Perasaan Yang Bercampur Aduk

53 4 0
                                    

          Aku berfikir apakah Aldo benar benar tulus padaku, namun yang aku takutkan adalah statusku dengan Aldo yang berpacaran jarak jauh, gampang saja bagi orang yang menjalani LDR namun masih satu pulau, sementara aku dan Aldo LDR dengan jarak yang terpisah oleh pulau.

         "Yuk sayang, 2 jam lagi aku ada kelas, nanti aku anterin kamu dulu aja"

         "Iya ayo Do" aku mengiyakan dan berjalan mengikuti Aldo, namun tiba tiba Aldo berhenti di tengah restoran yang cukup ramai tersebut.

         "Ada apa Do? Ada yang ketinggalan?" tanyaku.

         "..." Aldo hanya diam namun telapak tangannya diangkat dan dibukakan, tanda bahwa dia meminta tanganku untuk bergandengan, tanpa berat hati, kusambut tangannya dan kami pun bergandengan menuju mobil.

         "Huh, panas banget ya, mobil udah kaya sauna" racau Aldo dalam mobil, dengan cepat Aldo menyalakan mobil dan menyalakan AC di suhu paling dingin, tak lama suhu di dalam mobil sudah kembali normal, dan Aldo mulai menjalankan mobilnya menuju kampus, aku melihat keluar kaca mobil, entah kenapa aku teringat pada Andhika sehingga aku melamun, aku kembali dalam lamunanku memikirkan Andhika.

         "Kenapa? Kenapa aku terus kepikiran Andhika? Dia kan bukan siapa siapa? Tapi kenapa bisa seinget ini sama dia" racauku dalam hati sambil terus kepikiran, aku mulai bosan dan bete karena diriku sendiri tentang kenapa harus kepikiran Andhika, suasana di mobil pun hening, sedikit lama, aku mulai berharap Aldo memiliki sisi humoris, namun Aldo hanya orang yang romantis, yang memiliki sedikit selera humor.

         "Kamu kok diem aja sih sayang? Ada apa?" tanya Aldo sedikit menggodaku.

         "Gapapa kok Do" aku tersenyum kecil kemudian kembali dalam lamunanku.

         Suasana dalam mobil Aldo pada hari itu sungguh membosankan, padahal aku sangat berharap Aldo bisa membuat candaan untuk mencairkan suasana.

         "Ester, nama yang indah" pikiranku tiba tiba saja aku teringat apa yang di ucapkan Andhika kepadaku saat di pesawat.

         "Huh..." aku menghembuskan nafas perlahan membuang pikiran yang bukan bukan, karena apa yang harus aku lakukan sekarang adalah bagaimana membuat liburanku di Bogor ini benar benar berkualitas bersama Aldo dan juga teman sekolahku dulu yang juga berkuliah disini.

         "Aldo, aku pengen jalan jalan dong, kemana aja yang penting hati aku tenang dan kita juga bisa quality time sama sama" pintaku kepada Aldo.

         "Yah, bukannya daritadi sih, sekarang kan aku mau ada jadwal kuliah, ngertiin ya sayang" Aldo menjawab dengan suara agak tinggi tapi tidak ketus, mungkin karena dia tadi bertanya padaku namun aku hanya menjawabnya singkat.

         "Oh iya aku lupa, yaudah deh nanti abis kamu kuliah, kita jalan jalan ya" pintaku dengan suara lembut.

         "Iya sayang, pasti" Aldo meyakinkan keinginanku.

         "Nanti kamu mau singgahnya dimana yang? Yang ada AC nya? Yang deket restoran mahal?" tanya Aldo.

         "Aldo, aku tuh gasuka kalo harus mahal mahalan kaya gitu, yang standar aja lah, kemarin pesawat aja aku ambil jadwal yang harganya paling murah kok" jawabku.

         "Nanti kalo kamu di tempat standaran, kamu ga nyaman, masa kamu datang kesini aku ga ngasih yang terbaik buat kamu" gombal Aldo.

         "Ah Aldo, udah gapapa, udah biasa kok" aku merasa senang dan terbuai akan gombalannya, kupikir semoga saja gombalan dia hanya tersampaikan padaku, tidak untuk yang lain.

         "Yaudah di apartemen aja ya?" tawar Aldo padaku.

         "Murah emang?" tanyaku.

         "Standar lah, nanti aku yang bayarin kok, masa jadi pacar ga pengertian banget, nanti kamu aku tinggalin uang ya buat jajan" Aldo terus memberikan keromantisan nya padaku.

         "Eh gausah Do, aku jarang jajan juga kok" aku menolak lembut namun Aldo tidak menyerah.

         "Gimana sih, kan dompet kamu lagi hilang juga, gaenak lah nanti kamu gimana disini, kamu tuh tanggung jawab aku" Aldo terus berusaha membantuku, aku tau Aldo tulus membantuku, tapi ya sudahlah, aku menyerah.

         "Segini cukup kan? Kan cuma aku tinggal kuliah 2 jam aja ya, diirit irit" Aldo memberikanku sejumlah uang untuk peganganku saja di apartemen.

         "Iya, aku segimana kamu aja Do" aku mengiyakan apa keinginan Aldo.

         "Itu apartemennya di depan" Aldo menunjuk ke arah depan kiri.

kamu ada dimanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang