5

156 14 0
                                    

Jungkook: hey jenny! Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kau baik-baik saja disana? Aku baik baik saja disini,jadi jangan khawatir.

Jenny: mengapa kau baru memberi kabar sekarang? Apakah kau sudah mulai melupakanku?

Jungkook: aniya... aku tidak akan bisa melupakanmu. Aku hanya sibuk kuliah disini.

Jenny: apakah kau sudah memiliki perempuan lain sehingga kau melupakanku?

Jungkook: aniya.
Percayalah kepadaku chagiya. Tolong dengarkan penjelasanku dulu!

Jenny: haha! Tidak usah menjelaskan semuanya. Aku sudah mengerti. Naega jinjja pabo! Mengapa aku percaya dengan kata manis yang keluar dari mulut buayamu itu!

Jungkook as calling

Jungkook: angkat telponku kim jenny!

(Read)

Jenny pov*
disaat dia menelponku, entah mengapa aku merasa senang bercampur dengan sedih.

Mengapa aku senang?karna dia sudah mulai menelponku lagi setelah beberapa tahun lamanya. Mengapa aku sedih? Karna aku curiga bahwa jungkook sudah bersama dengan perempuan lain disaat ia berada sjauh dariku.

Apakah ada seorang perempuan yang hendak menunggu kekasihnya untuk memberinya kabar dan dia tidak tahu apakah kekasihnya itu masih tetap mencintainya atau sudah berpaling dengan yang lain? Haha. Kurasa tidak. Perempuan bisa juga capek ketika usahanya itu ngak dihargain. Dan ketika usahanya itu ngakk dihargain ia akan meninggalkan bahkan melupakannya seperti Apa yang dilakukan kepadanya.

Aku menenggelamkan kepalaku dalam bantal. Aku berusaha untuk melupakannya. Tak terasa air mataku keluar kembali tanpa adanya peringatan. Aku menangis tanpa suara. Mataku mulai sayu, dan tak terasa, mataku terpejam

gelap! Ya, itu yang ada dipikiranku saat ini.

...

Aku kesekolah dengan mata sayu, entah apa yang ada dipikiran ku sekarang. Beberapa kali aku hampir saja tertambrak karna memikirkan hal yang terjadi kemarin.

Ketika aku melewati gerbang. Aku mendengar seseorang memanggilku dari belakang. Suara yang tidak asing bagiku.

Tapi aku tak kuasa membalikkan badanku. Aku masih tetap memikirkan hal kemarin. Aku menunduk sambil berjalan.

...

"yaa! Jenny! Tunggu aku" panggil jimin kepada jenny.

Tetapi jenny tidak mendengarnya dan terus berjalan.

"Yaa! kim jenny!"

Lagi - lagi jenny berjalan tanpa menghiraukan perkataan jimin. Ya. Dia sekarang sedang memikirkan hal kemarin.

Atau lebih tepatnya MELAMUN.

"Kim jenny! Ada apa denganmu?!" Kata jimin sambil memegang siku jenny.

Tentu saja jenny kaget dan langsung menatap jimin.

"Hei. Matamu bengkak! Apakah kau sudah menangis?" Tanyanya kebingungan.

"Ahh.. aniya! Bukan apa-apa"

"Apakah karena aku mengajakmu nonton film horor kemarin sampai-sampai kau menangis membayangkan hantu itu?" Tanyanya dengan polos.

"Tidak. Bukan itu"

"Jadi. Apa yang kau pikirkan?? Aku tadi memanggilmu beberapa kali tetapi kau tidak melihatku dan tetap berjalan"

"Ahh.. maafkan aku"

"Apakah kau tidak apa-apa?jika ada yang menggangu pikiranmu beritahu saja kepadaku"

"Ahh... bukan apa-apa"

"Apakah kau yakin?"

"Ya. Aku yakin"

"Baiklah. Ayo kita kekelas bersama." Kata jimin sambil memegang tangan jenny lembut.

...

Jimin pov*
Aku melihat jenny yang terus melamun pada saat belajar.

Kulihat matanya bengkak. Mungkin dia menangis kemarin malam setelah aku menelpon.

Apakah ini semua kesalahanku karna mengajaknya nonton film horor? Mengapa aku terus memperhatikannya? Kuakui, aku sudah mulai menyukainya.

Entah darimana perasaan ini muncul.

Mungkin dari rasa kenyamanan ketika aku bersama dengannya. Perasaan mudah muncul dari rasa kenyamanan.

Ya, itulah perasaanku kepada jenny saat ini. Aku terus memperhatikannya. Ya, dia sedang sedih,entah apa yang dipikirnya.

Aku merasa sesak ketika ia sedih. Aku tidak ingin melihat satu tetes pun air mata yang jatuh ke pipinya.

Aku akan menjaganya dan membuatnya bahagia supaya ia tersenyum dan kembali ceria lagi.

Aku bahagia melihatnya bahagia. Seperti seseorang yang diberikan hadiah oleh orang tuanya ataupun dari orang istimewa.

...

Tak terasa. Kepalaku kembali pusing, tubuhku mulai panas, apakah sekarang aku belum sembuh?

...

jimin pulang kerumah dengan berjalan tergontai-gontai.

"Bii" teriak jimin ketika sampai dirumahnya.

" iya. Ada apa den?" Kata seseorang yang mulai tua yang ternyata adalah pembantu dirumah jimin.

"Dimana ibu dan ayah? Kurasa penyakitku kambuh lagi"

"Den istirahat saja dikamar. Nanti saya beritahukan kepada nyonya." katanya khawatir

"Baiklah bii.. aku istirahat dulu. Tolong bawakan obatku nnti kedalam kamarku ya bii?"

"Iya den. Nanti saya bawakan"

Jimin langsung pergi menuju kamarnya. Ia menaiki tangga rumah nya satu per satu dengan hati - hati. Kepala jimin sangat pusing sehingga ia tidak terlalu memerhatikan jalan. Ya. Penyakitnya kambuh lagi. Seketika ia melihat kebawah. Dan..

BRUKH!

note:
Aniya: tidak
Chagiya: sayang
Naega : aku
Jinjja: benar benar
Pabo: bodoh
Mianhe: maaf
Yaa: hei

guys.. maaf jika ceritanya ngak nyambung sama deskripsi ceritanya. Maaf banget. Karna disini aku ceritain dulu gimana kisah jenny sebelum dia ketemu sama biasnya. Jadi, mungkin aku ceritain nanti di episode berikutnya. Selamat membaca♥ tetap ikuti ceritanya ya guys.

Jangan lupa vote and comment♥

Love Is Not Over (Jenny X KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang