Daniel tidak fokus.
2 mata pelajaran terakhir tidak bisa diikutinya dengan baik. Daniel yang kesulitan dalam pelajaran Matematika semakin sulit karena ia tidak memperhatikan Mr. Lee saat mengajar.
Seolah paham ada yang tidak mengikuti kelasnya dengan baik, Mr. Lee meminta Daniel maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal Algoritma.
Daniel terbengong, bukan karena hanya sedang memikirkan kak Seongwoo tapi juga karena ia tidak bisa. Matematika itu masuk salah satu didalam list hal yang tidak disukai Daniel. Setelah serangga nomor satunya.
Jadilah saat ini Daniel berdiri didepan kelas, dihukum sampai bel sekolah berbunyi.
Jantungnya berdegup kencang, beberapa siswa dan siswi cekikikan melihat wajah Daniel memerah seperti tomat didepan kelas. Mereka menerka kalau Daniel malu dihukum didepan kelas.
Mereka tidak tahu saja kenyataannya Daniel gugup akan janji sepulang sekolah dengan kak Seongwoo.
🍩🍩🍩
Waktu berjalan begitu lamban bagi Daniel. Rasanya sudah berjam-jam ia berdiri didepan kelas. Tapi pelajaran Matematika belum usai juga, bel pertanda pulang sekolah belum juga terdengar. Kenapa lama sekali? Atau hanya perasaan Daniel saja?
Hyunbin yang duduk dibelakang, memberikan kode pada Daniel kalau sebentar lagi pelajaran akan usai. Sekilas Jaehwan juga tampak memberikan semangat pada Daniel.
Pucuk dicinta ulam pun tiba.
Bel pulang sekolah berbunyi, Mr Lee yang sedang asyik menulis dipapan tulis tidak bergerak sedikitpun. Ia seolah mengacuhkan bel yang merupakan hasil Do'a sebagian anak dikelasnya. Ia masih menulis dengan tenang, membuat Daniel yang gundah gulana semakin merana.
Bagaimana tidak, janjiannya sepulang sekolah pas. Langsung. Nah, kalau hari pertama saja Daniel sudah telat bagaimana Seongwoo akan menilainya sebagai Pria yang bertanggung jawab? Tidak tepat janji? Hum?
Lima menit berlalu, Mr. Lee selesai menulis lalu membereskan perkakasnya.
"Minggu depan kita ulangan, Close book." semua anak terperangah, terkejut dengan kata-kata Mr. Lee barusan. Kecuali Daniel yang tidak fokus.
Sepeninggalan Mr. Lee, Daniel berlari kebangkunya, membereskan buku dan alat tulis dimeja.
"Semangat Bro.." Hyunbin menepuk pundak Daniel yang masih terburu-buru.
"Daniel ada uang kan buat traktir kak Seongwoo?" tambah Jaehwan yang juga mendekat kearah Daniel.
"Ada dong, semenjak kak Taehyun enggak minta lagi, uangnya aku simpen buat traktir kak Seongwoo."
"Traktir kami kapan?"
"Nanti kalau kami sudah jadian. Ohya, aku duluan ya. Doakan semoga sukses." Daniel berjalan terburu dari kelasnya, hampir sampai diambang pintu ia menoleh.
"Eh, kalian punya sisir? Sama minyak rambut?"
Hyunbin dan Jaehwan saling berpandangan heran. Rambut Daniel saja masih rapi dan klimis. Sisir buat apa lagi coba?
🍩🍩🍩
Daniel berlari kencang kegerbang sekolah. Lima belas menit sudah berlalu sejak bel sekolah berbunyi. Yang artinya Daniel telat seperempat jam. Semua salah Algoritma, Daniel yakin banget. Ia menyipitkan matanya mencoba mencari sosok Seongwoo.
Sampai ia menemukan sosok yang menyender dipintu gerbang, dengan jaket Jeans ala Dilan yang sedang hits.
"Kak, maaf telat." ucap Daniel disela-sela nafasnya yang terengah-engah, ia setengah menunduk sambil menahan lututnya. Lelah karena berlari kesetanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONHOLD] Oath📍OngNiel
FanfictionDaniel? Tembam, Culun, Udik, Kutubuku Seongwoo? Populer, Tampan bawaan lahir, Gaul, Pintar tanpa harus menjadi kutu buku Daniel ketemu Seongwoo? Seperti pungguk merindukan rembulan Seongwoo ketemu Daniel? Lucu, gemesin banget sih pipinya..