternyata Aldo memesankan makanan favoritku, aku senang, bahagia, namun aku masih ingin menguji kesetiaan dan emosi Aldo.
"Tadaaa... sayang, ini makanan favorit kamu" ternyata Aldo memberikanku sebuah kejutan.
"..." aku hanya tersenyum.
"Hmmm, masih ngambek aja nih si cantik" Aldo menggodaku sambil mencubit pipiku.
"Yaudah ayo makan ya sayang" pinta Aldo padaku.
"..." aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Jangan lupa baca doa dulu" Aldo bilang sambil menjulurkan lidahnya kepadaku seolah meledek.
"Iya iya" jawabku singkat.
"Nah gitu ngomong daritadi" Aldo memecah suasana dengan sedikit tawa.
Saat kita berdua sedang makan.
"Sayang, pengen suapin" ucap Aldo manja dengan nada lembut.
Antara mau dan tidak mau, aku memang bahagia, untuk saat ini, tapi aku masih ingin menguji Aldo, karena sebelum ini, di mobil tadi Aldo membuat mood ku rusak, namun tetap saja aku senang, namun entah, perasaanku bercampur aduk saat ini, antara mau dan tidak mau untuk menyuapi pacarku sendiri.
"Makan aja sendiri, kan udah besar" aku masih tetap dalam pendirianku untuk mengujinya.
"Kalo itu pernyataan kamu, aku lebih mending jadi anak kecil terus"
"Biar apa?"
"Ya biar dimanjain terus sama kamu, disuapin, disayang" tuturnya semakin lembut lagi dan yang tadinya aku masih kuat tetap bertahan pada pendirian membuatku tidak dapat berkata kata.
"aaa" dia membuka mulutnya tanpa ada kata iya dariku, mau bagaimana lagi, toh itu juga pacarku sendiri, apa salahnya juga, akhirnya aku makan sambil menyuapi Aldo.
"Suapan kamu kok bikin makanannya berasa jadi makanan paling spesial ya buat aku" dia menggombaliku lagi.
"Ah kamu bisa aja, sama aja kali Do" jawabku.
"Engga, serius, nih makananku aja udah mau abis lagi, sini kamu aku suapin juga ya" pinta Aldo.
"Iya" aku hanya mengiyakan sambil menganggukan kepalaku saja.
"aaa" Aldo mengarahkan sendok dan makanannya kearahku.
"ammm... uuu pacar aku pinter" Aldo memanjakan aku layaknya seperti anak kecil, nyaman memang, karena aku sendiri sangat jarang malah bisa hampir mustahil untuk seperti ini setiap minggu, aku merasa nyaman ketika dimanja oleh Aldo.
"Aldo, aku kenyang" kataku pada Aldo.
"Jangan gitu ah, kasian nih paling dua suap lagi abis, nanti ini nasinya nangis loh" layaknya zaman dulu, dia mengatakanku seperti itu, karena memang tinggal dua suap, ya sudah aku lanjutkan kembali disuapi Aldo.
"Ammm... nah gitu dong sayang, kalo abis gini kan bagus" Aldo meraih tanganku dan menciumnya.
"Aku sayang sama kamu Ester, jangan tinggalin aku ya" ucap Aldo dengan nada lembut membuat hatiku luluh.
"Iya Aldo, aku juga sayang sama kamu, kamu juga jangan tengok sana sini ya" pintaku pada Aldo.
Aldo memanggil pelayan untuk meminta bill dari semua pesanan tadi, setelah bill Aldo terima, Aldo berjalan kearah kasir.
"Kamu tunggu disini ya sayang" ucap Aldo.
"Iya" aku tersenyum kepadanya.