Seongwoo bimbang.
Ia merasa bersalah, sejak 2 hari berlalu saat Daniel mengutarakan perasaan sukanya dan ia tolak, kini Daniel menghilang entah kemana.
Berminggu-minggu sebelumnya Daniel selalu siaga di Kantin jurusan untuk sekadar menyapa dan mengajaknya makan siang. Tapi kini, batang hidung pemuda itupun tidak tampak.
Ingin bersikap tak peduli namun tetap saja mengganggu perasaannya. Seongwoo kecarian, ia merasa kehilangan.
Rasa bersalah pun muncul seolah menyalahkan dirinya yang mungkin saja menyakiti hati Daniel. Hingga pemuda itu lelah dan bosan.
Tapi, Daniel bilang kan mau berusaha?
Usaha apa kalau hanya sampai disini.
Seongwoo mencebikkan bibirnya, mengaduk secara brutal es jeruk yang es batunya telah meleleh seutuhnya.
"Seongwoo.. " suara bariton lembut membuyarkan lamunannya. Seongwoo menoleh, seorang pemuda tinggi berjalan kearahnya.
"Minhyun sini.. " panggilnya, memposisikan satu kursi kosong disebelahnya.
Minhyun mengdudukkan diri disebelah Seongwoo, meletakkan sebuah bungkusan yang sedari tadi ia genggam.
"Bagaimana Bali? Seru?" tanya Seongwoo antusias.
Minhyun mengangguk, "Lain kali kita harus kesana, pemandangannya menakjubkan."
Seongwoo menyipit, "Kamu tega sih ninggalin aku."
"Kamu kan sibuk ngurus penerimaan mahasiswa baru. Dan hei, kenapa wajahmu cemberut? Apakah aku tertinggal banyak hal?"
"Hyun, kamu kenal Daniel?"
"Hah? Siapa tuh?"
"Itu loh adik kelas sewaktu sekolah. Yang tiba-tiba ngilang."
"Oh."
"Dia bilang suka sama aku."
Minhyun syok, Seongwoo bercerita tanpa kata pembuka. Seongwoo melupakan cerita soal Daniel yang kerap kali mengunjungi kantin, mengajak makan bersama, ataupun bepergian bersama juga perihal Seongwoo menginap di apartemen Daniel.
"Apaan, gak lucu. Jangan bercanda Woo. Kamu mau buat aku jantungan nih?" Minhyun melebarkan matanya, ia masih berpikir hal itu tidak masuk akal.
"Ceritanya panjang." Seongwoo menyesap es jeruk yang tidak manis lagi, mencoba bersiap bercerita pada Minhyun.
"Cerita. Aku pesenin es jeruk lagi ya."
"Dibayarin kan? Jjampong nya juga dong."
-
Satu jam lebih lima belas menit Seongwoo bercerita secara rinci. 1 mangkuk Jjampong dan 2 gelas es jeruk juga sudah ludes. Minhyun hanya mengangguk paham.
"Oh gitu ceritanya. Jadi cinta terpendam selama 3 tahun dong woo?"
"Tauk ah, katanya cuma suka. Tapi ini udah ngilang 2 hari. Apaan! Huh.."
"Hm, jadi kamu kecarian gitu?" tanya Minhyun dengan tatapan menggoda.
Seongwoo merajuk, memanyunkan bibirnya. Mau mengelak tapi tidak menemukan alasan yang sesuai untuk membantah.
"Jadi nyun, menurut kamu gimana?"
"Aku tahu sih kalau dia ada rasa sama kamu dulu. Kupikir dulu cuma cinta monyet. Ternyata sampai sekarang."
"Lha kok aku gak tahu?"
"Woo kamu katanya juara umum dulu kok gitu aja gak nangkep sih."
Seongwoo gemas lalu memukul lengan Minhyun. Heran dia sepulang dari Bali kenapa mulut Minhyun mendadak pedes? Huft..
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONHOLD] Oath📍OngNiel
FanfictionDaniel? Tembam, Culun, Udik, Kutubuku Seongwoo? Populer, Tampan bawaan lahir, Gaul, Pintar tanpa harus menjadi kutu buku Daniel ketemu Seongwoo? Seperti pungguk merindukan rembulan Seongwoo ketemu Daniel? Lucu, gemesin banget sih pipinya..