Seminggu lamanya mereka resmi berkencan. Iya, pasangan Kang Daniel-Ong Seongwoo. Namun sayang, waktu kebersamaan mereka malah semakin berkurang. Dikarenakan Seongwoo memiliki segudang aktivitas kampus, apalagi jurusan mereka akan mengadakan Perjalanan ke Jeju.
Daniel selalu mencari celah, mencari cara bagaimana ia bisa menemui Seongwoo paling tidak setiap hari. Jadilah Daniel membiasakan diri bangun pagi untuk bergegas menemui Seongwoo yang masih terlelap.
Daniel memiliki jadwal kuliah pukul 8 pagi. Sedangkan Seongwoo biasanya siang atau sore. Daniel selalu ingin membolos untuk satu atau dua hari, tapi Seongwoo mengancam tidak memperbolehkan Daniel mampir lagi kalau pemuda itu bolos kuliah.
Tapi Seongwoo akhirnya memberikan 1 kunci duplikat kamarnya. Karena terkadang ia malas untuk bergerak bangun membuka pintu. Biarlah Daniel masuk lalu berlaku sesuka hatinya.
Seongwoo yakin, Daniel tidak akan macam-macam.
Yakin. Yakin?
-
Sabtu pagi Daniel sudah tiba didepan tempat tinggal Seongwoo. Ia bersyukur tiap sabtu tidak ada jadwal kuliah yang membelenggu. Ia mengambil kunci yang sudah dipasangi gantungan boneka anjing laut kecil.
Dadanya berdegup, ia selalu berdebar tiap kali ingin menjumpai 'kekasihnya' itu.
Dengan semangat ia pun membuka kunci dan memutar knop pintu dengan hati-hati. Berharap tidak membangunkan Seongwoo.
Lalu dengan berjingkat ia mendekat kearah ranjang Seongwoo, duduk disampinya dan mulai dengan ritualnya. Memandangi wajah pulas kekasihnya itu.
Namun sayang, Seongwoo selalu terbangun setelah semenit Daniel datang ataupun memandanginya.
Pandangan Daniel terarah pada 1 buah tas punggung besar Seongwoo yang berada dipojok lemari. Iya, Seongwoo sudah bersiap, ia akan pergi ke Jeju malam ini. Tanpa Daniel. Itulah yang membuat perasaannya tidak enak.
Daniel mengalihkan pandangannya lagi, menatap nanar pada Seongwoo yang mulai menggeliat merasakan kehadiran Daniel.
"Hnnngh.." Seongwoo mengucek matanya. Ia juga menguap kecil.
"Jangan buka mata kak." Titah Daniel.
Spontan Seongwoo langsung membuka mata, "Eh, kenapa?"
"Aku mau memandangi wajah kakak. Sebelum kakak pergi." Ujarnya murung.
Hati Seongwoo mencelos, sedikit nyeri melihat ekspresi Daniel. Tapi akal sehatnya segera mengambil alih.
"Daniel, aku pergi cuma 2 hari kok. Senin udah balik." Jelas Seongwoo yang masih berbaring diranjangnya.
"Tapi hutan itu mengerikan kak. Tidak ada sinyal disana." Rutuk Daniel, benar saja saat mereka survey lokasi beberapa waktu lalu, mereka mendapati kenyataan didalam hutan tidak ada sinyal sama sekali. Di villa hanya ada telepon.
Seongwoo mengangguk paham, ia menggeser sedikit tubuhnya kesudut. Merentangkan kedua belah tangannya.
"Sini peluk sebentar, biar kamu gak kangen lagi."
Daniel mendongak, senyumnya merekah. Ia beranjak naik keranjang sempit Seongwoo. Menenggelamkan tubuh kurus Seongwoo didalam dekapannya. Daniel menghirup aroma alami Seongwoo, menyimpannya didalam ingatan kalau-kalau ia rindu.
Besok-besok ingatkan Seongwoo. Tidak ada kata sebentar dalam kamus Daniel, bila menyangkut tentang Seongwoo. Karena faktanya, Daniel enggan melepaskan pelukan Seongwoo selama hampir setengah jam.
_
Daniel mengekori Seongwoo kemanapun hari ini. Seolah ia tidak mau jauh secentipun dari pemuda bermarga Ong itu. Seongwoo hanya pasrah membiarkan, daripada Daniel mendadak mellow atau galau lagi, lagi pula Seongwoo juga ingin menghabiskan waktu dengan Daniel sebelum ia berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONHOLD] Oath📍OngNiel
FanfictionDaniel? Tembam, Culun, Udik, Kutubuku Seongwoo? Populer, Tampan bawaan lahir, Gaul, Pintar tanpa harus menjadi kutu buku Daniel ketemu Seongwoo? Seperti pungguk merindukan rembulan Seongwoo ketemu Daniel? Lucu, gemesin banget sih pipinya..