Daniel ngambek sama Dongho.
Udah 3 hari Daniel diemin Dongho, bibirnya dilipet tiap kali berpapasan dengan Dongho, juga disertai dengusan kasar.Dongho juga tidak mengerti sebabnya.
Terakhir yang Dongho ingat, pembicaraan mereka sewaktu Daniel pulang dari rumah sakit."Kak, kak Seongwoo menurut kakak gimana?" tanya Daniel dengan tatapan berbinar. Ada kilatan pelangi juga seingat Dongho.
Dongho menghentikan kegiatan menyapu rumahnya, lalu mengetuk-ngetukan jarinya didagu, "Anaknya manis, baik, ramah pula. Sudah punya pacar belum? Kamu mau jodohin kakak sama dia?"
Iya, seingat Dongho itulah pembicaraan terakhir mereka. Daniel tidak menjawab pertanyaan Dongho. Air muka nya berubah, dia menghentak-hentakkan kakinya dilantai lalu masuk kamar sambil menutup pintu.
Iya, cuma itu kok.
Dongho gagal paham kenapa Daniel ngambek. Yah, kalau semisal Daniel keberatan buat jodohin ya gak apa-apa. Dongho juga gak naksir-naksir amatlah. Tapi kenapa Daniel keberatan? Atau jangan-jangan?"Dek, buka pintu.." Dongho mengetuk pintu kamar Daniel kasar.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka, menyembulkan Daniel dengan wajah bantalnya.
"Kamu belom makan? Makan gih, kakak udah masakin telur ceplok." Dongho mengusap rambut Daniel yang awut-awutan.
Tapi tangannya ditepis Daniel. Tidak kuat sih, tapi cukup untuk membuat hatinya sakit karena Daniel memperlakukannya seperti ini.
Dongho menarik nafas, lalu menarik Daniel untuk duduk di pinggir tempat tidur.
"Kamu kenapa? Cerita toh sama kakak. Kalau kakak ada salah, kakak minta maaf." suara Dongho melembut.
Tatapan Daniel kini mulai melunak. Ia menatap sendu pada kakak semata wayangnya. Tidak enak juga dia marah tanpa sebab yang pasti seperti ini.
"Gak apa-apa kok kak. Maafin Daniel juga udah kasar sama kakak." Daniel meremas-remas jemarinya, merasa bersalah ia sudah mendiamkan Dongho beberapa hari ini.
Masalahnya hanya karena Dongho minta dijodohin sama Seongwoo. Padahal kan Daniel uda lebih dulu menyukai kakak kelasnya itu. Tapi, apa kali ini Daniel harus mengalah? Dia belum siap untuk itu.
"Dek, terakhir kali soal Seongwoo kakak cuma bercanda kok. Kakak mana mau sama anak sekolahan, minimal yang sudah kerja dong." jelas Dongho.
Sontak Daniel membulatkan mata sipitnya.
"Beneran kak?" tanyanya antusias.
"Iya dong, ingat mantan pacar kakak kan? Semua lebih tua dari kakak. Kakak suka yang dewasa." Dongho terkekeh kecil, dikarenakan ucapannya sendiri.
Senyuman lebar tak luput dari wajah Daniel. Rasa takut tersaingi Kak Dongho hilang sudah.
"Jadi, kamu beneran suka Seongwoo? Ini pertama kalinya kan kamu suka orang? "
Daniel membisu. Ia tidak sanggup berkata-kata lagi.
Dongho benar, ini pertama kalinya Daniel suka pada orang, manusia. Biasanya ia hanya jatuh cinta pada kucing ataupun novel-novel karya J.K Rowling.
"Daniel enggak tahu kak, rasanya Daniel pengen ketemu kak Seongwoo terus. Tapi anehnya Daniel juga gugup kalau disebelah kak Seongwoo. Mungkin Daniel merasa berhutang budi karena sudah diselamatin kak Seongwoo. Tapi kalau tidak ketemu rasanya kok rindu ya kak?" Daniel mengerjapkan matanya polos, ia jujur pada Dongho. Karena setahunya Dongho sangat bisa diandalkan.
Dongho menatap heran, ia memutar otak untuk memastikan sesuatu.
"Hm, begini kalau kakak dan Seongwoo tenggelam siapa yang bakal kamu selamatkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONHOLD] Oath📍OngNiel
FanfictionDaniel? Tembam, Culun, Udik, Kutubuku Seongwoo? Populer, Tampan bawaan lahir, Gaul, Pintar tanpa harus menjadi kutu buku Daniel ketemu Seongwoo? Seperti pungguk merindukan rembulan Seongwoo ketemu Daniel? Lucu, gemesin banget sih pipinya..