Seorang gadis dengan rambut sebahu itu berjalan menuju area sekolahan yang masih tampak sepi meskipun matahari sudah terik. Berjalan terus hingga sampai di depan pintu gerbang sekolah yang sudah terbuka. Ia berbalik, menatap ke belakang, tersenyum pada Mamanya yang sedari tadi memperhatikannya. Kemudian ia melambaikan tangan. Wanita cantik itu membalas kemudian melajukan mobilnya.
Sesaat, langkahnya terhenti karena suatu film di otaknya mulai berputar. Elena memejamkan matanya dan memegang erat tas ransel yang tertempel di punggungnya.
Sebuah mobil yang amat ia kenali melaju dengan kecepatan sedang. Dari arah yang berlawanan, sebuah mobil box melaju kencang hingga...
Tin.. Tin.. Tin..!!!!
Suara klakson tak sabaran sepeda motor dari belakang membangunkan lamunan Elena.
"Woy!! Mau cari mati lo?! Minggir!" teriak seorang cowok dengan suara tinggi.
Elena berbalik, menatap cowok yang juga sedang menatapnya tajam. Sorot matanya begitu membunuh, membuat siapa saja yang melihatnya takut. Di depannya, Elena dapat melihat 3 orang cowok dengan gaya urakkan. Sama-sama menaiki motor sport dan yang membuat Elena terpanah adalah cowok yang ada di posisi tengah. Cowok itu terlihat berkharisma, tampan, cool dibanding kedua teman yang ada di sampingnya. Mata elang, bibir merah dan alis tebal, membuat para siswi mampu bertekuk lutut padanya.
"Heh! Malah bengong! Minggir!" bentaknya lagi membuat Elena langsung mengerjap.
Elena berjalan ke samping, memberi akses kepada para cowok itu. Mereka memasuki area parkiran sekolah dengan brutal.
'Hidup gue nggak akan tenang setelah ini.' Elena membatin.
"Sabar ya, Na. Dia emang kasar." kata Sesil tiba-tiba. Elena langsung menoleh kepada sahabatnya itu dan mengangguk seraya tersenyum.
"Kelas yuk?" ajak Sesil. Elena mengangguk sekali lagi.
Mereka, Elena dan Sesil berjalan menuju kelasnya. Sesekali mereka bercerita holiday hari minggu kemarin.
"Gimana, Na? Seru ga main game yang gue kasih kemarin?" tanya Sesil.
"Seru kok, gue aja sampe nggak inget waktu mainnya." kata Elena sambil terkekeh. Membuat Sesil tertawa.
"Eh, btw lo tadi kenapa sampai kena semprot dia?" tanya Sesil menunjuk cowok berjaket hitam dengan melirikkan matanya.
Elena mengikuti arah tunjuk mata Sesil, yang ternyata menunjuk cowok di ujung koridor. "Gue tadi ngelamun." jawabnya.
Sesil menepuk jidatnya keras. "Lo mau cari mati ngelamun di jalan?"
Elena hanya menggedikkan bahunya acuh lalu melanjutkan berjalan menuju kelasnya. Elena kembali melamun dalam jalannya.
"Oi, Bro! Tuh cewek yang ada di tengah jalan tadi kan? Yang motong jalan kita? Kerjain aja, Gav." kata salah satu cowok.
Elena tersadar, ia mengerjap dan menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sil, kita lewat belakang aja." ajak Elena tiba-tiba.
"Lah, kenapa? Udah jauh-jauh jalan juga." protes Sesil.
Elena masa bodoh, ia langsung menarik tangan Sesil dan membawa sahabatnya itu melewati belakang koridor untuk menuju kelasnya. Pikirannya mengatakan, jika ia melewati ketiga cowok itu, mereka berdua akan terkena masalah, terutama Elena. Jadi lebih baik mereka menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Girl [Slow Update]
FantasyGenre: Fantasi, Teenfiction, Humor Strange Girl >< Cewek Aneh Si cewek abnormal dari keluarga berada. Cewek yang mimpinya suka nyata, cewek yang ngelamunnya suka lama kayak patung, dan cewek yang kelebihannya tidak boleh diragukan! Elena, Cewek yan...